Paket SOP Toko Retail Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Toko Retail Modern.

Key Performance Indicator (KPI)

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : Key Performance Indicator (KPI).

Konsultan SOP Perusahaan

Master SOP adalah Konsultan SOP dan Sistem Bisnis untuk bisnis yang Autopilot.

Paket SOP Garmen / Konveksi

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Garmen / Konveksi.

Paket SOP Resto Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Resto Modern.

Friday 31 October 2008

Gerakan Zakat Untuk Indonesia - Kaltim

Hasil dari Lokakarya Gerakan Zakat Untuk Indonesia (GZUI) di Balikpapan - Kaltim telah menghasilkan Action Plan yang berisi program-program prioritas yang akan dilaksanakan untuk periode 2008 - 2009.

Action Plan yang telah ditandatangani bersama oleh anggota Presidium Gerakan Zakat Zakat Indonesia itu berasi tentang Agenda kegiatan yang dibagi dalam dua tahap yaitu untuk program sampai akhir 2008 dan program tahun 2009.

ACTION PLAN
Gerakan Zakat untuk Indonesia 2008 - 2009

1. Optimalisasi Media Komunikasi untuk mengangkat isu Gerakan Zakat melalui Lembaga.

2. Peningkatan kapasitas, kapabilitas dan peran Presidium Gerakan Zakat untuk Indonesia dalam lingkup daerah maupun nasional.


PROGRAM TAHUN 2009:
1. Survey Zakat Nasional, aspek potensi, peran zakat dilihat dari sisi muzakki, peran strategis untuk mustahik dan gerakan nilai perubahan masyarakat.

2. Konferensi Zakat untuk Indonesia sebagai sarana sosialisasi atas survey zakat nasional.

Action Plan ini di tetapkan di BALIKPAPAN, KALTIM
Pada 31 Oktober 2008 / 02 Dzulqa’dah 1429 H
GERAKAN ZAKAT untuk INDONESIA


Anggota Presidium:
Dompet Dhuafa Republika (YULI PUJIHARDI), Dompet Dhuafa Republika (HERMAN BUDIANTO), DD Bandung (LUTHFI AFANDI), DD Jogja (ARIF F. SOLIKIN), DD Harian Aceh (M. MULYANA), DD Singgalang (FIRMANSYAH I), DD KALTIM (ABDUL SAMAD), Lampung Peduli (JUPERTA P. UTAMA), DSNI Amanah-Batam (BIMO T. PRASETYO), DSIM Palembang (ADI APRILIANSYAH), Radar Banjar Peduli (YOHANDROMEDA S), Dompet Ummat-Kalbar (AWALUDIN R), Peduli Ummat Waspada-Medan (P. SIMATUPANG), DSM Bali (AKH. ALIM MAHDI), DASI NTB (MUHAMMAD FIRAD), Pondok Zakat Jambi (DWI ATMOKO).

Tuesday 28 October 2008

Lokakarya Nasional Gerakan Zakat Untuk Indonesia

Mohon do'a restu. Semoga suskes, lancar dan selamat sampai tujuan hingga kembali ke Bali tercinta. Amin

Dan hasil-hasil dari Lokakarya nantinya bermanfaat bagi Indonesia juga sumbangsih positif bagi perzakatan Nasional. Amin ya robbal 'alamin.

Sunday 26 October 2008

Sundusiah, Janda Dhuafa yang Mengasuh 5 Anak

DSM Bali - Seorang diri Sundusiah memberi makan, mengasuh, membesarkan 5 orang anak-anaknya. Suaminya, Almarhum Syahrudin, sudah 2 tahun lalu menghadap Sang Khaliq. Kata para tetangga, Si Almarhum sakit tetanus. Luka-luka di tangan dan kaki akibat tersayat rumput, daun-daun jagung tajam, dan juga tanaman lain bercampur kotoran hewan yang ia bersihkan menyebabkan tetanus di lukanya. Tak ayal, karena kurang dibersihkan, tetanus itu akhirnya merengut nyawanya.

Diusianya yang 37 tahun, Sundusiah harus menjadi tumpuan harapan semua anak-anaknya yang terus beranjak besar. Sebesar kebutuhan mereka yang juga terus membengkak. Ia harus menggantikan peran sang suami mencari nafkah.

Bagaimana ia mencari uang? Mulailah ia mencangkul pekarangan orang. Tak peduli dirinya adalah seorang wanita yang fisiknya lebih tua dari umur yang semakin kehabisan tenaga menghadapi peliknya derita hidup. Menerima upah yang tak pernah lebih dari 12 ribu rupiah perharinya. Itupun tak pasti setiap hari ia melakukan pekerjaan melelahkan itu. Kadang kala ia menjadi buruh pencabut kacang tanah dari tanahnya. Kemudian memipilinya. Upah yang diterimanya pun tak jauh berbeda dengan upah mencangkul.

Kalau Anda ingin tahu berapa penghasilan perbulan dari Sundusiah? Jawabnya adalah 100 ribu rupiah. Banyangkan dengan jumlah anak yang harus dihidupinya. ”Yaahh, mau nggak mau harus dicukup-cukupi”, keluhnya, sembari menghembuskan nafas yang berat.

Walaupun hidup dalam serba kekurangan, ibu yang bermukim di dusun Tenaban lingkungan Batanyuh kelurahan Karangasem kecamatan Karangasem ini masih punya tekad untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya. Tengok saja, Siti Sarah (15 th.), anak tertua Sundusiah ini dititipkan pada sebuah yayasan bernama Yayasan Silaturahim Subagan. Sarah pun bisa belajar banyak di sana. Lain halnya Fikri (7 th.) dan Firman (13 th.), adik dari Sarah itu dapat sekolah di sebuah Sekolah Dasar di desanya. Mereka mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sundusiah lebih banyak mencari biaya buku dan seragam, dan mungkin uang jajan bagi keduanya.

