Paket SOP Toko Retail Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Toko Retail Modern.

Key Performance Indicator (KPI)

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : Key Performance Indicator (KPI).

Konsultan SOP Perusahaan

Master SOP adalah Konsultan SOP dan Sistem Bisnis untuk bisnis yang Autopilot.

Paket SOP Garmen / Konveksi

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Garmen / Konveksi.

Paket SOP Resto Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Resto Modern.

Monday 29 September 2008

Mudik Tidak Kembali Lagi?

Denpasar Hari Ini
Hari ini Senin, 29 September 2008. Kota Denpasar nampak lengang. Jama’ah di masjid dan mushollah mulai berkurang. Jika minggu pertama, masjid-masjid sesak dipenuhi jamaah sholat tarawih maka di penghujung bulan Ramadhan ini hanya tersisa sekitar satu shaf atau kurang dari itu.

Tidak terkecuali di masjid An-Nuur Denpasar. Mulai hari Sabtu kemarin jama’ah sholat dhuhur sudah banyak berkurang, saat ‘iqomat’ sholat dhuhurpun jamaahnya kurang dari satu shaf. Maklum memang hari sabtu itu sebagian besar para pegawai mulai libur dan cuti kerja, dan sangat baik dimanfaatkan untuk mudik ke kampung halaman.

Tradisi mudik di Indonesia adalah urusan yang sangat besar dan sangat menyibukkan. Tidak tanggung-tanggung pemerintah harus menyiapkan dan menjamin kelancaran arus mudik lebaran, dari tentang armada atau angkutan lebaran sampai ke urusan stabilitas sembako. Begitupun para media televisi tidak ketinggalan tiap waktu menyiarkan arus mudik ini.

Tradisi mudik dalam arti silaturahim sangat positif. Karena di sinilah kita bisa berkunjung dan menyambung silaturrahim dengan orangtua, sanak saudara, kerabat dan handai taulan di kampung halaman. Mereka saling mengunjungi dan bermaaf-maafan. Bisa kita bayangkan apabila tidak ada lebaran dan tradisi mudik, berapa banyak orang yang kehilangan sanak keluarga karena tidak pernah bertemu dan saling silaturrahim.

Mudik dan silaturrahim bersama keluarga, orangtua dan handaitaulan adalah kebutuhan yang manusiawi. Silaturahim dan menyambung hubungan persaudaraan adalah perintah agama. Walaupun silaturrahim dan saling memaafkan tidak harus dilakukan di Hari Raya saja, tapi di hari-hari lainpun bisa dilakukan.

Yang perlu diingata ketika ktia mudik adalah persiapan bekal. Supaya lancar sampai tujuan maka bekal tersebut perlu disiapkan sebaik - baiknya.


Mudik Tidak Kembali
Berbicara tentang mudik, maka kita teringat dengan peristiwa mudik yang akan dialami oleh setiap orang. Setiap orang pasti akan mengalami mudik yang seperti ini bahkan banyak dari kita telah mudik mendahului kita. Mudik yang harus kita lakukan. Tidak peduli kita kaya atau miskin, baik terpaksa mauapun tidak, punya bekal ataupun tidak, hanya menunggu waktu saja.

Yaitu Mudik ke kampung halaman yang abadi. Mudik yang tidak pernah kembali karena disanalah tempat abadi kita. Mudik Ke kampung halaman yang abadi yaitu Kampung Akhirat. Ya, karena kematian akan menjemput kita, pasti menjemput kita. Itulah mudik yang sebenarnya.

“Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu semua melarikan diri darinya itu, pasti akan menemui kamu, kemudian kamu semua akan dikembalikan ke Dzat yang Maha Mengetahui segala yang ghaib serta yang nyata.” (QS. Jum'ah:8).

Rasulullah telah memberitahu kita “Perbanyaklah mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan yaitu kematian”. Jika mudik di dunia saja perlu mempersiapkan bekal apalagi mudik ke kampung akhirat yang jauh sekali.

Rasulullah Saw bersabda : “Tidak akan bergerak telapak kaki ibnu Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang LIMA perkara; UMURNYA untuk apa dihabiskannya, MASA MUDANYA kemana dipergunakannya, HARTANYA DARIMANA ia memperolehnya dan ke MANA dibelanjakannya, dan ILMUNYA sejauh mana pengamalannya” (HR. Turmudzi).

Sudahkah kita menyiapkan bekal untuk hari akhirat kita? Tentu berbeda, bekal untuk persiapan HARI TUA dengan bekal untuk persiapan di HARI AKHIRAT. Ternyata memang benar bahwa: “MEMPERSIAPKAN BEKAL KEMATIAN LEBIH PENTING DARIPADA MEMPERSIAPKAN HARI TUA” yang belum tentu kita akan sampai pada usia hari tua itu.

