Paket SOP Toko Retail Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Toko Retail Modern.

Key Performance Indicator (KPI)

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : Key Performance Indicator (KPI).

Konsultan SOP Perusahaan

Master SOP adalah Konsultan SOP dan Sistem Bisnis untuk bisnis yang Autopilot.

Paket SOP Garmen / Konveksi

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Garmen / Konveksi.

Paket SOP Resto Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Resto Modern.

Showing posts with label DSM Bali. Show all posts
Showing posts with label DSM Bali. Show all posts

Wednesday, 9 October 2019

Kulwa: Totalitas, Loyalitas dan Integritas Amil Zakat Zaman Now

Kulwa: Totalitas, Loyalitas dan Integritas Amil Zakat Zaman Now, adalah tema Kuliah Whatsapp untuk Team DSM Bali. 9 Oktober 2019.

Materi yang saya sampaikan antara lain tentang Pola Komunikasi Sehat, Transaksi Transformasional, Totalitas, Dan Ekuilibrium Rezeki. Kemudian disambung dengan tanya jawab.

Tuesday, 10 February 2009

Universitas Muhammadiyah Magelang, KKL ke DSM Bali

Akhirnya rombongan mahasiswa S-1 program jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Muamalat, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang tiba di LAZ DSM Bali, Jl. Diponegoro 157 Denpasar. Hari Ahad, 8 Februari 2008 rombongan kami diterima di Lantai 2, Graha Zakat DSM Bali. Terdiri dari 28 orang mahasiswa dan 4 Dosen pendamping, yaitu Bapak Mahmud Hadi, Teguh Budiono, Ibu Candra Kusuma Dewi dan Bapak Andi.

Pak Andi salah satu pendaping KKL (Kuliah Kerja Lapangan), mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan pelaksanaan dari Studi Pengembangan Model Pengajaran (SPMP) dan memilih Bali karena walaupun penduduk muslimnya minoritas tetapi perkembangan ekonomi syariah termasuk pengolaan zakat cukup berkembang. Karena itu secara khusus mengambil studi tentang ekonomi syariah khususnya perbankan syariah dan manajemen zakat di Bali dan DSM Bali sebagai salah satu tujuan KKL ini.

Setelah acara kami buka dengan diawali ta’aruf maka pada sesi pertama di isi oleh Mas Firman dari Bank Muamalat Indonesia. Dan giliran saya pada sesi kedua menyampaikan materi dengan mengambil tema manajemen pengelolaan zakat. Beberapa poin yang saya sampaikan adalah tentang susunan pengurus/amil zakat DSM Bali, program penyaluran dan pemberdayaan, fundraising, program layanan muzakki dan mustahik, media publikasi dan strategy lembaga.

Pertanyaan yang cukup antusias dilontarkan oleh mahasiswa adalah tentang fundraising strategy, partnership dan sistem penyaluran dan bagaimana cara memotivasi personil/amil supaya bekerja tetap semangat.

Pada akhir acara dilakukan acara saling memberikan cinderamata antara DSM Bali dan Universitas Muhammadiyah Magelang dan berfoto bersama. Dan rombongan segera melanjutkan perjalanan. Selamat jalan dan semoga sukses!.

Terima kasih kepada Civitas Akademika Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang yang telah berkenan mengunjungi kami.

Foto dokumen bisa dilihat di sini.

Saturday, 20 December 2008

Ebiet G.Ade Live In Concert Bersama Habiburahman di BALI

Dompet Sosial Madani Bali (DSM Bali) akan menghadirkan Ebiet G Ade dan Habiburahman El Shirazy (Penulis Buku Best Seller Ayat-ayat cinta dan Ketika Cinta Bertasbih) dalam tema: ”Malam Amal Ebiet G Ade Live In Concert & Execlusif With Habiburahman El Shirazy” yang akan digelar pada Sabtu, 03 Januari 2009 di Sanur Beach Hotel Denpasar Bali.

Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka penggalangan dana untuk melanjutkan pembangunan Rumah Asuh Madani yang sedang di bangun di Bali.

Dalam acara ini juga akan diadakan lelang diantaranya gitar kesayangan milik Ebiet G Ade, beberapa lukisan dan masih banyak lagi, semua dana yang terkumpul dari acara ini akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan asrama dan sarana pendidikan untuk anak anak terlantar dari keluarga kurang mampu berasal dari pelosok Bali yang dibina Rumah Asuh Madani.

Tiket hanya sebesar Rp. 300.000,- (Termasuk dinner dengan raound table) langsung bisa dipesan di DSM Bali.

Apabila Anda penggemar Ebiet G Ade dan Habiburahman El Shirazy. Jangan sampai ketinggalan. Beli tiketnya di sini! (Hanya tersedia 300 seat).

Hubungi DSM Bali :
Jl. Diponegoro 157 Denpasar Bali
Telpon: 0361 7445221
Website: www.dsmbali.or.id
Email: dsmbali@yahoo.com


Dapat juga di sini:
Ticket BOX:
TB. Gramedia Mall Bali Galeria. Telp. 758072
TB. Gramedia Pusat Kota Denpasar. Telp. 221026
De Surau Rumah Makan Keluarga. Telp. 8053165 (Pipit)
Radar Bali. Telp. 417153/41356
Muna Tour. Telp. 7872976 (Gunawan)
Talita Tour & Travel. Telp. 263548 (Hj. Farida Hanum)
Pradnyagama. Telp. 7416491 (Susi)
Global FM. Telp. 812994
Duta FM. Telp. 426782
Rumah Syukur. Telp. 8003341 (Hasan Sazali)
Anak Emas. Telp. 227922
Reihan Moslem Fashion. Telp. 7965046
Harapan Mulian School. Telp. 081 558763332 (Hj. Mahmudah Kun)
TB. Gunung Agug, Ramayana Bali Mall, Diponegoro Denpasar


Sampai jumpa di Sanur Beach Hotel Denpasar Bali

Saturday, 29 November 2008

Pelatihan ENTREPRENEURSHIP, gratis untuk umum!

Kelas Kewirausahaan (Enterpreneurship) yang dibuka pada 18 November 2008 lalu langsung direspon dengan antusias oleh peserta. Kelas perdana yang hanya dibatasi 15 orang tersebut langsung penuh. Pelatihan Kewirausahaan (Enterpreneurship) ini diselenggarakan oleh DSM Bali bekerjasama dengan De Surau Institute dengan instruktur Tommy Setyawan, yang berpengalaman di Bussiness Strategy. Selain pengusaha, Tommy Setyawan adalah Managing Director PT. De Surau Mitratamaa dan pakar dalam bidang Product Planning Development, Inter Mediacy, Management dan Marketing Development.

Peserta yang rata-rata pemula atau baru tahap merintis bisnis ini merasa terbantu dengan diadakannya pelatihan ini. Dengan materi yang banyak membahas tentang bagaimana cara memulai, menjalankan dan mengembangkan usaha. Dengan gaya khas instruktur dalam mengupas kasus-kasus kewirausaaan yang dialamai perserta sendiri, membuat para peserta menikmati dan banyak menemukan ilmu baru, seakan peserta langsung berhadapan dengan konsultan bisnisnya sendiri.

Program ini adalah merupakan komitmen DSM Bali (Dompet Sosial Madani Bali) untuk turut andil dalam program pemberdayaan dan pengembangan kemandirian sumber daya manusia. Menurut Syaiful Bahri pelaksana program ini, setiap peserta akan di latih dan dibina selama 3 bulan, dengan frekwensi 2 kali pertemuan dalam satu pekan. Peserta akan diberikan sertifikat sebagai tanda kepersertaan yang akan diberikan ketika berakhir masa pelatihan.