Namun malang bagi Siti Juminah (9 th.). anak ketiga Sundusiah ini tidak sekolah. Padahal usianya sudah sembilan tahun. Juminah pun tak kuasa menuntut ibunya untuk bisa menyekolahkan dirinya. Ia berusaha untuk mengerti. Lain halnya dengan Ferdi Hardiansyah (2 th.), bocah tersebut memang belum harus sekolah. Namun umurnya yang masih balita, ia harus menderita gangguan pernafasan. Nafasnya terdengar seperti orang yang mendengkur. Maklum ia bersama ibu dan kakak-kakaknya tinggal di rumah tuah dan rapuh. Tak layak sebenarnya untuk dihuni bagi manusia. Namun begitulah adanya. Rumah warisan suami Sundusiah itu menjadi saksi keluh kesah mereka.(Hanafi)

Jika Anda berminat membantu hub :
DSM Bali
Jl Diponegoro 157 Denpasar Bali
0361-7445221 (hanafi)

Thursday 23 October 2008

Krisis, Ribuan Karyawan Yahoo Terancam Di-PHK

Jakarta - Kabar mengejutkan datang dari Yahoo. Raksasa portal internet ini akan merumahkan ribuan karyawannya, seiring makin merosotnya kinerja Yahoo dan krisis keuangan global yang melanda dunia.

Belum dapat dipastikan berapa jumlah karyawan Yahoo yang akan kena PHK (pemutusan hubungan kerja). Wall Street Journal yang dikutip detikINET dari AFP, Selasa (21/10/2008) melansir, kemungkinan Yahoo akan memangkas lebih dari 1000 karyawan. Spekulasi yang beredar, Yahoo akan PHK 3000 karyawan.

Beberapa manajer di Yahoo sudah diminta untuk menekan pengeluaran biaya operasional hingga 15 persen. Mengurangi jumlah pekerja menjadi salah satu alternatif yang dilakukan Yahoo. Hingga akhir Juni 2008, Yahoo memiliki jumlah karyawan 14.300 orang.

Yahoo disinyalir mengalami tekanan hebat di sektor keuangan dan dikhawatirkan dapat mengancam masa depan perusahaan. Harga saham Yahoo terus bergejolak selama tiga bulan belakangan, terlebih dipengaruhi kabar bahwa Yahoo akan diakuisisi Microsoft. Senin lalu, saham Yahoo ditutup pada USD 12,58.

Untuk memulihkan kondisinya, Yahoo mengeluarkan beberapa produk baru dan bekerja sama dengan Google untuk menjual fasilitas pencarian iklan di situs Yahoo. Beberapa dewan direksi Yahoo juga tengah mempertimbangkan melakukan kerja sama dengan AOL milik Time Warner.

Krisis keuangan global rupanya cukup mengganggu kinerja Yahoo lantara para pemasang iklan juga mulai mengurangi pengeluaran.

"Para pemasang iklan mengurangi pengeluaran untuk memajang iklan, iklan grafis yang sebagian besar mempengaruhi pendapatan Yahoo," papar Wall Street Journal. ( dwn / ash )

Sumber : Dewi Widya Ningrum - detikinet

Sunday 19 October 2008

Eep Syaifullah Fattah: The Political Quation

Hari minggu kemarin (9 Oktober 2008), saya menghadiri Diskusi Panel Tentang Kepedulian Sosial dan Kesadaran Berbangsa di Mutiara Room, Hotel NIKKI Denpasar dari jam 09.00 Wita – 12.30 Wita. Diskusi yang menampilkan Pengamat Politik Nasional Eep Saifullah Fatah (Jakarta), H. Hasan Basri, SE, MBA (Ketua FUI Bali) dan Ir. H. Maman Supratman (Tokoh Masyarakat, Calon Anggota DPD RI dari Bali) diselenggarakan oleh Forum Umat Islam (FUI) Bali bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali.

Diskusi panel yang dimoderatori oleh Yusar Hilmi ini menghadirkan sekitar 250 orang tokoh Ormas Islam dan Parpol Islam Bali ini cukup menarik dan memberikan wawasan baru. Alhamdulillah saya yang diundang secara pribadi dan mewakili DSM Bali (undangannya ada dua) berkesempatan hadir dan mendapat tempat duduk VIP bersama tokoh-tokoh umat Islam di bagian depan. Saya juga tidak tahu, benar apa tidak tempat duduk saya, wong saya tiba-tiba sama panitia di antar di tempat itu. He.he..

Acara yang dikemas dalam rangka silaturrahim (halal bihalal) tersebut saya coba rangkum dalam tulisan ini dengan harapan bermanfaat bagi umat khususnya dan Bali pada umumnya.


Bumi Dipijak, Langit Dijunjung

Dalam Iftitah Diskusi Panel Tentang Kepedulian Sosial dan Kesadaran Berbangsa, ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Bali, H. A Hasan Ali, BA. Menyatakan bahwa Acara Halal Bihalal model sarasehan seperti ini telah di dimulai sejak tahun 2002 sampai sekarang. A. Hasan Ali mengingatkan kembali kepada para peserta diskusi bahwa halal bihalal 2 tahun lalu tepatnya pada bulan Oktober 2006 di Masjid Ibnu Batutah (Komplek Puja Mandala), Nusa Dua Bali. MUI Bali telah merekomendasikan Catur Program Umat (CAPU) sebagai berikut: meningkatkan kualitas beragama, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, meningkatkan Sosial Ekonomi Umat (Ekonomi syari’ah) dan meningkatkan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. Empat program inilah yang menjadi program utama dan unggulan MUI Propinsi Bali.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. A. Hasan Ali menyatakan perlu kesadaran berpolitik setiap umat Islam di Bali dalam rangka berperan aktif memberikan sumbangsih terhadap Bali. ”Bumi dipijak di sana langit dijunjung” kata A. Hasan Ali. Itulah istilah yang harus diupayakan dalam rangka dalam sumbangsih umat terhadap Bali. Maka dalam mewujudkan hal tersebut segala komponen umat yang ada di Bali, baik ormas Islam, parpol Islam dan tokoh umat Islam di Bali tidak memandang perbedaan harus menjalin kebersamaan.

Dalam kilas balik sejarah Bali tidak terbantahkan lagi bahwa peran Islam untuk Bali telah tercatat dalam sejarah sejak tahun 1460 pada masa kerajaan Gelgel di Klungkung. Oleh karena itu kebersamaan dan keharmonisan amat Islam dan masyarakat hindu di Bali yang lama diperjuangkan pendahulu kita itu harus tetap dijaga.