Sudah Siapkah Kita?
Allah banyak sekali mengingatkan kita tentang orang yang menyesal karena saat kematian tiba bekal yang dibawanya merasa tidak cukup dan merengek kepada Allah supaya jangan dulu dimatikan atau dikembalikan lagi ke dunia.

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (QS.: Al-Munafiqun [63] ayat 10).

Pesan Rasulullah: ”Cukuplah kematian itu sebagai penasehat”. Karena itu orang yang cerdas menurut ibnu mas’ud adalah orang yang paling banyak mengingat mati dan orang yang paling bagus menyiapkan bekal untuk menghadapi kematian. Wallau’alam.

Thursday 25 September 2008

Gerakan Zakat Untuk Indonesia - Batam

Pemenang Masjid Award DSM Bali

Pelatihan Social Intelegence di Hotel Kuta Paradiso

LIVE di BATAMTV : Dari Zakat Untuk Indonesia

Aktifitas Bersama DSM Bali


Pelantikan DSM Cabang Badung


Sertijab Direktur DSM Bali (Saifuzzuhri - Alim Mahdi)


H. Zainal Sania (Owner House Of Bali), Duta Zakat DSM Bali


H. Zainal Sania, Duta Zakat DSM Bali


MOU Konsultan Hukum dengan Bambang Triyanto, SH.


Bersama Donatur dan anak Sigma


Bermain futsal bersama Mitra DSM Bali


Crew DSM Tahun 2008


Crew DSM Tahun 2008


Bermain futsal bersama Mitra DSM Bali


Zainal Sania, Wardi, Sumitro & crew DSM

Kegiatan DSM Bali Bersama Ustad Bobby Herwibowo


Indahnya Silaturrahim Bersama Ustad Bobby Herwibowo


Ust. Bobby Herwibowo, Lc. bersama crew DSM Badung


Tablik Akbar bersama Ust. Bobby Herwibowo, Lc.


Bersama Ust.Bobby Herwibowo,Lc.

Lailatul Qodar di Kota Denpasar

Hari ini kamis, hari ke 25 kita menjalani puasa di Ramadhan tahun ini. Saya merasakan udara hari ini terasa lebih sejuk begitupun angin berhembus semilir dan sepoi ketika saya beranjak dari kantor menuju masjid untuk menunaikan sholat dhuhur berjamaah. Di sebuah masjid, An-Nur yang terletak di tengah jantung kota Denpasar. Berjalan kaki kurang lebih 100 langkah ke arah selatan dari kantor DSM Bali di Jalan Diponegoro 157 Denpasar.

Matahari tidak terlihat di langit tetapi cahayanya tetap menembus bumi tetapi lembut membelai tubuh. Tidak panas membakar tetapi menyejukkan. Iya, terasa berbeda dari hari kemaren. Di dalam masjid setelah sholat berjamaah dhuhur, ada beberapa orang jamaah duduk-duduk dan membincangkan suasana hari ini. “Sepertinya malam tadi merupakan malam ‘Lailatur Qodar’, hawanya sejuk tidak panas!” kata salah satu dari mereka. “Malam tadi kan malam keduapuluhlima, malam ganjil. Coba rasakan suasana hari ini!” sambungnya, jamaah yang lain pun merasa penasaran dan tidak urung saya mendengar percakapan tadi turut terkesiap.

Wajah tertunduk dan hati mulai tersadar. Pikiran melayang dan mulutpun seakan bertanya: “Benarkah malam Lailatur Qodar telah berlalu malam tadi?” Jika benar berarti malam tadi adalah malam yang paling ditunggu oleh hamba-hamba Allah yang ingin mendapatkan malam kemuliaan, malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Allah turun ke bumi berbondong-bondong dan memberikan kesejahteraan di malam hari sampai terbit fajar. “salaamun hiya hattaa mathla’il fajri”.

Ada pertanyaan dalam hati, apakah tadi malam saya sudah maksimal beribadah kepada Allah? Apakah saya sudah meminta dan berdo’a secara sungguh-sungguh pada malam yang semua doa dikabulkan oleh Allah SWT?. Sudahkan saya bertaubat dan mohon ampun kepada Allah atas segala dosa-dosa di malam yang semua dosa diampuni oleh Allah SWT?. Secara tidak sadar setitik air mata menghias kelopak mata saya. Ah, sungguh menyesal apabila semua kemuliaan itu tidak saya dapatkan, haruskah menunggu tahun depan yang belum tentu kita menjumpai bulan yang penuh kemuliaan itu lagi.