Tommy Setiawan yang juga salah satu owner dan manajemen PT. De Surau Mitratama mengungkapkan, bahwa pelatihan ini sekaligus sebagai sarana rekrutment SDM yang handal. Tommy melanjutkan bahwa De Surau Group sendiri kedepannya akan banyak membutuhkan tenaga-tenaga profesional yang berkualitas maka setelah dilatih dan dibina peserta pelatihan ini dapat langsung direkrut oleh De Surau Group sebagai tenaga kerja sesuai kebutuhan.

Yang tidak kalah pentingnya DSM Bali tidak hanya membuka kelas Enterpreneurship, tetapi juga kelas Bahasa Inggris, Akuntansi dan Pajak, Potong Rambut, Ketrampilan Menjahit, Pelatihan Guru dan Siswa serta bimbingan belajar. Dan yang baru terealisasi adalah pelatihan Enterpreneurship dan kursus Bahasa Inggris.

Bagi yang berminat dapat menghubungi DSM Bali. Alamat: Graha Zakat, Jl. Diponegoro 157 Denpasar, atau telpon 0361-7445221 langsung ke Bapak Syaiful.

Jadwal Pendidikan dan Pelatihan:
Kursus Bahasa Inggris, Senin – Kamis Jam: 19.00 Wita – 20.30
Pelatihan Enterpreneurship, Selasa – Jum’at Jam: 19.00 Wita – 20.30
Kursus Akuntansi, Jadwal menyusul
Potong Rambut, Jadwal Menyusul
Semua dilaksanakan secara gratis, cukup hanya mendaftar di DSM Bali.

Tempat Pelatihan: DSM EDUCATION AND TRAINING CENTER Jalan Padang Lalang No. 2 , Mahendradata (Depan RS. Bali Medistra) Denpasar

Wednesday, 15 October 2008

Pengentasan Kemiskinan di Bali: Menakar Potensi Dana Ziswaf

Bali dan Kemiskinan
Bali lebih dikenal oleh wisatawan mancanegara daripada nama Indonesia. Menyaksikan Bali dari kemasyuran tempat wisatanya seperti Kuta, Sanur, Nusadua, Tanah lot adalah gambaran kemakmuran, eksotis, serba mentereng, megah, mewah, dan bahkan glamor. Potret wisata Bali terutama di daerah Badung dan sebagian Kota Denpasar, seakan mengisahkan Bali bebas dari kontaminasi virus kemiskinan. Sungguh, Bali dari tampilan wajah pariwisatanya, seakan meyakinkan pengunjung bahwa provinsi ini tidak lagi tersentuh kemiskinan. Benarkah sebuah kesimpulan yang hanya berdasarkan kesaksian empiris seperti itu?

Kemiskinan merupakan suatu keadaan, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup yang menggambarkan kekurangan materi, biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, pelayanan kesehatan, dan kesempatan pendidikan. Menurut Bank Dunia orang dikatakan miskin apabila pendapatannya tidak lebih dari US $2 atau standar kemiskinan oleh BPS adalah ukuran pendapatan US $1 per hari.

Mari kita tengok hasil survey DSM Bali pada tahun 2006. Survei dilakukan selama 3 bulan di 67 kampung/desa di Bali yang meliputi wilayah Karangasem, Klungkung, Gianyar, Bangli, Buleleng, Tabanan, Jembrana, Badung dan Denpasar. Desa/kampung tersebut diambil sebagai lokasi survei berdasarkan banyaknya penduduk muslim yang bertempat tinggal di desa/kampung tersebut dan juga bedasarkan rekomendasi dari tokoh-tokoh muslim di Bali.

Dari hasil survei yang dilakukan, dapat diketahui bahwa dari 413 responden yang meliputi 67 desa/kampung di seluruh Bali, diketahui bahwa sebagian besar bermatapencaharian sebagai buruh/tukang (29,5%), pedagang (21,1%), dan petani (16,5%) dengan penghasilan rata-rata kurang dari 200 ribu/bulan (52,5%) dan sebagian besar memiliki hutang (77,5%). Dilihat dari latar belakang pendidikan, sebagian besar responden telah tamat SD (33,7%) dan tidak tamat SD (27%).