Bali Memerlukan Corong Umat

Ir. H. Maman Supratman yang juga Calon Anggota DPD RI dari Dapil Bali, didapok sebagai pemateri pertama mengusung tentang Bali Harmoni. Menurut H. Maman Supratman Bali dapat dilihat dari Tataran Nilai dan Tataran Sosial Budaya. Tataran Nilai adalah Bali yang tidak tertandingi keindahannya, alam Bali tidak tertandingi oleh seluruh dunia. Bali menganut nilai-nilai Tri Hitakarana dan Tat Twam Asi yang tetap dipegang oleh orang Bali.

Dalam tataran Sosial Budaya, Bali dengan keterbukaannya tetap melestarikan budaya nyama braya, segilik seguluk, beda paksi bina paksa dan lainnya yang secara universal adalah sangat Islami. Maka dalam sejarah Islam di Bali sejak masuknya Islam ke Kelungkung dan kabupaten lain di Bali pada abad 14 sampai dengan abad 17 masehi tidak lepas dari faktor Penerimaan orang Bali dan faktor Kerukunan yang dibina selama ini.

Jika sekarang terjadi disharmonisasi, apalagi sejak terjadi tragedi Bom Bali oleh orang yang tidak bertanggungjawab itu tidak terlepas dari faktor Intenal dan Eksternal kita sendiri. Maka tugas kitalah untuk mengembalikan keharmonisan antar umat di Bali yang telah diperjuangkan oleh pendahulu kita sejak abad 14 yang lalu. Maka Bali memerlukan corong yaitu hadirnya satu orang Islam sebagai anggota DPD RI dari Bali. ”Jika dari Bali ada empat orang anggota DPD, maka ikhlaskan satu saja untuk orang Islam”. Kata H. Maman Supratman berapi-api.


Berpolitik adalah Warisan Ulama

Nasionalisme itu dilahirkan oleh Islam, maka salah jika membenturkan antara Nasionalisme dan Islam. Itulah yang selama ini dibenturkan oleh orang-orang yang tidak suka dengan Islam. Jika kita telurusi sejarah bangsa Indonesia, maka pelopor pergerakan-pergerakan nasional yang dibentuk di Indonesia adalah oleh ulama dan tokoh-tokoh Islam misalnya berdirinya Syarikat Dagang Islam (SI) bukannya Boedi Utomo yang hari lahirnya dijadikan Kebangkitan Nasional. Nah lho...

Boedhi Oetomo (BO) didirikan di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 atas prakarsa para mahasiswa kedokteran STOVIA, Soetomo dan kawan-kawan. Perkumpulan ini dipimpin oleh para ambtenaar, yakni para pegawai negeri yang setia terhadap pemerintah kolonial Belanda. BO pertama kali diketuai oleh Raden T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar kepercayaan Belanda, yang memimpin hingga tahun 1911. Kemudian dia diganti oleh Pangeran Aryo Notodirodjo dari Keraton Paku Alam Yogyakarta yang digaji oleh Belanda dan sangat setia dan patuh pada induk semangnya.

Seharusnya Momentum Kebangkitan Indonesia adalah berdirinya Syarikat Dagang Islam (SI). Karena organisasi Syarikat Islam (SI) yang lahir terlebih dahulu dari Boedhi Oetomo (BO), yakni pada tahun 1905, yang jelas-jelas bersifat nasionalis, menentang penjajah Belanda, dan mencita-citakan Indonesia merdeka, tidak dijadikan tonggak kebangkitan nasional.

Demikian pemaparan yang disampaikan oleh panelis kedua. Hasan Basri, SE, MBA (Ketua FUI – Bali). Menyitir tulisan Endang Saefuddin Anshari, Nasionalis Islam dan Nasionalis Sekuler, Hasan Basri menambahkan bahwa ”Muslim di Indonesia pasti Nasionalis dan tidak bisa sebaliknya”. dan melanjutkan: ”Politik pada saat lampau diperankan oleh para ulama, maka orang yang berpolitik sekarang adalah orang yang mewarisi ulama. Orang yang alergi dengan politik berarti dia menganggap bahwa Islam belum sempurna”. Ujar Ustad Hasan Basri yang disambut dengan tepuk tangan peserta diskusi.


Kecerdasan Politik

Political Question Quation adalah tema yang diangkat oleh Pengamat Politik Eep Syaifullah Fattah. Analisis-analisis tajamnya sangat memukau dan mencerahkan. Berbicara tentang kancah perpolitikan Partai Islam di Indonesia setelah sepuluh tahun berdemokrasi, perlu kita bertanya tentang apa dampak demokrasi kepada Islam, apa keliruan kita dan apa agenda perbaikan ke depan.

Nilai positif demokrasi setelah renovasi adalah sistem dan tatacara demokrasi Indonesia yang sangat maju tapi hasilnya jauh tidak sebaik tata caranya. Selama mengikuti pemilu di masa reformasi, suara partai-partai Islam atau yang berbasis pemilih Islam apabila dikumpulkan tidak lebih dari 40 persen. Sedangkan 60 persen lebih dikuasai oleh Partai Non Islam. Jika mau jujur mayoritas umat Islam mempunyai kecerdasan yang rendah, dan mempunyai kebiasaan mencari - cari faktor kesalahan dari luar dirinya yaitu dengan menyalahkan orang lain. Dan ini adalah sebuah kekeliruan.

Maka umat Islam harus segera memperbaiki kekeliruan ini. Diperlukan suatu Political Question Quation atau Kecerdasan Politik dari setiap orang muslim. Menciptakan Political Quation dengan cara: Pertama adalah membangun Kesadaran Politik. Kesadaran tiap warga negara tidak terkecuali umat Islam untuk mengetahui hal-hak politik mereka. Kedua Membangkitkan empati umat terhadap hak-hak pribadi dan orang lain. Ketiga adalah menumbuhkan motivasi tiap umat Islam untuk menjaga, melindungi, mempejuangkan hak-hak politiknya, sehingga tiap warga negara menjadi kuat kualitas kewarganegaraannya.

