Paket SOP Toko Retail Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Toko Retail Modern.

Key Performance Indicator (KPI)

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : Key Performance Indicator (KPI).

Konsultan SOP Perusahaan

Master SOP adalah Konsultan SOP dan Sistem Bisnis untuk bisnis yang Autopilot.

Paket SOP Garmen / Konveksi

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Garmen / Konveksi.

Paket SOP Resto Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Resto Modern.

Sunday 30 May 2010

Sahabat, Masihkah Anda mengatakan Anda kurang beruntung?

Cerita, “Andaikan di Bumi hanya 100 orang”

Sahabat, jika populasi bumi berkurang hingga menjadi sebuah desa dengan hanya 100 orang penduduk, seperti apakah profil desa kecil yang beragam ini, jika seluruh perhitungan rasio kependudukan dianggap masih berlaku? Philip M.Hartner, MD dari Fakultas Kedokteran Stanford University Amerika Serikat, mencoba menemukan jawaban atas pertanyaan ini. Berdasarkan analisanya, desa kecil bumi akan terdiri dari:

Jika populasi bumi hanya 100 orang maka manusia terdiri dari 57 orang Asia, 21 orang Eropa, 14 orang berasal dari belahan bumi sebelah barat dan 8 orang Afrika.

Berdasarkan jenis kelamin 52 perempuan dan 48 laki-laki. Kulit putih 20 orang dan 80 bukan kulit putih. Sebanyak 89 heteroseksual dan 11 homoseksual.

Hanya 6 orang memiliki 59% dari seluruh kekayaan bumi, dan keenam orang tersebut seluruhnya berasal dari Amerika Serikat. 80 orang tinggal di rumah-rumah yang tidak menenuhi standard 70 orang tidak dapat membaca 50 orang menderita kekurangan gizi.

Dan 1 orang hampir meninggal, 1 orang sedang hamil, 1 orang memiliki latar belakang perguruan tinggi, serta 1 orang memiliki komputer.

Marilah kita merenungkan analisa Hartner dan mulai dari hal-hal sebagai berikut :

• Jika anda tinggal di rumah yang baik, memiliki banyak makanan dan dapat membaca, anda adalah bagian dari kelompok terpilih.
• Jika anda memiliki rumah yang baik, makanan, dapat membaca dan memiliki komputer, anda bagian dari kelompok elit.
• Jika anda bangun pagi ini dan merasa sehat, anda lebih beruntung dari jutaan orang yang mungkin tidak akan dapat bertahan hidup minggu ini.
• Jika anda tidak pernah merasakan bahaya perang, kesepian karena dipenjara, kesakitan karena penyiksaan, atau kelaparan, anda berada selangkah lebih maju dibandingkan 500 juta orang di dunia.
• Jika anda dapat menghadiri pertemuan politik atau keagamaan tanpa merasa takut akan dilecehkan, ditangkap, disiksa, atau mati, anda beruntung, karena lebih dari 3 milyar orang di dunia tidak dapat melakukannya.
• Jika anda memiliki makanan di lemari pendingin, baju-baju di lemari pakaian, dan memiliki atap yang menaungi tempat anda beristirahat, anda lebih kaya dari 75% penduduk di dunia ini.
• Jika anda memiliki uang di bank, di dompet, dan mampu membelanjakan sebagian uang untuk menikmati hidangan di restoran, anda merupakan anggota dari 8% kelompok orang-orang kaya di dunia.
• Jika orang tua anda masih hidup dan menikmat bahagianya kehidupan pernikahan mereka, maka anda termasuk salah satu dari kelompok orang yang dikategorikan langka, terutama di Amerika Serikat.
• Jika anda mampu menegakkan kepala dengan senyuman dibibir dan merasa benar- benar bahagia, anda memiliki keistimewaan tersendiri, karena sebagian besar orang tidak memperoleh kenikmatan tersebut.
.:(Hareem Musasi):.
.::.

Sahabat, Masihkah Anda mengatakan Anda kurang beruntung?

Semoga kita bisa menikmati hari yang indah ini. Hitunglah karunia keberuntungan kita, dan sampaikan hal ini kepada orang lain untuk mengingatkan bahwa sebenarnya, kita adalah orang-orang yang sangat beruntung.

Maka tak ada kata lain kecuali Bersyukurlah kepada Tuhan, atas segala Karunia-Nya….

Dan jangan lupa, “PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU”

Terimakasih telah membaca, salam hangat dari sahabatmu ini… Salam Motivasi…!