Data BPS 2006 tentang angka kemiskinan di Bali menunjukkan masih cukup tinggi jumlah keluarga miskin di Bali yaitu 147.044 KK. Jumlah terbesar berada di Buleleng, yaitu 47.908 KK. Berikutnya di Karangasem (41.826 KK), Bangli (13.191 KK), Tabanan (11.672 KK), Klungkung (8.460 KK), Gianyar (7.629 KK), Jembrana (6.998 KK), Badung (5.201 KK), dan Denpasar sebanyak 4.159 KK.

Menarik apa yang diungkapkan oleh Ketua DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Bali A.A. Ngurah Gede Widiada. Bahwa, ketergantungan Bali terhadap industri pariwisata sangat jelas dirasakan pada saat Bali mengalami krisis kunjungan wisatawan pascaserangan teroris yang meledakkan bom di Bali. Kenyataannya mayoritas masyarakat miskin Indonesia bekerja di sektor pertanian dan mayoritas masyarakat Bali adalah petani. Sedangkan proyek pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah diprediksi tak akan menyentuh akar permasalahan. Anggaran yang dialokasikan untuk meningkatkan taraf hidup rumah tangga miskin (RTM) masih dikelola dengan pendekatan politik bahkan masih menjadi media propaganda politik dan pencitraan. Menurutnya, sering gagalnya penanganan kemiskinan akibat strategi yang dilakukan beredar di permukaan bukan melakukan bedah langsung terhadap indikator-indikator kemiskinan. ''Saya melihat penanganan kemiskinan masih menjadi proyek politik bukan keikhlasan membantu RTM keluar dari beban kehidupan. Strateginya pun masih menjauh dari upaya-upaya meningkatkan taraf hidup RTM,'' ujarnya.


Peran LAZ dan Jargon Universal
Dompet Sosial Madani Bali didirikan tahun 2001. Berkhitmat sebagai lembaga nirlaba yang mengelola zakat, infak, sedekah dan wakaf berdasarkan prinsip-prinsip amanah, mandiri, dan profesional guna meningkatkan manfaat nyata bagi kesejahteraan umat. DSM Bali mengambil peran strategis dalam 3 sektor, yaitu pemberdayaan, pengembangan dakwah dan pendidikan dan bantuan kemanusiaan, kesehatan dan emergency. Karena itu core programme DSM Bali adalah Pemberdayaan, Pendidikan dan Kemanusiaan.

Coba kita renungkan kalimat yang berbeda namun bermakna agak mirip “Karena masyarakat bodoh, makanya masyarakat menjadi miskin“, atau kalimat yang ini “Karena masyarakat miskin makanya mereka tidak bisa sekolah dan akhirnya mereka tetap bodoh“ dan yang ini “Karena masyarakat tidak sekolah makanya mereka tetap bodoh dan akhirnya mereka menjadi miskin“.
Kalimat tersebut mengandung makna bahwa persoalan kemiskinan, pendidikan, dan kebodohan adalah satu paket persoalan yang harus dituntaskan bersamaan.

Program unggulan yang DSM Bali tawarkan kepada masyarakat dalam rangka membantu persoalan pendidikan adalah Rumah Asuh Madani, yaitu program pendidikan plus gratis berasrama bagi anak-anak tidak mampu. Beasiswa SIGMA, yaitu beasiswa dan orang tua asuh bagi siswa yang tidak mampu dan bantuan untuk guru pedalaman.

Layanan Kesehatan Madani, Klinik kesehatan yang melayani pengobatan dan pemeriksaan kesehatan cuma-cuma bagi pasien tidak mampu, yaitu yang terdiri dari pemeriksaan umum, ibu hamil, gigi dan tibun nabawi (pengobatan cara nabi). Dan program lainnya seperti Bengkel Kemandirian, Kemanusiaan, Bencana dan emergency.