Warga Negara yang berkualitas mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Tahu hak dan menjaganya, 2. Tahu persis hak-hak orang lain dan pandai menunaikan kewajibannya, 3. Bertumpu kepada diri sendiri bukan pada orang lain, jangan hak diri dititipkan kepada orang lain. 4. Setiap orang tidak pasif tapi aktif terhadap setiap permasalahan dan 5. Mempunyai kemampuan untuk 'melawan' ketika hak-haknya diciderai. Ingat loh! Melawan berbeda dengan emosial! Melawan berarti perlu strategi, perencanaan dan pemikiran yang matang.

Maka ketika kita berkelompok, bangunlah 'barisan' bukan 'kerumunan'. Kita sering senang membuat organisasi tetapi tidak senang membuat jaringan. Berpolitik tidak harus semua jadi caleg atau aleg. Dan atau tidak harus partai berkuasa, tidak mungkin semua menjadi eksekutif atau kepala daerah. Berpolitik berarti masuk dalam kelompok untuk mengambil peluang, yaitu 'merebut kekuasaan' atau 'mempengaruhi kebijakan'. Organisasi yang mempunyai jaringan kuatlah akan memenangi pertarungan.

Ingatlah kemenangan partai Islam FIS (Islamic Salvation Front) atas partai sekuler FLN (National Liberation Front) dalam pemilu parlemen Al Jazair di penghujung 1991. FIS yang merupakan representasi kekuatan muslim terpelajar Al Jazair menang telak dalam pemilu parlemen dengan perolehan 188 kursi (82 %) dari 231 kursi. Tak puas menerima kekalahan, rezim otoriter Al Jazair dukungan Barat menganulir kemenangan tersebut. Kendati diulang, pemilu kedua kalinya masih dimenangkan FIS. FIS saat itu tidak mempunyai banyak kantor dan kantornyapun seadanya. Ternyata kunci kemenangannya adalah kuatnya jaringan yang dimiliki. Jaringan kasat mata melalui masjid-masjid. Di masjid-masjid itulah para da'i menanamkan kesadaran akan hak-hak warga negara dalam khutbah-khutbah jum'at mereka. Bagaimana di Indonesia? Masjid-masjid di Indonesia telah mengalami pelucutan-pelucutan fungsi yang sejatinya dari masjid itulah seharusnya pusat peradaban Islam dibangun.

Terakhir kang Eep bercerita. Ketika Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela dalam posisi di atas dan sangat populer dan dicintai rakyatnya sampai jika Mandela mencalonkan kembali dalam Pemilu hampir 100% rakyat akan memilihnya kembali. Namun Mandela memilih untuk tidak mencalonkan lagi. Seorang wartawan bertanya kepada Mandela: "Kenapa Anda memilih untuk tidak mecalonkan lagi padahal Anda ada jalan lebar untuk berkuasa kembali?". Mandela manjawab: "Saudaraku, berkuasa atau tidak, bisa sama artinya. Karena penguasa yang tidak bertanggungjawab nilainya kalah dengan warga negara biasa yang bertanggungjawab". Lanjut sang Mandela: "Maka ijinkanlah saya menjadi warga negara biasa yang bertanggungjawab!". pintanya. Wallahu'alam

Friday 17 October 2008

Denpasar: 95 Persen AIDS Menimpa Usia Muda

Kasus HIV/AIDS di Denpasar Bali cukup tinggi mencapai 1.085 orang dari 2.208 orang penderita HIV/AIDS di Bali. Dan dari jumlah tersebut sekitar 95 persen diderita para usia muda. Ini tentunya sangat menghawatirkan karena HIV/AIDS seperti musuh yang tidak diketahui dan sangat membahayakan apalagi banyak menyerang para usia produktif. Hal ini dikatakan oleh Aryana yang mewakili Walikota Denpasar, IB. Rai Dharmawijaya Mantra pada acara pembukaan Pelatihan Kader Desa Peduli AIDS (KDPA) di Desa Sanur Kecamatan Denpasar Selatan (16/10/08).

Jumlah terinveksi sebannyak 1.085 orang adalah penduduk Denpasar, dari jumlah tersebut, 736 positif menghidap HIV dan 349 kasus AIDS serta 85 orang diantaranya telah meninggal.

Sumber: Republika (17/10/08)

Wednesday 15 October 2008

Pengentasan Kemiskinan di Bali: Menakar Potensi Dana Ziswaf

Bali dan Kemiskinan
Bali lebih dikenal oleh wisatawan mancanegara daripada nama Indonesia. Menyaksikan Bali dari kemasyuran tempat wisatanya seperti Kuta, Sanur, Nusadua, Tanah lot adalah gambaran kemakmuran, eksotis, serba mentereng, megah, mewah, dan bahkan glamor. Potret wisata Bali terutama di daerah Badung dan sebagian Kota Denpasar, seakan mengisahkan Bali bebas dari kontaminasi virus kemiskinan. Sungguh, Bali dari tampilan wajah pariwisatanya, seakan meyakinkan pengunjung bahwa provinsi ini tidak lagi tersentuh kemiskinan. Benarkah sebuah kesimpulan yang hanya berdasarkan kesaksian empiris seperti itu?

Kemiskinan merupakan suatu keadaan, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup yang menggambarkan kekurangan materi, biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, pelayanan kesehatan, dan kesempatan pendidikan. Menurut Bank Dunia orang dikatakan miskin apabila pendapatannya tidak lebih dari US $2 atau standar kemiskinan oleh BPS adalah ukuran pendapatan US $1 per hari.

Mari kita tengok hasil survey DSM Bali pada tahun 2006. Survei dilakukan selama 3 bulan di 67 kampung/desa di Bali yang meliputi wilayah Karangasem, Klungkung, Gianyar, Bangli, Buleleng, Tabanan, Jembrana, Badung dan Denpasar. Desa/kampung tersebut diambil sebagai lokasi survei berdasarkan banyaknya penduduk muslim yang bertempat tinggal di desa/kampung tersebut dan juga bedasarkan rekomendasi dari tokoh-tokoh muslim di Bali.