.::.
Sumber: Cerita motivasi.


Ketika Masalah Menimpa

Ketika masalah menimpa...

Sekarang, coba Anda jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Mungkinkah guru memberikan ujian kepada anak didiknya tanpa menyiapkan jawabannya?
2. Mungkinkah guru memberikan ujian tanpa mempersiapkan anak didiknya?
3. Mungkinkah guru memberikan ujian anak SMA kepada anak SD?
4. Mungkinkah guru tidak meluluskan anak didiknya yang mampu menjawab ujian?

Nah, guru saja begitu, apalagi Allah?
1. Mana mungkin Allah memberikan masalah kepada Anda tanpa menyiapkan solusinya!
2. Mana mungkin Allah memberikan masalah tanpa mempersiapkan Anda terlebih dahulu!
3. Mana mungkin Allah memberikan masalah yang Anda tidak mampu mengatasinya!
4. Mana mungkin Allah tidak mengangkat derajat Anda ketika Anda mampu mengatasinya!

So, tetaplah optimis! Right?

.:Ippho Santosa
.:Penulis Mega-Bestseller, Penerima MURI Award, Pembicara di Indonesia & Singapura, Pemilik TK Khalifah

Friday 14 May 2010

Melirik Investasi Syariah: Emas Sebagai Pilihan Masa Kini

"Besok sepatu ketnya harus ganti, karena sekarang Anda bukan mahasiswa lagi," kata seorang pejabat Bank Muamalat Indonesia (BMI) kepada seorang karyawan baru. "Juga jenggotnya dipotong," kata pejabat itu lagi. Memang jenggot pemuda itu panjang terurai, sebuah tampilan yang bertentangan dengan dunia perbankan yang necis dan kelimis. "Enggaklah. Lebih baik tidak bekerja di sini daripada suruh potong," kata pemuda itu menolak.

Syukurlah, pejabat itu bisa memahami. Andaikan tidak, mungkin dia akan menyesal, sebab pemuda itu ternyata sangat berpotensi. Terbukti, kelak, bukan saja pemuda itu menjadi orang penting di BMI —jabatan terakhirnya Wakil Presiden Direktur— tapi juga punya peran besar dalam membangkitkan dan mengembangkan perbankan syariah di Indonesia.

Pemuda tersebut adalah Ir. H. Adiwarman Adiwarman A. Karim, SE, MBA, MAEP. President Director KARIM Business Consulting yang tangal 9 Mei kemarin hadir di Denpasar, Bali sebagai narasumber dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh SELF (SHARIA ECONOMIC LEARNING FORUM) KSEI ICON Universitas Udayana, Di Aula Bank Indonesia, Bali.

Beliau didampingi oleh Alim Mahdi, sebagai moderator membincang tentang MELIRIK INVESTASI SYARIAH: EMAS SEBAGAI PILIHAN MASA KINI: Emas Sebagai Pilihan Masa kini.
Di depan para peserta yang berjumlah sekitar 200 orang tersebut, Bang Adi (nama panggilannya) menjelaskan tentang Gadai Emas dari beberapa aspek yaitu: Aspek Syariah, Aspek Bisnis, Aspek Akuntansi.



Jenis Investasi Emas


Pilihan dalam investasi Emas bisa berupa Koin Dinar, Emas Lantakan Atau Emas Perhiasan. Nah! pertanyaannya manakah dari investasi ini yang lebih menguntungkan?

Ketiga-tiganya tentu memiliki kesamaan karena bahannya memang sama. Kesamaan tersebut terletak pada keunggulan investasi tiga bentuk emas ini yaitu semuanya memiliki nilai nyata (tangible), senilai benda fisiknya (intrinsic) dan nilai yang melekat/bawaan pada benda itu (innate). Ketiga keunggulan nilai ini tidak dimiliki oleh investasi bentuk lain seperti saham, surat berharga dan uang kertas.

Default value (nilai asal) dari investasi emas tinggi – kalau tidak ada campur tangan berbagai pihak dengan kepentingannya sendiri-sendiri otomatis nilai emas akan kembali ke nilai yang sesungguhnya – yang memang tinggi.

Sebaliknya default value (nilai) uang kertas, saham, surat berharga mendekati nol, karena kalau ada kegagalan dari pihak yang mengeluarkannya untuk menunaikan kewajibannya – uang kertas, saham dan surat berharga menjadi hanya senilai kayu bakar

Nah sekarang sama-sama investasi emas, mana yang kita pilih?