Tema yang diusung dalam rangka mengusung program yang digulirkan oleh DSM Bali adalah “ZAKAT FOR HUMANITY”. Muslim di Bali minoritas, tetapi kemiskinan tidak memandang siapapun mereka. Karena kemiskinan bisa melanda siapapun, dimanapun dalam kondisi apapun. Perbedaan latar belakang tidak menghambat penyaluran zakat, zakat ditujukan untuk golongan mustahik. Siapapun yang masuk dalam golongan itu, berhak atas dana zakat. Di sinilah adalah kasih sayang, dan kemuliaan Islam yang memberi rahmat untuk seluruh alam.


Positioning DSM Bali
Mengentaskan kemiskinan di Bali bukanlah perkara mudah. Tak cukuh hanya dengan bekerja sendirian atau merasa paling bisa dan besar. Maka perlu ada proses sinergi antara DSM Bali dengan pemerintah daerah. DSM Bali dengan lembaga pengelola zakat yang lain baik yang berbasis masyarakat maupun pemerintah (BAZ) sebagaimana pentingnya sinergi dengan lembaga keumatan seperti MUI dan ormas Islam juga organisasi sosial kemasyarakan yang lain. Sinergi inilah yang akan mengakselerasi proses pengentasan kemiskinan. Bentuknya bisa dalam lingkup pemberdayaan mustahik dan kampung miskin. Bisa juga pemetaan penanganan daerah kemiskinan. Departemen agama tentu mempunyai peran strategis disini. Sebagai sebuah institusi pemerintah yang lebih dulu ada sebelum era bertumbuhnya LAZ, dan juga memiliki organisasi pengelola zakat (BAZ), Depag sudah selayaknya memainkan peran sebagai motivator, regulator, fasilitator yang lebih profesional.

DSM Bali yang telah mempunyai lima puluh lebih mitra merchant dan telah dipercaya lebih dari 3 ribu donatur tetap dengan jumlah donasi rata-rata 200 juta per bulan merupakan modal untuk menjaga eksistensi lembaga yang visioner, yaitu perpaduan antara kreatifitas dan inovatif akan semakin memantapkan DSM Bali menjadi lembaga yang profesional, kredibel dan accountable.

Saat ini DSM Bali tidak hanya menggarap zakat dan ke depan DSM akan menggulirkan program fundraising dana selain zakat, seperti infaq sedekah, wakaf, hibah dana CSR (Corporate Social Responsibilty) dan dana sumbangan lainnya yang nominalnya jauh lebih besar daripada dana Zakat. Tahun 2007 DSM telah menerima asset wakaf dan non wakaf seluas 48 are untuk dikelola di wilayah Denpasar dan Negara.


Potensi yang Menggiurkan
Menurut data Kanwil Depag Provinsi Bali jumlah penduduk muslim Bali sekitar 558 ribu jiwa. Jika bedasar data tersebut, maka potensi zakat di Bali mencapai 51 milyar rupiah per tahun. (Lihat Tabel Asumsi Zakat). Hal tersebut diakumulasi dari zakat penghasilan dan zakat fitrah. Potensi Dana Umat ini belum termasuk infaq shadaqah, wakaf, hibah dan lain-lain.

Total pengumpulan ZISWAF oleh DSM Bali pada tahun 2007 sebesar Rp. 2.3 milyar (Pengumpulan ZISWAF terbesar di Bali). Dari angka-angka tersebut bisa disimpulkan bahwa masih banyak potensi Dana Zakat di Bali yang belum terhimpun dengan baik. Dengan dana umat tidak kurang sebesar tiga milyar tiap bulan, maka betapa banyak aset yang bisa dimiliki oleh umat dan berapa banyak program yang bisa digulirkan untuk menyejahterakan masyarakat. Sekarang umat di Bali masih bermimpi untuk mempunyai rumah sakit bebas biaya, sekolah unggulan gratis, mempunyai radio bahkan mempunyai station TV sendiri. Padahal dana ada di depan mata.