Dari hasil survei yang dilakukan, dapat diketahui bahwa dari 413 responden yang meliputi 67 desa/kampung di seluruh Bali, diketahui bahwa sebagian besar bermatapencaharian sebagai buruh/tukang (29,5%), pedagang (21,1%), dan petani (16,5%) dengan penghasilan rata-rata kurang dari 200 ribu/bulan (52,5%) dan sebagian besar memiliki hutang (77,5%). Dilihat dari latar belakang pendidikan, sebagian besar responden telah tamat SD (33,7%) dan tidak tamat SD (27%).

Data BPS 2006 tentang angka kemiskinan di Bali menunjukkan masih cukup tinggi jumlah keluarga miskin di Bali yaitu 147.044 KK. Jumlah terbesar berada di Buleleng, yaitu 47.908 KK. Berikutnya di Karangasem (41.826 KK), Bangli (13.191 KK), Tabanan (11.672 KK), Klungkung (8.460 KK), Gianyar (7.629 KK), Jembrana (6.998 KK), Badung (5.201 KK), dan Denpasar sebanyak 4.159 KK.

Menarik apa yang diungkapkan oleh Ketua DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Bali A.A. Ngurah Gede Widiada. Bahwa, ketergantungan Bali terhadap industri pariwisata sangat jelas dirasakan pada saat Bali mengalami krisis kunjungan wisatawan pascaserangan teroris yang meledakkan bom di Bali. Kenyataannya mayoritas masyarakat miskin Indonesia bekerja di sektor pertanian dan mayoritas masyarakat Bali adalah petani. Sedangkan proyek pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah diprediksi tak akan menyentuh akar permasalahan. Anggaran yang dialokasikan untuk meningkatkan taraf hidup rumah tangga miskin (RTM) masih dikelola dengan pendekatan politik bahkan masih menjadi media propaganda politik dan pencitraan. Menurutnya, sering gagalnya penanganan kemiskinan akibat strategi yang dilakukan beredar di permukaan bukan melakukan bedah langsung terhadap indikator-indikator kemiskinan. ''Saya melihat penanganan kemiskinan masih menjadi proyek politik bukan keikhlasan membantu RTM keluar dari beban kehidupan. Strateginya pun masih menjauh dari upaya-upaya meningkatkan taraf hidup RTM,'' ujarnya.


Peran LAZ dan Jargon Universal
Dompet Sosial Madani Bali didirikan tahun 2001. Berkhitmat sebagai lembaga nirlaba yang mengelola zakat, infak, sedekah dan wakaf berdasarkan prinsip-prinsip amanah, mandiri, dan profesional guna meningkatkan manfaat nyata bagi kesejahteraan umat. DSM Bali mengambil peran strategis dalam 3 sektor, yaitu pemberdayaan, pengembangan dakwah dan pendidikan dan bantuan kemanusiaan, kesehatan dan emergency. Karena itu core programme DSM Bali adalah Pemberdayaan, Pendidikan dan Kemanusiaan.

Coba kita renungkan kalimat yang berbeda namun bermakna agak mirip “Karena masyarakat bodoh, makanya masyarakat menjadi miskin“, atau kalimat yang ini “Karena masyarakat miskin makanya mereka tidak bisa sekolah dan akhirnya mereka tetap bodoh“ dan yang ini “Karena masyarakat tidak sekolah makanya mereka tetap bodoh dan akhirnya mereka menjadi miskin“.
Kalimat tersebut mengandung makna bahwa persoalan kemiskinan, pendidikan, dan kebodohan adalah satu paket persoalan yang harus dituntaskan bersamaan.

Program unggulan yang DSM Bali tawarkan kepada masyarakat dalam rangka membantu persoalan pendidikan adalah Rumah Asuh Madani, yaitu program pendidikan plus gratis berasrama bagi anak-anak tidak mampu. Beasiswa SIGMA, yaitu beasiswa dan orang tua asuh bagi siswa yang tidak mampu dan bantuan untuk guru pedalaman.

Layanan Kesehatan Madani, Klinik kesehatan yang melayani pengobatan dan pemeriksaan kesehatan cuma-cuma bagi pasien tidak mampu, yaitu yang terdiri dari pemeriksaan umum, ibu hamil, gigi dan tibun nabawi (pengobatan cara nabi). Dan program lainnya seperti Bengkel Kemandirian, Kemanusiaan, Bencana dan emergency.

Tema yang diusung dalam rangka mengusung program yang digulirkan oleh DSM Bali adalah “ZAKAT FOR HUMANITY”. Muslim di Bali minoritas, tetapi kemiskinan tidak memandang siapapun mereka. Karena kemiskinan bisa melanda siapapun, dimanapun dalam kondisi apapun. Perbedaan latar belakang tidak menghambat penyaluran zakat, zakat ditujukan untuk golongan mustahik. Siapapun yang masuk dalam golongan itu, berhak atas dana zakat. Di sinilah adalah kasih sayang, dan kemuliaan Islam yang memberi rahmat untuk seluruh alam.


Positioning DSM Bali
Mengentaskan kemiskinan di Bali bukanlah perkara mudah. Tak cukuh hanya dengan bekerja sendirian atau merasa paling bisa dan besar. Maka perlu ada proses sinergi antara DSM Bali dengan pemerintah daerah. DSM Bali dengan lembaga pengelola zakat yang lain baik yang berbasis masyarakat maupun pemerintah (BAZ) sebagaimana pentingnya sinergi dengan lembaga keumatan seperti MUI dan ormas Islam juga organisasi sosial kemasyarakan yang lain. Sinergi inilah yang akan mengakselerasi proses pengentasan kemiskinan. Bentuknya bisa dalam lingkup pemberdayaan mustahik dan kampung miskin. Bisa juga pemetaan penanganan daerah kemiskinan. Departemen agama tentu mempunyai peran strategis disini. Sebagai sebuah institusi pemerintah yang lebih dulu ada sebelum era bertumbuhnya LAZ, dan juga memiliki organisasi pengelola zakat (BAZ), Depag sudah selayaknya memainkan peran sebagai motivator, regulator, fasilitator yang lebih profesional.

DSM Bali yang telah mempunyai lima puluh lebih mitra merchant dan telah dipercaya lebih dari 3 ribu donatur tetap dengan jumlah donasi rata-rata 200 juta per bulan merupakan modal untuk menjaga eksistensi lembaga yang visioner, yaitu perpaduan antara kreatifitas dan inovatif akan semakin memantapkan DSM Bali menjadi lembaga yang profesional, kredibel dan accountable.