DINAR?:

Kelebihan Dinar:
1. Memiliki sifat unit account; mudah dijumlahkan dan dibagi. Kalau kita punya 100 Dinar – hari ini mau kita pakai 5 Dinar maka tinggal dilepas yang 5 Dinar dan di simpan yang 95 Dinar.
2. Sangat liquid untuk diperjual belikan karena kemudahan dibagi dan dijumlahkan di atas.
3. Memiliki nilai da’wah tinggi karena sosialisasi Dinar akan mendorong sosialisasi syariat Islam itu sendiri. Nishab Zakat misalnya ditentukan dengan Dinar atau Dirham - umat akan sulit menghitung zakat dengan benar apabila tidak mengetahui Dinar dan Dirham ini.
4. Nilai Jual kembali tinggi, mengikuti perkembangan harga emas internasional; hanya dengan dikurangkan biaya administrasi dan penjualan sekitar 4% dari harga pasar. Jadi kalau sepanjang tahun lalu Dinar mengalami kenaikan 31 %, maka setelah dipotong biaya 4% tersebut hasil investasi kita masih sekitar 27%.
5. Mudah diperjual belikan sesama pengguna karena tidak ada kendala model dan ukuran.

Kelemahan Dinar:
1. Di Indonesia masih dianggap perhiasan, penjual terkena PPN 10% (Sesuai KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/KMK.03/2002 bisa diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas maka yang harus dibayar ‘toko emas’ penjual Dinar adalah 2%).
2. Ongkos cetak masih relatif tinggi yaitu berkisar antara 3% – 5 % dari nilai barang tergantung dari jumlah pesanan.

EMAS LANTAKAN?

Kelebihan Emas Lantakan:

1. Tidak terkena PPN.
2. Apabila yang kita beli dalam unit 1 kiloan – tidak terkena biaya cetak.
3. Nilai jual kembali tinggi.

Kelemahan Emas Lantakan:
1. Tidak fleksibel; kalau kita simpan emas 1 kg, kemudian kita butuhkan 10 gram emas untuk keperluan tunai – tidak mudah untuk dipotong. Artinya harus dijual dahulu yang
1 kg, digunakan sebagian tunai – sebagian dibelikan lagi dalam unit yang lebih kecil – maka akan ada kehilangan biaya penjualan/adiminstrasi yang beberapa kali.
2. Kalau yang kita simpan unit kecil seperti unit 1 gram, 5 gram, 10 gram – maka biaya cetaknya akan cukup tinggi.
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena adanya kendala ukuran. Pengguna yang butuh 100 gram, dia tidak akan tertarik membeli dari pengguna lain yang mempunyai kumpulan 10 gram-an. Pengguna yang akan menjual 100 gram tidak bisa menjual ke dua orang yang masing-masing butuh 50 gram dst.

EMAS PERHIASAN?


Kelebihan Emas Perhiasan:
1. Selain untuk investasi, dapat digunakan untuk keperluan lain – dipakai sebagai perhiasan.

Kelemahan Emas Perhiasan:
1. Biaya produksi tinggi.
2. Terkena PPN.
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena kendala model dan ukuran.

Dari perbandingan-perbandingan tersebut, kita bisa memilih sendiri bentuk investasi emas yang mana yang paling tepat untuk kita.


Fenomena Perbankan Syariah


Sekarang ini perkembangan bank syariah cukup pesat, jika dulu hanya ada Bank Muamalat Indonesia (BMI) kemudian disusul dengan Bank Syariah Mandiri (BSM), sekarang bank-bank konvensional ramai-ramai membuka divisi syariah dan para pakar memperkirakan terus akan terjadi lonjakan yang besar. Tidak hanya perbankan tetapi juga dalam bidang ansuransi.

Apakah yang melatarbelakangi fenomena perbankan syariah ini?
Pertama. dari segi demand atau masyarakat. Ada dua yang menonjol, yakni tumbuhnya semangat berislam dari kalangan yang berekonomi mapan. Karena terpengaruh oleh anak-anaknya, mereka ingin mencoba gaya hidup lain, termasuk dalam berekonomi, yaitu ingin hidup lebih bersyariat. Kedua, banyaknya aktivis Islam kampus tahun 80-an yang sekarang sudah mencapai kedudukan manajer atau kepala bagian. Ketika masih mahasiswa mereka melakukan kajian-kajian ke-Islaman, termasuk mengkaji ekonomi Islam. Nah, sekarang mereka menginginkan produk-produk syariat yang mereka kaji dulu.