Kawan, Masih ada kesempatan beberapa malam lagi, semoga malam-malam berikutnya manjadi malam-malam terbaik untuk 'taqarrub' atau mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan mempertemukan kita pada malam Lailatul Qodar. Semoga Allah SWT mengabulkan do'a-do'a kita, mengampuni dosa-dosa kita, menyempurnakan amal ibadah kita, menutupi kekurangan kita dan mempertemukan kembali bulan ramadhan berikutnya. Amin. Wallahu a'lam

Sunday 21 September 2008

Chating dengan al-Qur’an di YM

Apakah anda merasa kesulitan mencari terjemahan suatu ayat al-Quran? maka sebaiknya Anda segera Add ID al-Quran dan chating sama al-Qur’an! bila anda online sekarang ada YahooMessenger Boot yg bekerja secara ikhlas melayani request terjemahan ayat-ayat AlQur’an yang kita minta dalam berbagai bahasa.

Bagaimana cara memanfaatkan sang petugas quran.noble tersebut?, amat sangat mudah cukup dengan melakukan dua langkah :

Add sang quran.noble menjadi friends di list YM kita.

Coba PM quran.noble dengan kata : help
Nah dengan dua langkah tersebut sudah bisa kita menikmati fasilitas terjemahan AlQur’an yg kita mau sesuai dengan bahasa yg kita inginkan.

Ini contoh-contoh yang pernah saya coba :

quran id 1:1, perintah itu untuk menampilkan terjemahan Al-Qur’an Surat Alfatihah ayat 1, dan lakukan dengan kode yg lain buat ayat-ayat yang lain.

quran Annisaa 20 : id , ini akan menampilkan terjemahan surat annisa ayat 20 dengan bahasa indonesia.
Jangan khawatir salah kode, karena sang quran.noble akan dengan senang hati mengoreksi dan memberi tahu kode yg benar seperti apa.

Jika ingin ditampilkan bahasa arabnya ketik : quran Annisaa :20 arabic.

Untuk nama surat bisa diketik nomor surat saja, apabila tidak hafal nomor surat ketik nama surat langsung, misalnya : quran nissa:5, qural anfaal:3, quran al baqarah:1 dan lain-lain, asyik kan? Silahkan dicoba dan jangan lupa add “quran.nobel” di YM anda.

Juga ada panduan untuk membaca hadits : karya bukhari dan muslim… untuk kodenya bisa dengan mengetikkan : help muslim ( untuk hadist muslim). Selamat mencoba!

Tuesday 16 September 2008

Tragedi Pembagian Zakat di Pasuruan

Tragedi itu terulang lagi, hampir tiap tahun saat ramadhan. Kali ini terjadi di Pasuruan. Ratusan orang terjepit di antara pagar, banyak yang berteriak. Belasan orang tersungkur terinjak-injak.

Akibatnya sebanyak 21 orang tewas dan banyak lagi yang pingsan serta dilarikan ke rumah sakit, setelah berdesakan dan terinjak saat berebut zakat sebesar 30 ribu rupiah dari sang dermawan bernama H. Saikhon (47) di Gang Pepaya, Jalan dr Wahidin, Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, Senin (15/9).

Atas tragedi tersebut Kapolri Jenderal Sutanto mengimbau mayarakat agar menyalurkan zakat, infaq, dan sadakah (ZIS) ke lembaga penyalur resmi.

Tak urung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun, melalui Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengucapkan bela sungkawa atas tragedi ini. Menurut Maftuh, kejadian tersebut semestinya tidak perlu terjadi jika pemberi zakat, Syaikon, menyerahkan zakatnya kepada amil (petugas) zakat.

Dana zakat yang semestinya apabila dikelola dengan baik bisa memberdayakan dan membahagiakan para fakir miskin berubah menjadi tragedi maut, tangisan pilu dan duka cita mengusir rasa bahagia yang semula diharapkan oleh mereka.

Zakat disalurkan sendiri atau melalui Lembaga?
Sebenarnya dalam undang-undang zakat nomor 38 tahun 1999, Pemerintah telah menunjuk dua lembaga pengelola zakat resmi yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat.