Saat ini DSM Bali tidak hanya menggarap zakat dan ke depan DSM akan menggulirkan program fundraising dana selain zakat, seperti infaq sedekah, wakaf, hibah dana CSR (Corporate Social Responsibilty) dan dana sumbangan lainnya yang nominalnya jauh lebih besar daripada dana Zakat. Tahun 2007 DSM telah menerima asset wakaf dan non wakaf seluas 48 are untuk dikelola di wilayah Denpasar dan Negara.


Potensi yang Menggiurkan
Menurut data Kanwil Depag Provinsi Bali jumlah penduduk muslim Bali sekitar 558 ribu jiwa. Jika bedasar data tersebut, maka potensi zakat di Bali mencapai 51 milyar rupiah per tahun. (Lihat Tabel Asumsi Zakat). Hal tersebut diakumulasi dari zakat penghasilan dan zakat fitrah. Potensi Dana Umat ini belum termasuk infaq shadaqah, wakaf, hibah dan lain-lain.

Total pengumpulan ZISWAF oleh DSM Bali pada tahun 2007 sebesar Rp. 2.3 milyar (Pengumpulan ZISWAF terbesar di Bali). Dari angka-angka tersebut bisa disimpulkan bahwa masih banyak potensi Dana Zakat di Bali yang belum terhimpun dengan baik. Dengan dana umat tidak kurang sebesar tiga milyar tiap bulan, maka betapa banyak aset yang bisa dimiliki oleh umat dan berapa banyak program yang bisa digulirkan untuk menyejahterakan masyarakat. Sekarang umat di Bali masih bermimpi untuk mempunyai rumah sakit bebas biaya, sekolah unggulan gratis, mempunyai radio bahkan mempunyai station TV sendiri. Padahal dana ada di depan mata.


Menangkap Potensi, Mengentas Kemiskinan
Mari kita tangkap potensi yang telah terbuka lebar. Angka 51 milyar, belum termasuk beberapa jenis zakat dan juga infak sedekah serta wakaf, adalah jumlah yang luar biasa dan bisa dibayangkan pembangunan fisiknya. Hitung-hitungan sederhananya, jika kita ingin separuh dari dana itu kita ingin gunakan untuk membangun sebuah atau beberapa gedung sekolah gratis untuk anak-anak miskin, maka sudah pasti tahun ini akan terwujud. Sekaligus juga membagunkan asrama untuk anak-anak yang berasal dari berbagai daerah. Setelah usai menempuh pendidikan, mereka dapat kembali ke daerah asal. Tentu dengan kemampuan yang berbeda. Mereka dapat membangun keluarga dan kampung mereka dari hasil pendidikan mereka selama ini. Karena mereka telah dididik untuk kaya. Sisa dari dana 51 milyar bisa kita gunakan untuk pemberdayaan ekonomi para orang tua dhuafa. Memberikan permodalan usaha, sekaligus mengusahakan terpenuhinya tenaga pendidik dan pendamping hingga keluarga itu benar-benar bisa mandiri.


POTENSI ZAKAT DI BALI
Jumlah muslim Bali 500 ribu orang (*) :

Zakat Fitrah:
Asumsi hanya 80% yang membayar zakat yaitu 400 ribu Orang
Apabila zakat fitrah 2,5kg dikonversikan menjadi Rp. 15 ribu/jiwa
Maka total 400.000 x Rp. 15.000 = Rp. 6 Milyar


Zakat Maal:
Asumsi hanya 10% yang membayar zakat yaitu 50 ribu Orang
Apabila tiap wajib zakat rata-rata mengeluarkan zakat Rp. 75 ribu/bulan
Maka total 5000 x Rp.50.ooo = Rp. 3,75 milyar/bulan
Dalam Zakat Setahun 12 x 3,75 M = Rp. 45 Milyar

Maka Total Zakat dalam Setahun Rp. 6 M + 45 M = Rp. 51 Milyar

(*) data DEPAG Propinsi Bali = 558 ribu


Tahun pertama, tahap awal pemberdayaan dan optimasi dana ZISWAF telah terpenuhi. Kita tinggal mengulang kesuksesan di tahun kedua. Dengan potensi dana sama besar, atau bisa jadi lebih besar dari 51 milyar. Sebab kita sudah merasakan hasilnya. Penggunaanya pun kita bisa sesuaikan dengan skala prioritas pembangunan, mungkin saja kita ingin membangun rumah sakit terbesar di Bali, gratis khusus dhuafa. Atau membangun sebuah pabrik yang melibatkan tenaga kerja banyak, yang kesemuanya melibatkan tenaga kerja masyarakat miskin. Semuanya mungkin saja terjadi, tinggal butuh konsep perencanaan yang mapan dan disokong oleh SDM yang serius, serta sinergi berbagai steakholder.

Namun sebenarnya ada sedikit persoalan yang cukup menjadi batu sandungan terhadap proses penghimpunan dana ZISWAF di Bali. Semangat pertumbuhan Lembaga Pengelola ZISWAF dalam menghimpun dana dan juga penyalurannya, kurang mendapat tanggapan serius dari pemerintah daerah. Seperti SK pengukuhan LAZ belum ada satupun LAZ di Bali yang mendapat SK dari Pemerintah Daerah. Bisa jadi karena minoritas, sehingga tidak memiliki bargaining power terhadap penguasa daerah. Karenanya, banyak Lembaga Pengelola ZISWAF bergerak berdasar asumsi dan analisa masing-masing.