Kedua, faktor supply. Sekarang ini ada delapan bank syariat: dua bank secara penuh syariah dan enamnya lagi membuka cabang syariah. Menurut survey kami bersama Bank Indonesia masih ada 21 bank lagi yang akan buka divisi syariah, empat di antaranya bank asing. Mengapa mereka menggebu-gebu membuka cabang syariah?

Selain tren demand, juga bank syariah membuka kemungkinan untuk menawarkan produk yang lebih beragam. Karena bank syariah boleh melakukan sesuatu yang tidak boleh dilakukan bank konvensional. Misalnya, leasing, factoring, dan ventura, pembiayaan kartu kredit. Tetapi memang kalau dibilang bank-bank itu niatnya untuk membangkitkan ekonomi syariah, saya juga tidak begitu percaya.

Ketiga, ini fenomena di seluruh dunia, tampaknya makin lama ummat Islam makin cerdas dalam memilih lapangan jihad. Artinya begini, sekarang banyak ummat Islam Indonesia menyadari bahwa memperjuangkan tujuh kata (Piagam Jakarta) sekian puluh tahun ternyata tidak banyak membawa kemajuan. Tetapi kalau kita pakai cara lain, misalnya melalui ekonomi, dengan cara mengintegrasikan syariah ke dalam undang-undang perbankan, pada undang-undang asuransi, atau zakat dalam perpajakan ternyata justru lebih banyak hasilnya. Paling tidak, sedikitnya kita memberikan kontribusi pada hukum positif yang ada di Indonesia berupa pemikiran-pemikiran syariah.


Halal Haram Ekonomi Syariah
Perkembangan ekonomi syariah tersebut harus dibarengi dengan kesiapan SDM Syariah yang handal. Jika berbicara tentang strategi, strateginya sekarang ini bukan lagi memainkan emosi ummat yaitu ini halal dan ini haram. Bukan begitu. Strateginya begini: Halal sudah menjadi jaminan, ditambah memberikan keuntungan yang sama, bahkan lebih baik ketimbang bank konvensional. Seperti jika buka supermarket syariah, pegawainya berjilbab, berjenggot dan berpeci. Tapi pelayanannya memble, ya orang tidak mau datang.

Masa sekarang bukan lagi mengeksploitir fiqh sebagai alat bersaing. Soal halal dan haram itu tidak usah ditanya lagi. Kalau kita melakukan sesuatu sudah pasti halalnya (inhern).

Jadi yang kita lihat aspek bisnisnya. Kalau tidak begitu nanti syariah dipakai berlindung. Misalnya tukang jahit pakaian, berjanji pada tanggal tertentu selesai. Tapi kenyataannya tidak selesai, alasannya malamnya shalat tahajut. Nah, itu tidak benar. Konsumen tidak mau tahu alasan shalat tahajud atau tidur, pokoknya selesai.

Acara seminar ini diseponsori oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Denpasar, Dompet Sosial Madani (DSM Bali), dan sponsor yang lainnya.

*Tulisan sendiri dan dari beberapa sumber/Foto: KSEI Icon Udayana.
.::.

Tuesday 11 May 2010

Hasrat Mengubah Diri

Ketika aku masih muda serta bebas berfikir dengan khayalan, aku bermimpi untuk mengubah dunia.

Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah.

Maka cita-cita itupun agak kupersempit, dan kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku.

Namun tampaknya itupun tiada hasilnya.

Ketika usia senja mulai menjelang, lewat upaya terakhir yang penuh keputus asaan,
kuputuskan untuk mengubah hanya keluargaku, yaitu orang-orang yang paling dekat denganku.

Namun alangkah terkejutnya aku, ternyata mereka pun tak kunjung berubah!!!

Dan kini,
Sementara berbaring di tempat tidur, menjelang kematianku, baru kusadari:

“Andaikan yang pertama-tama kuubah dulu adalah diriku sendiri,

Maka lewat memberi contoh sebagai seorang panutan, mungkin keluargaku bisa kuubah, dan berkat inspirasi dan dorongan mereka, kemudian aku menjadi mampu memperbaiki negeriku, dan siapa tahu, bahkan aku juga bisa mengubah dunia!”

(Ir. Permadi Alibasyah)