Dalam sejarah pengelolaan Zakat pada jaman Rasulullah dan para sahabat. Selalu menunjuk amil atau petugas pemungut zakat. Rasulullah saw pernah mempekerjakan seorang pemuda dari suku Asad, yang bernama Ibnu Lutaibah, untuk mengurus urusan zakat Bani Sulaim. Pernah pula mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman untuk menjadi amil zakat. Muaz bin Jabal pernah diutus Rasulullah saw pergi ke Yaman, di samping bertugas sebagai da’i (menjelaskan ajaran Islam secara umum), juga mempunyai tugas khusus menjadi amil zakat. Demikian pula yang dilakukan oleh para khulafaur-rasyidin sesudahnya, mereka selalu mempunyai petugas khusus yang mengatur masalah zakat, baik pengambilan maupun pendistribusiannya. Diambilnya zakat dari muzakki (orang yang memiliki kewajiban berzakat) melalui amil zakat untuk kemudian disalurkan kepada mustahik, menunjukkan kewajiban zakat itu bukanlah semata-mata bersifat amal karitatif (kedermawanan), tetapi juga ia suatu kewajiban yang juga bersifat otoritatif (ijbari).

Tiga komponen penting yang harus ada dalam pengelolaan dana zakat adalah Muzakki, Amil dan Mustahik. Dana zakat dari seorang muzakki akan disalurkan kepada mustahik melalui amil (Lembaga Pengelola Zakat). Selain lebih mendekati perintah agama, zakat yang disalurkan melalui Lembaga Pengelola Zakat memiliki banyak keutamaan dan kelebihan, antara lain :

Pertama, Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat. Kedua : untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki. Ketiga, Untuk mencapai efisien dan efektifitas, serta sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat. Keempat : untuk mengurangi kewajiban muzakki dari pembayaran pajak. Kelima, Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan pemerintahan yang islami. Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzakki kepada mustahik, meskipun secara hukum syariah adalah sah, akan tetapi di samping akan terabaikannya hal-hal tersebut di atas, juga hikmah dan fungsi zakat, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan umat, akan sulit diwujudkan. Keenam, untuk lebih mewujudkan tujuan zakat dalam mengentaskan kemiskinan ummat secara modern (manajemen modern). Dengan berzakat ke lembaga amil, gerakan zakat bisa diukur dan dievaluasi.

Harus disadari, bahwa pelaksanaan zakat bukanlah semata-mata diserahkan kepada muzakki saja, akan tetapi tanggung jawab memungut dan mendistribusikannya dilakukan oleh amilin (QS. 9: 60 dan 103). Zakat bukan pula sekedar memberikan bantuan yang bersifat konsumtif kepada para mustahiq, akan tetapi lebih jauh dari itu, untuk meningkatkan kualitas hidup para mustahik, terutama fakir miskin atau kualitas sumber daya muslim, misalnya untuk pendidikan. Karena itu amil zakat harus meningkatkan profesionalisme kerjanya hingga menjadi amil yang amanah, jujur, sungguh-sungguh mengerti tugas masalah amil zakat dan kapabel dalam melaksanakan tugas keamilan (QS. 23: 8).

Kemana akan menyalurkan zakat Anda? Adalah sebuah pilihan. Pilihan yang bijak tentunya. Jika ke lembaga pengelola zakat carilah lembaga yang profesional, amanah dan transparan. Carilah lembaga yang telah di audit oleh Akuntan Publik, walaupun bukan jaminan tapi dengan lembaga yang diaudit merupakan salah satu indikator transparan dan profesionalisme suatu lembaga. Bagaimana di Bali? Ada, yaitu LAZ DSM (Dompet Sosial Madani) Bali.

Terakhir, sepatutnya penyaluran zakat tidak dilakukan sendiri karena berzakat bukan hanya untuk kebutuhan religi, tetapi juga aspek sosial bahkan perekonomian secara luas (makro). Semoga dengan menyalurkan zis melalui Lembaga Pengelola Zakat, tragedi Zakat yang terjadi di Pasuruan tidak terulang lagi. Amin. Wallahu’alam.

Monday 8 September 2008

Peran Lembaga Amil Zakat Dalam Membangun Bali

DSM On Air - Peran Lembaga Amil Zakat (LAZ) dalam membangun Bali. Begitulah tema yang diangkat dalam dialog interaktif di Super Family Radio 105.20 FM, hari Kamis (04/09/08). Pukul 17.30 sampai dengan Adzan Maghrib.

Saya (Alim Mahdi) sendiri sebagai nara sumber dan dipandu oleh Mas Gatot yang mengupas serba-serbi Zakat dan Lembaga Amil Zakat itu sendiri.

Program DSM On Air: "Kesenggol Berkah" ini dapat diikuti oleh para pendengar baik via SMS maupun telpon. Beberapa pertanyaan yang mengemuka antara lain tentang pengertian LAZ apakah sama dengan LSM, peran LAZ dalam pembangunan khususnya di Bali, potensi dana zakat di Bali, juga pertanyaan kritis apakah dana zakat itu bisa digunakan untuk membantu non muslim.