Jika saja pemerintah daerah memberikan legalitas dan dukungan yang kuat terhadap lembaga-lembaga tersebut, sudah pasti hal ini akan menjadi sinergi yang luar biasa. Lembaga pengelola zakat akan mudah melakukan sosialisasi dan penghimpunan karena pemerintah daerah membuka peluang partisipasi terhadap penyelesaian kemiskinan di Bali. Sebab pada prinsipnya, potensi dana ZISWAF yang begitu besar, merupakan amunisi efektif untuk memberantas kemiskinan dan penyakit sosial lainnya jika terjadi sinergi yang tepat antara Lembaga Pengelola Zakat dan Pemerintah daerah. Tentu diikuti pula oleh sinergi-sinergi dari para penentu keberhasilan lainnya.***

Oleh Akh. Alim Mahdi, Direktur DSM Bali
(Ditulis dalam Buku Gerakan Zakat untuk Indonesia, 2008. Hal: 75 - 82)

Sunday 12 October 2008

Kontak Saya

Bagi para sahabat jika ingin sharing dengan saya tentang blog atau mencari informasi yang berkaitan dengan artikel-artikel yang saya tulis.

Dan juga berkaitan dengan Seputar Bali. Politik & Pariwisata Bali, Tempat Penginapan atau hotel di Bali, Kos-kosan di Bali, Tempat Belanja Murah di Bali, Makanan Halal di Bali. Atau butuh informasi murah di mana akan nginep, transportasi dan lain-lain di Bali.

Anda bisa titip pesan di Shoutbox/pesan singkat di blog saya atau tingalkan pesan/komentar pada tulisan blog saya.

Jika kurang mantap bisa juga di sini:

1. Yahoo! Messenget (YM): alimmahdi

Jika off (tapi tetep Mode OL), biasanya saya pake mode SMS (i'm on SMS), artinya Anda dapat kirim dan tinggalkan pesan yang akan diteruskan via SMS ke HP saya. Saya akan balas jika Ada pulsa... hehehe... :).

2. PIN BB: 2A58EDB0

3. Email: admin@alimmahdi.com


4. SMS via Handphone: +6281 24683055


5. Facebook: alimmahdi@yahoo.com


6. atau datang langsung ke rumah saya: di Denpasar - Bali.



Semoga komunikasi dan bersahabatan ini bisa menjadi jalan kebaikan kepada kita.Amin




Selamat menikmati artikel di blog saya, jika ada yang tertarik untuk berkontribusi tulisan untuk dimuat di blog saya, silahkan kirim via email to: alimmahdi@yahoo.com dengan mencantumkan subjek emailnya "Kontributor". Semua tulisan yang masuk akan saya seleksi dan edit seperlunya jika ada. Dan "Hak Muat" ada di saya.

Terima kasih. Keep blogwalking...





Saturday 11 October 2008

Saatnya Indonesia Nyalip di Tikungan

Tepat sekali langkah pemerintah Indonesia menghentikan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia kemarin. Terlambat sedikit, kita bisa lebih kacau. Inilah saatnya kita mendahulukan nasib bangsa sendiri.

Kita tahu, perusahaan asing lagi perlu uang untuk menutup lubang mereka yang dalam di negeri masing-masing. Karena itu, mereka perlu uang cepat. Salah satu caranya adalah menjual apa saja yang dimiliki, termasuk yang di Indonesia.
Dan, yang paling cepat bisa dijual adalah saham di bursa. Saking banyaknya pihak yang mau menjual saham itulah yang mengakibatkan harga saham jatuh 10 persen kemarin. Mereka berani menjual murah, menjual rugi, asal bisa segera mendapat uang cash. Sebenarnya sekaranglah saatnya membeli kembali saham Indosat, Telkomsel, atau apa pun, tapi kita belum cukup kaya untuk melakukan itu.

Penutupan sementara bursa itu juga penting untuk mengamankan perusahaan-perusahaan nasional kita. Yakni, perusahaan yang terlibat utang besar di luar negeri yang jaminannya berupa saham. Misalnya, Bumi Resources dan enam perusahaan milik Bakrie Group lainnya. Termasuk kebun sawitnya yang besar. Kalau harga sahamnya terus merosot, nilai jaminan utangnya langsung tidak cukup. Dalam keadaan seperti ini sangat mungkin terjadi hostile take over! Sangat bisa terjadi, tiba-tiba saja tambang batu baranya yang begitu besar disita dan menjadi milik asing. Demikian juga perkebunan sawitnya.

Karena itu, bursa tidak perlu cepat-cepat dibuka kembali. Apalagi, kalau itu hanya karena tekanan asing. Harus dihitung benar untung ruginya bagi kepentingan nasional. Memang Bumi Resources adalah milik Bakrie, tapi batu baranya dari bumi Indonesia (Kaltim). Kita juga berkepentingan mengusahakan Bakrie agar tetap jaya -antara lain agar bisa menuntaskan kasus Lapindo di Sidoarjo. Apalagi, Bakrie pernah jadi contoh perusahaan yang hancur oleh banyaknya utang saat krisis moneter 1997 yang tiba-tiba mampu bangkit menjadi orang terkaya di Indonesia. Jangan sampai kini menjadi korban hostile take over asing akibat tidak mampu membayar utang! Nilai saham Bakrie kini memang tinggal 20 persennya. Sangat mudah bagi asing untuk mengambil secara hostile!
Kini negara yang paling mempertuhankan pasar bebas pun hanya berpikir menyelamatkan negara masing-masing. Apalagi, negara yang masih miskin seperti kita. Saya cukup bangga atas ketegasan dan kecepatan pemerintah mengambil langkah ini. Penduduk kita cukup besar untuk bisa menjadi pasar kita sendiri. Kita masih bisa menanam jagung!

Sampai kemarin memang baru Rusia dan Indonesia yang mengambil langkah menghentikan perdagangan saham. Islandia (Iceland) sudah lebih dulu membuat keputusan mem-peg mata uangnya ke dolar karena terjun bebas. Kemarin sore WIB, Inggris membuat keputusan yang lebih konsepsional daripada Amerika. Delapan bank raksasa direkapitalisasi Rp 700 triliun dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya, harus menjaga kelangsungan fungsi utama bank, termasuk memberi pinjaman kepada pengusaha yang bergerak di sektor riil. Di dalamnya termasuk bank-bank kelas dunia, seperti HSBC, RBS, dan Standard Chartered. Inggris yang dulu pelopor swastanisasi, kini di arah sebaliknya.

"Ini jalan keluar yang tujuannya memulihkan kepercayaan, sekaligus memperkukuh sistem perbankan," ujar Perdana Menteri Gordon Brown.