Menangkap Potensi, Mengentas Kemiskinan
Mari kita tangkap potensi yang telah terbuka lebar. Angka 51 milyar, belum termasuk beberapa jenis zakat dan juga infak sedekah serta wakaf, adalah jumlah yang luar biasa dan bisa dibayangkan pembangunan fisiknya. Hitung-hitungan sederhananya, jika kita ingin separuh dari dana itu kita ingin gunakan untuk membangun sebuah atau beberapa gedung sekolah gratis untuk anak-anak miskin, maka sudah pasti tahun ini akan terwujud. Sekaligus juga membagunkan asrama untuk anak-anak yang berasal dari berbagai daerah. Setelah usai menempuh pendidikan, mereka dapat kembali ke daerah asal. Tentu dengan kemampuan yang berbeda. Mereka dapat membangun keluarga dan kampung mereka dari hasil pendidikan mereka selama ini. Karena mereka telah dididik untuk kaya. Sisa dari dana 51 milyar bisa kita gunakan untuk pemberdayaan ekonomi para orang tua dhuafa. Memberikan permodalan usaha, sekaligus mengusahakan terpenuhinya tenaga pendidik dan pendamping hingga keluarga itu benar-benar bisa mandiri.


POTENSI ZAKAT DI BALI
Jumlah muslim Bali 500 ribu orang (*) :

Zakat Fitrah:
Asumsi hanya 80% yang membayar zakat yaitu 400 ribu Orang
Apabila zakat fitrah 2,5kg dikonversikan menjadi Rp. 15 ribu/jiwa
Maka total 400.000 x Rp. 15.000 = Rp. 6 Milyar


Zakat Maal:
Asumsi hanya 10% yang membayar zakat yaitu 50 ribu Orang
Apabila tiap wajib zakat rata-rata mengeluarkan zakat Rp. 75 ribu/bulan
Maka total 5000 x Rp.50.ooo = Rp. 3,75 milyar/bulan
Dalam Zakat Setahun 12 x 3,75 M = Rp. 45 Milyar

Maka Total Zakat dalam Setahun Rp. 6 M + 45 M = Rp. 51 Milyar

(*) data DEPAG Propinsi Bali = 558 ribu


Tahun pertama, tahap awal pemberdayaan dan optimasi dana ZISWAF telah terpenuhi. Kita tinggal mengulang kesuksesan di tahun kedua. Dengan potensi dana sama besar, atau bisa jadi lebih besar dari 51 milyar. Sebab kita sudah merasakan hasilnya. Penggunaanya pun kita bisa sesuaikan dengan skala prioritas pembangunan, mungkin saja kita ingin membangun rumah sakit terbesar di Bali, gratis khusus dhuafa. Atau membangun sebuah pabrik yang melibatkan tenaga kerja banyak, yang kesemuanya melibatkan tenaga kerja masyarakat miskin. Semuanya mungkin saja terjadi, tinggal butuh konsep perencanaan yang mapan dan disokong oleh SDM yang serius, serta sinergi berbagai steakholder.

Namun sebenarnya ada sedikit persoalan yang cukup menjadi batu sandungan terhadap proses penghimpunan dana ZISWAF di Bali. Semangat pertumbuhan Lembaga Pengelola ZISWAF dalam menghimpun dana dan juga penyalurannya, kurang mendapat tanggapan serius dari pemerintah daerah. Seperti SK pengukuhan LAZ belum ada satupun LAZ di Bali yang mendapat SK dari Pemerintah Daerah. Bisa jadi karena minoritas, sehingga tidak memiliki bargaining power terhadap penguasa daerah. Karenanya, banyak Lembaga Pengelola ZISWAF bergerak berdasar asumsi dan analisa masing-masing.