Saya berkesempatan menjelaskan bahwa kemiskinan itu bersifat universal. Kemiskinan tidak memandang siapapun mereka, apa latar belakang mereka, dan di mana mereka berada.
Kemiskinan bisa datang tiba-tiba, karena bencana alam, konflik social, perang, merupakan cara pemiskinan massal yang cepat. Maka siapapun bisa miskin. Tak peduli tadinya ia anak gubernur atau anak wali kota. Karena kemiskinan melanda siapapun, dimanapun dalam konsisi apapun. Maka Lembaga zakat tidak boleh mementingkan satu golongan. Atau menelantarkan kelompok lain karena perbedaan latar belakang. Karena Zakat ditujukan untuk golongan mustahik. Siapapun yang masuk dalam golongan itu, berhak atas dana zakat.

Mbak Vera, yaitu pendengar yang bertanya via telpon tentang apakah zakat bisa diberikan kepada Nenek sendiri apa tidak?. Juga ada Pak Putu yang sharing tentang penyaluran Zakat. Dan ada juga beberapa pertanyaan tentang kepercayaan masyarakat terhadapap LAZ dan Program DSM Bali.

Perlu diketahui bahwa Potensi Dana Zakat di Bali sektiar Rp. 51.000.000.000,- (Rp. 51 milyar). Sebaliknya di Bali angka kemiskinan masih ada (Data BPS 2006) sebanyak 147.044 KK, Pengangguran 103.830 orang, Anak putus sekolah 1.686 anak. Apabila dana ZIS itu dapat dikelola dengan baik maka cukup besar untuk membantu penanggulangan permasalahan kemiskinan di Bali. 


Dengan dana sebesar itu (Rp.51 M) kita bisa mendirikan Sekolah Gratis, Rumah Sakit Gratis dan Bali Pelatihan Kerja bagi orang-orang yang tidak mampu. meningkatkan kepercayaan dan profesionalisme Lembaga Amil Zakat. Maka LAZ perlu transparansi dalam laporan keuangan dan di audit oleh KAP juga harus berkreasi menghadirkan program-program yang dibutuhkan masyarakat.

Seperti program-program yang ditujukan pada Pembelaan masyarakat tertindas (Program Kemanusiaan) Perlindungan Anak (Rumah asuh, beasiswa dan pendidikan gratis dan anak yatim piatu), Pemberdayaan Perempuan (Pemberdayaan Ekonomi bagi kaum Ibu), Pembelaan Buruh, Program Kemandirian, Balai Latihan Kerja, Bengkel Kemandirian, (Institut Kemandirian) dan Kesehatan Masyarakat (Klinik/Layanan Kesehatan Madani, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma). Sehingga program yang dibuat bukan atas kemauan LAZ tetapi karena kebutuhan masyarakat tentunya. Wallahu'alam

Renungan: Bagi Istri & Calon Istri. Bagi Suami & Calon Suami

Buat para Suami & calon Suami..

Renungkanlah...Pernikahan atau perkawinan membuka tabir rahasia...
Isteri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah,
tidaklah setaqwa Aisyah..
pun tidak setabah Fatimah..

Justru..
isterimu hanyalah wanita akhir zaman
yang punya cita-cita menjadi solehah
Pernikahan atau perkawinan mengajar kita kewajiban bersama.......
Isteri menjadi tanah kamu langit penaungnya,
Isteri ladang tanaman kamu pemagarnya,
Isteri kiasan ternakan kamu gembalanya,
Isteri adalah murid kamu mursyidnya,
Isteri bagaikan anak kecil kamu tempat bermanjanya,
Saat isteri menjadi madu kamu teguklah sepuasnya,
seketika isteri menjadi racun kamulah penawar bisanya,
seandainya isteri tulang yang bengkok berhati-hatilah
meluruskannya.

Pernikahan atau perkawinan menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha kepada Allah swt.

Kamu bukanlah Rasulullah saw?
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajhah
Cuma suami akhir zaman yang berusaha menjadi soleh...

AMIN.


Buat para Istri & calon Istri..
Renungkanlah...

Pernikahan atau perkawinan membuka tabir rahasia
Suami yang menikahi kamu tidaklah semulia Muhammad saw
Tidaklah setaqwa Ibrahim
Pun tidak setabah Ayyub atau pun
Segagah Musa.. apalagi setampan Yusuf
Justru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman yang punya
cita-cita
membangun keturunan yang soleh...