Menurut Brown, dalam mengatasi kesulitan yang begitu serius, jalan keluarnya memang harus komprehensif. Juga harus kreatif dan tidak sekadar dogmatis. Menaikkan suku bunga seperti yang dilakukan Bank Indonesia, menurut saya, termasuk yang hanya dogmatis dan kurang kreatif. Yakni, satu dogma bahwa untuk menahan orang agar tidak ramai-ramai menukarkan uang ke dolar haruslah memberi rangsangan kepada pemegang rupiah. Ya, menaikkan suku bunga tadi. Tapi, dampak yang lain sangat berat. Untung naiknya hanya kecil (25 basis poin).

Kita punya batu bara bermiliar ton dan hasil bumi lain. Ini yang harus diamankan lewat kebijaksanaan nasional. Mestinya, masih lebih baik nasib kita yang memiliki hasil bumi tersebut daripada negara yang hanya punya kertas saham atau commercial paper dengan nilai yang hancur saat ini.

Kita memang tidak punya cadangan saham di mana-mana. Karena itu, jangan pula yang masih kita punya itu hilang. Saatnya nasionalisme dipertahankan. Sambil lihat-lihat perkembangan dunia. Kalau kita pintar, kita bisa menyalip di tikungan!(*)

Oleh Dahlan Iskan

Wednesday 8 October 2008

'Arus Banjir Lebaran' di Denpasar

Selepas maghrib saya terima SMS dari pak Saifuzzuhri yang diforward dari SMS sahabat (saudara) lama, isinya sebagai berikut: “Banjir bandang di padang asri. Saat ini trbesar sepanjang sejarah. SAR dan Relawan PKS on the way, ibu, nana, via dll aman di lantai 2. Ruang tamu n lantai 1 terendam. Warung jd posko. Heru” SMS itu saya terima jam 18.54 Wita (Selasa, 7 Oktober 2008).

Saat itu saya bersama keluarga (saya, istri dan anak-anak) masih di Mojosari, Mojokerto, menunggu rombongan dari Madiun yang akan balik ke Bali bersama. Cuaca di jawa saat itu sangat panas khususnya di Mojokerto, jangankan hujan, awanpun gak ada. Pokoknya panas.. nas..nas… Makanya ketika dapat kabar tersebut sempat terkejut juga.

Malam hari ketika kami dalam perjalanan ke Bali tepatnya sekitar Probolinggo, kami mendengar kembali tentang banjir di Bali tersebut via Radio Elsinta dengan jaringan nasionalnya, yang kebetulan sepanjang perjalanan Radio yang ada di Mobil kami hidupkan terus untuk mendengar informasi arus mudik lebaran. Dari informasi tersebut ternyata banjir tidak hanya terjadi di daerah Padang Asri (sebuah perumahan di daerah Padang Sambian, Denpasar) saja. Tetapi terjadi juga di kawasan Pura Demak, Jl.Teuku Umar Barat, Gatot Subroto, Kawasan Monang-maning, Gianyar bahkan tiga kendaraan roda empat terseret arus saat sedang melintas di Jalan Siulan hingga terjerembab ke Sungai Tohpati. Tak luput lantai satu Rumah Asuh Madani di Jalan Gunung Talang pun ikut terendam, pun karpet tempat anak-anak belajar dan sholat bersama ikut menjadi korban padahal bangunan lantai empat itu pondasinya paling tinggi dibanding rumah sekitar sehingga penghuninyapun tidak menyangka jika air bisa masuk.

Masih teringat di benak saya, dulu pernah terjadi banjir di Denpasar yang memakan korban tewas di seret arus Tukad Badung yang naik sejajar mencapai jembatan diatasnya. Selasa lalu sebagian wilayah Denpasar kembali di landa banjir setelah didera hujan seharian dan Kawasan Pura Demak (JL. Teuku Umar Barat) yang memang menjadi daerah rawan banjir karena berada di sejajar dengan bibir sungai Tukad Mati, kembali terendam air mencapi tinggi 2,5 meter.

Banjir di kota tercinta ini mulai mengkhawatirkan, terutama karena sedikitnya perhatian aparat berwenang mengantisipasi permasalahan dan ketidakpedulian masyarakat menjaga kebersihan sungai. Tanggul jebol di daerah Pura Demak ini bukan pertama kali terjadi, Maret 2007 lalu kawasan Pura Demak ini juga dilanda banjir akibat tanggul yang jebol, dan sekarang terulang kembali. uh..terlalu..! Semoga tidak semakin parah seperti di Jakarta.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa topology kota Denpasar yang landai ini memiliki system drainase yang lemah, sehingga Denpasar menjadi daerah rawan banjir dari tahun ke tahun. Disadari atau tidak, kebiasaan masyarakat melakukan pembetonan terhadap halaman dan pemapingan yang tidak tepat telah menghilangkan fungsi resapan air ke tanah dan air mengalir ke daerah yang lebih landai dan diperparah oleh ketiadaan system drainase yang memadai.

Informasi lain menyatakan bahwa banjir, Selasa (7/10) malam itu, menyeret tiga mobil milik warga yang tengah melintas di Jalan Siulan, Toh Pati, hingga masuk ke dalam sungai. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Banjir yang menerjang kawasan Toh Pati berasal dari luapan Bendungan Wongan lantaran sudah melebihi kapasitas daya tampung setelah hujan deras mengguyur seharian. Banjir juga menyebabkan belasan rumah warga rusak parah.

Banjir juga menerjang Desa Buruan, Blahbatuh, Gianyar, yang berjarak 30 kilometer dari Kota Denpasar. Satu rumah yang berada di tepi sungai bahkan amblas karena tanahnya longsor. Nyoman Ginarti, sang pemilik rumah, mengaku masih trauma dan berencana pindah ke tempat lain.

Meski air telah surut, warga yang tinggal di tepi sungai masih khawatir banjir susulan akan datang. Saat ini yang dilakukan warga sebatas membersihkan rumah tapi belum berani menempatinya. Banjir yang terjadi di Denpasar dan Gianyar sejauh ini tak mengganggu aktivitas para wisatawan karena jauh dari lokasi wisata.

Wednesday 1 October 2008

Met Idul Fitri 1429 H.