Jika saja pemerintah daerah memberikan legalitas dan dukungan yang kuat terhadap lembaga-lembaga tersebut, sudah pasti hal ini akan menjadi sinergi yang luar biasa. Lembaga pengelola zakat akan mudah melakukan sosialisasi dan penghimpunan karena pemerintah daerah membuka peluang partisipasi terhadap penyelesaian kemiskinan di Bali. Sebab pada prinsipnya, potensi dana ZISWAF yang begitu besar, merupakan amunisi efektif untuk memberantas kemiskinan dan penyakit sosial lainnya jika terjadi sinergi yang tepat antara Lembaga Pengelola Zakat dan Pemerintah daerah. Tentu diikuti pula oleh sinergi-sinergi dari para penentu keberhasilan lainnya.***

Oleh Akh. Alim Mahdi, Direktur DSM Bali
(Ditulis dalam Buku Gerakan Zakat untuk Indonesia, 2008. Hal: 75 - 82)

Tuesday, 16 September 2008

Tragedi Pembagian Zakat di Pasuruan

Tragedi itu terulang lagi, hampir tiap tahun saat ramadhan. Kali ini terjadi di Pasuruan. Ratusan orang terjepit di antara pagar, banyak yang berteriak. Belasan orang tersungkur terinjak-injak.

Akibatnya sebanyak 21 orang tewas dan banyak lagi yang pingsan serta dilarikan ke rumah sakit, setelah berdesakan dan terinjak saat berebut zakat sebesar 30 ribu rupiah dari sang dermawan bernama H. Saikhon (47) di Gang Pepaya, Jalan dr Wahidin, Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, Senin (15/9).

Atas tragedi tersebut Kapolri Jenderal Sutanto mengimbau mayarakat agar menyalurkan zakat, infaq, dan sadakah (ZIS) ke lembaga penyalur resmi.

Tak urung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun, melalui Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengucapkan bela sungkawa atas tragedi ini. Menurut Maftuh, kejadian tersebut semestinya tidak perlu terjadi jika pemberi zakat, Syaikon, menyerahkan zakatnya kepada amil (petugas) zakat.

Dana zakat yang semestinya apabila dikelola dengan baik bisa memberdayakan dan membahagiakan para fakir miskin berubah menjadi tragedi maut, tangisan pilu dan duka cita mengusir rasa bahagia yang semula diharapkan oleh mereka.

Zakat disalurkan sendiri atau melalui Lembaga?
Sebenarnya dalam undang-undang zakat nomor 38 tahun 1999, Pemerintah telah menunjuk dua lembaga pengelola zakat resmi yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat.

Dalam sejarah pengelolaan Zakat pada jaman Rasulullah dan para sahabat. Selalu menunjuk amil atau petugas pemungut zakat. Rasulullah saw pernah mempekerjakan seorang pemuda dari suku Asad, yang bernama Ibnu Lutaibah, untuk mengurus urusan zakat Bani Sulaim. Pernah pula mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman untuk menjadi amil zakat. Muaz bin Jabal pernah diutus Rasulullah saw pergi ke Yaman, di samping bertugas sebagai da’i (menjelaskan ajaran Islam secara umum), juga mempunyai tugas khusus menjadi amil zakat. Demikian pula yang dilakukan oleh para khulafaur-rasyidin sesudahnya, mereka selalu mempunyai petugas khusus yang mengatur masalah zakat, baik pengambilan maupun pendistribusiannya. Diambilnya zakat dari muzakki (orang yang memiliki kewajiban berzakat) melalui amil zakat untuk kemudian disalurkan kepada mustahik, menunjukkan kewajiban zakat itu bukanlah semata-mata bersifat amal karitatif (kedermawanan), tetapi juga ia suatu kewajiban yang juga bersifat otoritatif (ijbari).