Pernikahan atau perkawinan mengajar kita kewajiban
bersama..
Suami menjadi pelindung kamu penghuninya,
Suami adalah nahkoda kapal kamu pengemudinya,
Suami bagaikan pelakon yang nakal kamu adalah penonton
kenakalannya,
Saat suami menjadi raja kamu nikmati anggur singgasananya,
Seketika suami menjadi bisa kamulah penawar obatnya,
Seandainya suami bengis lagi lancang sabarlah
memperingatkannya,

Pernikahan ataupun perkawinan mengajarkan kita perlunya
iman dan taqwa,
untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah swt.

Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna di dalam menjaga
pun bukanlah Hajar yang begitu setia dalam sengsara....
Cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi solehah,

AMIN.

Sumber: Unknown


Pelajar NU Dukung Larangan Merokok

Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) mendukung upaya pelarangan rokok. Padahal sebelumnya, sebagian kalangan pesantren menolak.

Dukungan pelajar Nahdlatul Ulama ini secara resmi disampaikan Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) sebagaimana dikutip situs resmi NU online.
IPNU juga mendukung usulan agar ada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang larangan merokok untuk anak-anak dan remaja.

“Kalau mengenai apakah sampai pada fatwa haram atau bagaimana, itu silakan saja dikaji sesuai hukum Islam. Tapi, bahwa semangat antirokok, khususnya bagi anak-anak dan remaja, harus didukung,” ungkap Ketua Umum PP IPNU Idy Muzayyad.

Menurut Idy, kebiasaan merokok pada dasarnya merupakan hal sangat tidak dianjurkan, karena jelas-jelas membahayakan kesehatan. Apalagi bagi anak-anak dan remaja, merokok sungguh dapat mengganggu perkembangan mental dan penempatan kepribadian menuju generasi yang tangguh.

Idy sangat menyayangkan jumlah perokok dari kalangan remaja dan pelajar yang lumayan besar. Saat ini banyak siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas yang merokok tanpa merasa berdosa dan bersalah sama sekali. Padahal, secara sosial, moral, finansial dan kesehatan, kebiasaan itu lebih banyak nilai negatifnya.
Khusus di lingkungan sekolah, lanjut Idy, guru harus memberikan contoh yang baik untuk sama sekali tidak ada yang merokok pada saat jam mengajar. “Karena akan sangat susah memberitahu anak sekolah untuk tidak merokok, bila para gurunya memberikan contoh yang tidak baik,” jelasnya.

Sebelum ini, sebagian pondok pesantren di Jawa Timur menolak usulan pengeluaran fatwa pengharaman merokok. Harap diketahui, beberapa pesantren di Indonesia sudah sangat akrab dengan tradisi merokok..::.

Sumber: Hidayatullah.com

Sunday 7 September 2008

Hukum Merokok

NO SMOKING
Dr. Ir. M. Romli, Msc

Rokok, dulu makruh, kini haram. Sepintas, ini mungkin terasa aneh. Wong hukum kok berubah-ubah, yang dari dulu diketahui makruh sekarang dikatakan haram.

Hal ini disebabkan kita masih sering mencampuradukkan antara pengertian syariah dan fiqih. Syariah adalah hukum yang diwahyukan oleh Allah SWT, sebagaimana tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah. Apa yang telah ditetapkan 14 abad yang lalu berupa hukum Syariah itu, tetap berlaku hingga kini bahkan sampai akhir jaman nanti, tidak berubah.



Lain halnya dengan Fiqih. Fiqih adalah hukum Islam yang dideduksi dari syariah untuk menjawab situasi-situasi spesifik yang tidak secara langsung ditetapkan oleh hukum syariah. Penetapan hukum berdasarkan deduksi ini dapat saja berubah tergantung pada situasi dan kondisi dimana hukum itu diterapkan. Kedua istilah yang sebenarnya tidak sama ini, hingga kini masih sering dipukul rata saja dengan sebutan, Hukum Islam.

Lima Ratus Silam

Budaya (me) rokok termasuk gelaja yang relatif baru di dunia Islam. Tak lama setelah Chirstopher Columbus dan penjelajah-penjelajah Spanyol lainnya mendapati kebiasaan bangsa Aztec ini pada 1500, rokok kemudian tersebar dengan cepatnya ke semenanjung Siberia dan daerah Mediterania. Dunia Islam, pada saat itu berada dui bawah kekhilafahan Ustmaniyah yang berpusat di Turki. Setelah diketahui adanya sebagian orang Islam yang mulai terpengaruh dan mengikuti kebiasaan merokok, maka dipandang perlu oleh penguasa Islam saat itu untuk menetapkan hukum tentang merokok.

