Paket SOP Toko Retail Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Toko Retail Modern.

Key Performance Indicator (KPI)

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : Key Performance Indicator (KPI).

Konsultan SOP Perusahaan

Master SOP adalah Konsultan SOP dan Sistem Bisnis untuk bisnis yang Autopilot.

Paket SOP Garmen / Konveksi

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Garmen / Konveksi.

Paket SOP Resto Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Resto Modern.

Monday, 25 July 2011

Renungan Orang Pilihan


Saudaraku…Berhentilah sejenak. Duduklah. Hirup kuat-kuat udara, lalu hembuskan kembali dengan perlahan. Sesungguhnya kita butuh beristirahat. Butuh melonjorkan kaki sejenak. Butuh air dingin walau seteguk. Dan butuh berhenti untuk mendapatkan kekuatan kembali.

Saudaraku…
Tahulah betapa pegalnya kaki-kaki kalian menapaki jalanan ibukota dalam aksi-aksi yang digelar. Tahulah betapa sesaknya nafas kalian menyuarakan kebenaran di hadapan kezhaliman penguasa. Tahulah betapa sengat mentari telah membuat kulit kalian kian legam. Dan tak terkata deras peluh yang mengucur. Tak terkira berapa rupiah telah terpakai. Tak terhitung waktu yang berjalan melewati rapat-rapat yang melelahkan. Pengorbanan antum, Yaa ikhwah fillah…, cukuplah Allah yang akan membalasnya.

Saudaraku…
Dalam peristirahatan ini, mari sama-sama kita renungkan, siapa sebenarnya diri kita. Apa hakikat kita wahai ikhwah? Siapa kita hingga menyangka kitalah yang terbaik dia antara semua? Siapa kita hingga sesumbar bahwa kita-lah yang lebih tahu daripada yang lainnya?


Saudaraku…
Banyak-banyaklah beristighfar. Kita boleh bangga karena Allah telah memasukkan kita ke dalam barisan ini. Kita harus bersyukur bahwa tak semua orang bisa terpilih. Ya, kita adalah manusia-manusia pilihan. Yang tak sembarang menerima pembelajaran. Yang tak asal-asalan diikutsertakan. Kita boleh bangga, Ikhwah. Sebab kita-lah orang-orang pilihan…


Saudaraku…
Tundukkan dalam-dalam wajah dan hatimu di hadapan-Nya. Hakikat orang-orang pilihan bukanlah berarti kita bisa menyombongkan diri. Predikat orang-orang pilihan tidaklah bermakna kita bisa memandang rendah semuanya. Orang-orang pilihan bukanlah yang petantang-petenteng menganggap yang lainnya tak bisa apa-apa.

Tapi orang-orang pilihan, wahai Saudaraku…, adalah yang mampu menerima amanah sebesar dan seberat apapun. Orang-orang pilihan adalah yang selalu merendah hati, ibarat bulir padi yang semakin merunduk kala ia matang. Orang-orang pilihan adalah yang selalu berusaha meluruskan kesalahan, pun tak marah kala ia diingatkan. Orang-orang pilihan adalah yang dapat dipercaya, yang kuat dan tegar menghadapi rintangan, dan selalu berfikir positif bahwa semua ini bukanlah beban. Orang-orang pilihan adalah yang sanggup membuktikan bahwa dirinya memang benar-benar orang yang dipilih dengan tidak sembarangan.


Saudaraku…
Adakah kita benar-benar merupakan orang-orang pilihan? Orang-orang yang dapat dipercaya mengemban amanah, yang bumi serta gunung-gunung enggan untuk menerimanya?

Atau jangan-jangan kita telah tertipu oleh panggilan itu? Jangan-jangan tanpa sadar kita terjebak label dan telah merasa cukup hebat dengan itu semua? Jangan-jangan kita menyangka telah berbuat baik, sementara tak setitikpun perbuatan kita bernilai di sisi Allah?
“Katakanlah, ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al Kahfi : 103-104). Na’udzubillaahi min dzaalik.


Saudaraku…,
Predikat itu tidaklah boleh membuat kita kemudian merasa aman dari azab Allah. Sapaan itu tidaklah mengesahkan bahwa kita boleh bersantai-santai. Label orang-orang pilihan bukanlah legitimasi bahwa kita sah-sah saja berbuat seenaknya, berlaku sombong dan merendahkan yang lainnya.

Padahal saudaraku…, siapa tahu di luar sana ternyata jauh lebih banyak orang yang layak mendapat predikat itu? Siapa mengira bahwa mungkin saja label ini dapat menjadi fitnah dan bumerang bagi diri kita di kemudian hari?

Maka saudaraku…,
Teruslah merenungi hakikat orang-orang pilihan itu. Janganlah berhenti memuhasabahi diri sebelum semuanya terlambat. Dan senantiasalah dekatkan jiwamu pada Penguasa yang menggenggamnya. Orang-orang pilihan harus bisa membuktikan bahwa ia memang layak mendapat predikat itu. Orang-orang pilihan harus mampu menunjukkan keoptimalan usahanya. Orang-orang pilihan tidaklah boleh men-judge yang lain seenaknya, menganggap rendah, bahkan merasa dirinya yang paling baik. Orang-orang pilihan bukanlah barisan penggembira yang tak mau bertanggung jawab terhadap apa yang tlah ia perbuat. Bukan yang keasyikan bercanda, lepas tertawa-tawa, dan menganggap enteng apa yang sudah ditaklifkan kepadanya. Bukan… Bukan seperti itu tipe orang-orang pilihan, Saudaraku…

Orang-orang pilihan adalah yang tak pernah mengeluhkan jauhnya perjalanan. Orang-orang pilihan adalah yang tak cepat putus asa ketika menghadapi rintangan dan ancaman. Orang-orang pilihan adalah yang tegar ketika cobaan-Nya diturunkan. Orang-orang pilihan adalah yang selalu mengkritisi kezhaliman dan kesalahan, tapi sekaligus juga tak pernah keberatan ketika mendapat teguran dan kritikan.


Saudaraku…,
Renungkanlah. Adakah kita benar-benar layak menjadi orang-orang pilihan itu? Mari, jawab saja dengan pembuktian.


“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah:54)


Bukan dakwah yang membutuhkan kita, tapi kitalah yang membutuhkan dakwah.

"BERGERAK ATAU TERGANTIKAN!!"

Sumber: riefighter
.::.

Thursday, 7 July 2011

Motivasi: "Jejak Kaki di Karpet"

Sebuah kisah nyata... Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan dan kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih dan teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum dan berkata

kepada sang ibu : "Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya. "Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa

kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu.Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu dan kotoran disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu". Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.

"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder dan John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) . Teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita, sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang : Saya BERSYUKUR;

1.Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya IA BERSAMAKU bukan dengan orang lain.
2.Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya IA berada DI RUMAH dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3.Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka DI RUMAH dan tidak jadi anak jalanan.
4.Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya SAYA BEKERJA dan DIGAJI TINGGI.
5.Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi BANYAK TEMAN.
6.Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya CUKUP MAKAN.
7.Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih MAMPU bekerja keras.
8.Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada KEBEBASAN BERPENDAPAT.
9.Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih HIDUP.
10.Untuk setiap permasalahan hidup yang saya hadapi, karena itu artinya Tuhan sedang membentuk dan menempa saya untuk menjadi lebih baik lagi.

.::.(Sumber: Note Lutfi S. Fauza)

Terimakasih telah membaca, silahkan di share jika cerita ini bermanfaat.
Salam Motivasi!
.::.