Pendekatan yang digunakan untuk menetapkan hukum merokok, adalah dengan melihat akibat yang nampak ditimbulkan oleh kebiasaan ini. Diketahui bahwa merokok menyebabkan bau nafas yang kurang sedap. Fakta ini kemudian dianalogkan dengan gejala serupa yang dijumpai pada masa Rasulullah Saw, yaitu larangan mendatangi masjid bagi orang-orang yang habis makan bawang putih/bawang merah mentah, karena bau tak sedap yang ditimbulkannya. Hadist mengenai hal ini diriwayatkan antara lain oleh Ibnu Umar, ra, dimana Nabi bersabda, "Siapa yang makan dari tanaman ini (bawang putih) maka jangan mendekat masjid kami" (HR Bukhari-Muslim).

Sebagaimana kita ketahu, di penghujung sholat setiap orang memberikan salam, yang bisa bertemu muka satu dengan yang lainnya. Dapat dibayangkan, betapa tidak nyamannya bila ucapan salam ke kanan-kiri itu menebarkan "wangi" bawang mentah! Berdasarkan analogi tersebut, para ulama Islam saat itu berpendapat bahwa merokok hukumnya makruh (tercela).

Kini, Haram

Demikianlah hukum merokok yang sampai saat ini kita pahami, makruh. Lima ratus tahun berselang, fakta-fakta medis menunjukkan bahwa rokok tidak sekedar menyebabkan bau nafas tak sedap, tetapi juga berakibat negatif secara lebih luas pada kesehatan manusia.

Sebenarnya pengaruh buruk dari merokok terhadap kesehatan telah diperkirakan sejak awal abad XVII (Encyclopedia Americana, Smoking and Health, p.70 1989). Namun demikian, rupanya perlu waktu hingga 350 tahun untuk mengumpulkan bukti-bukti ilmiah yang cukup untuk meyakinkan dugaan-dugaan itu.

Kenaikan jumlah kematian akibat kanker paru-paru yang diamati pada awal abad XX telah menggelitik dimulainya penelitian-penelitian ilmiah tentang hubungan antara merkokok dan kesehatan. Sejalan dengan peningkatan pesat penggunaan tembakau, penelitian pun lebih dikembangkan, khususnya pada tahun-tahun 1950-an dan 1960-an.

Laporan penting tentang akibat merokok terhadap kesehatan dikeluarkan oleh The Surgeon General's Advisory Committee on Smoking and Health di Amerika Serikat pada tahun 1964. Dua tahun sebelumnya The Royal College of Physician of London di Inggris telah pula mengeluarkan suatu laporan penelitian penting yang mengungkapkan bahwa merokok menyebabkan penyakit kanker paru-paru, bronkitis, serta berbagai penyakit lainnya.

Hingga tahun 1985 sudah lebih dari 30.000 paper tentang rokok dan kesehatan dipublikasikan. Sekarang ini tanpa ada keraguan sedikitpun disimpulkan bahwa merokok menyebabkan kanker paru-paru baik pada laki-laki maupun wanita. Diketahui juga bahwa kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian akibat kanker pada manusia. Merokok juga dihubungkan dengan kanker mulut, tenggoroka, pankreas, ginjal, dan lain-lain.

Bukti-bukti ilmiah tentang pengaruh negatif rokok terhadap kesehatan yang telah diringkaskan di atas mengharuskan kita untuk meninjau kembali status hukum makruh merokok yang selama ini kita ketahui. Beberapa fakta berikut ini sangatlah relevan untuk dijadikan bahan perenungan dan pertimbangan, sebelum sebatang rokok lagi mulai anda "nikmati" :

Rokok menyebabkan kanker dan kanker menyebabkan kematian, maka merokok menyebabkan kematian. Hukum tentang perbuatan semacam ini secara terang dijelaskan dalam syariat Islam, antara lain ayat Al-Quran yang terjemahannya adalah: "...dan janganlah kamu membunuh jiwa..." (QS 6:151)

Tubuh kita pada dasarnya adalah amanah dari Allah yang harus dijaga. Mengkonsumsi barang-barang yang bersifat mengganggu fungsi raga dan akal (intoxicant) hukumnya haram, misalnya alkohol, ganja dan sebangsanya. Perhatikan firman Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, judi, berkorban untuk berhala dan mengundi nasib adalah kekejian, termasuk perbuatan setan. Jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu sukses" (QS 5:90)

Kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam sebuah hadist yang dikumpulkan oleh Muslim dan Abu Dawud, dimana Nabi Saw berkata, "Setiap yang mengganggu fungsi akal (intoxicant) adalah khamr dan setiap khamr adalah haram".

Merokok hampir selalu menyebabkan gangguan pada orang lain. Asap rokok yang langsung diisapnya berakibat negatif tidak saja pada dirinya sendiri, tapi juga orang lain di sekitarnya. Asap rokok yang berasal dari ujung puntung maupun yang dikeluarkan kembali dari mulut dan hidung si perokok, menjadi "jatah" orang-orang disekelilingnya. Ini yang disebut passive smoking atau sidestream smoking yang berakibat sama saja denan mainstream smoking. Berbuat sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya (mudharat) bagi diri sendiri apalagi orang lain, adalah hal yang terlarang menurut syariat. Sebagaimana sabda Nabi SAW, "Laa dharar wa laa dhiraar".

Harta yang kita miliki tidaklah pantas untuk dibelanjakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, misalnya dengan membakarnya menjadi abu dan asap rokok. Tegakah kita melihat selembar uang berwajah kartini dibakar setiap minggunya? Perhatikan ayat-ayat Alquran sebagai berikut: "...dan janganlah menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sungguh para pemboros adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat ingkar pada Tuhannya" (QS 17: 26-27). Sungguh ayat ini adalah suatu deskripsi yan sangat serius

Kesimpulan

Uraian singkat di atas cukuplah kiranya membuktikan bahwa kebiasaan merokok merupakan suatu perbuatan yang terlarang menurut ajaran Islam. Merokok tidak saja memberikan mudharat bagi pelakunya, tetapi juga bagi orang-orang lain di sekitarnya. Merokok tidak dapat memberikan manfaat apapun bagi pelakunya, sehingga membelanjakan harta untuk rokok termasuk dalam kategori pemborosan (tabdzir) yang sangat dicela oleh Islam.

Perlu ditegaskan di sini bahwa Islam pada dasarnya adalah suatu sistem yang membangun, bukan yang menghancurkan. Islam tidak datang untuk menghancurkan kebudayaan, moral maupun kebiasan-kebiasaan umat manusia, tetapi ia datang untuk memperbaiki kondisi umat manusia. Dengan demikian segala sesuatunya dilihat dari persepektif kesejahteraan umat manusia, apa yang merugikan dihilangkan dan apa yang bermanfaat dikonfirmasikan. Dalam Al-Quran ditegaskan bahwa Islam adalah suatu sistem yang:

"..menyuruh mengerjakan ma'ruf dan melarang perbuatan mungkar, dan menghalalkan segala cara yang baik dan mengharamkan segala yang buruk..." (QS. 7:157).

Mudah-mudahan kita sekalian diberi kekuatan untuk selalu melakukan apa yang diperintahkan Allah SWT dan RasulNya, dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah dan RasulNya.

Wallahu a'lam

Penulis adalah auditor LPPOM MUI, Direktur APN dan Staf Dosen Jurusan Teknologi Industri-FATETA, IPB.

Sumber: Jurnal Halal No. 5 / I / Mei - Juni 1995

Tambahan:

Racun pada Rokok

Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.

Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.
Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.
Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.


Efek Racun

Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko (dibanding yang tidak mengisap asap rokok):

14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
4x menderita kanker esophagus
2x kanker kandung kemih
2x serangan jantung
Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.


Batas Aman

Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama.

TIDAK ADA BATAS AMAN BAGI ORANG YANG TERPAPAR ASAP ROKOK.

Tuesday 2 September 2008

Bunda, mandikan aku..sekali ini saja.."

Untuk direnungkan dan diambil pelajaran... Kisah ini saya dapat via email dari seseorang yang sudah cukup lama sekitar 5 tahun yang lalu. Tiba-tiba saya teringat dan saya posting, spesial untuk para Sahabat semua.

Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. "Why not the best," katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika. Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran.

Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang "selevel"; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka. Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah "alif" dan huruf terakhir "ya", jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.

Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Setulusnya saya pernah bertanya, "Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? " Dengan sigap Rani menjawab, "Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!" Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadual Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak. "Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti." Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini "memahami" orang tuanya. Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya "malaikat kecilku". Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.

Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. "Alif ingin Bunda mandikan," ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.

Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. "Bunda, mandikan aku!" kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.

Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. "Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency." Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah SWT sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya. Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya.

Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri.

Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. "Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif," ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis. Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, "Ini sudah takdir, ya kan. Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan?" Saya diam saja. Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. "Ini konsekuensi sebuah pilihan," lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat. Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.

Tiba-tiba Rani berlutut. "Aku ibunyaaa!" serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. "Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif.." Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya,ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. Senja pun makin tua.

Sumber: Unknown