Tiga komponen penting yang harus ada dalam pengelolaan dana zakat adalah Muzakki, Amil dan Mustahik. Dana zakat dari seorang muzakki akan disalurkan kepada mustahik melalui amil (Lembaga Pengelola Zakat). Selain lebih mendekati perintah agama, zakat yang disalurkan melalui Lembaga Pengelola Zakat memiliki banyak keutamaan dan kelebihan, antara lain :

Pertama, Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat. Kedua : untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki. Ketiga, Untuk mencapai efisien dan efektifitas, serta sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat. Keempat : untuk mengurangi kewajiban muzakki dari pembayaran pajak. Kelima, Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan pemerintahan yang islami. Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzakki kepada mustahik, meskipun secara hukum syariah adalah sah, akan tetapi di samping akan terabaikannya hal-hal tersebut di atas, juga hikmah dan fungsi zakat, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan umat, akan sulit diwujudkan. Keenam, untuk lebih mewujudkan tujuan zakat dalam mengentaskan kemiskinan ummat secara modern (manajemen modern). Dengan berzakat ke lembaga amil, gerakan zakat bisa diukur dan dievaluasi.

Harus disadari, bahwa pelaksanaan zakat bukanlah semata-mata diserahkan kepada muzakki saja, akan tetapi tanggung jawab memungut dan mendistribusikannya dilakukan oleh amilin (QS. 9: 60 dan 103). Zakat bukan pula sekedar memberikan bantuan yang bersifat konsumtif kepada para mustahiq, akan tetapi lebih jauh dari itu, untuk meningkatkan kualitas hidup para mustahik, terutama fakir miskin atau kualitas sumber daya muslim, misalnya untuk pendidikan. Karena itu amil zakat harus meningkatkan profesionalisme kerjanya hingga menjadi amil yang amanah, jujur, sungguh-sungguh mengerti tugas masalah amil zakat dan kapabel dalam melaksanakan tugas keamilan (QS. 23: 8).

Kemana akan menyalurkan zakat Anda? Adalah sebuah pilihan. Pilihan yang bijak tentunya. Jika ke lembaga pengelola zakat carilah lembaga yang profesional, amanah dan transparan. Carilah lembaga yang telah di audit oleh Akuntan Publik, walaupun bukan jaminan tapi dengan lembaga yang diaudit merupakan salah satu indikator transparan dan profesionalisme suatu lembaga. Bagaimana di Bali? Ada, yaitu LAZ DSM (Dompet Sosial Madani) Bali.

Terakhir, sepatutnya penyaluran zakat tidak dilakukan sendiri karena berzakat bukan hanya untuk kebutuhan religi, tetapi juga aspek sosial bahkan perekonomian secara luas (makro). Semoga dengan menyalurkan zis melalui Lembaga Pengelola Zakat, tragedi Zakat yang terjadi di Pasuruan tidak terulang lagi. Amin. Wallahu’alam.

Friday, 6 June 2008

DSM Bali: Launching Warung Ukhuwah di Denpasar

Denpasar (06/06/08) - Sukses meresmikan Warung Ukhuwah di Masjid Baitusshobirin Ubung Kaja Denpasar Utara pada Jum’at lalu (30/05), DSM Bali kembali meresmikan Warung Ukhuwah bagu masyarakat miskin tersebut untuk ke dua kalinya. Dengan mengambil lokasi di Musholla/Masjid Al Jihad Kelurahan Sidakarya Denpasar Selatan, acara yang disaksikan oleh jama’ah sholat Jum’at tersebut berjalan sukses.

Dengan program ini diharapkan akan ada banyak keluarga miskin yang terbantu, terutama mereka yang tidak terdata dalam program BLT pemerintah akibat naiknya harga BBM.
Sebagaimana yang telah diprogramkan, program ini pertama adalah memberikan modal awal kepada masjid atau musholla sebesar Rp. 10 juta - 15 juta. Dan pemberian subsidi pembelian sembako bagi 250 keluarga tidak mampu sebesar 20 ribu rupiah pada tiap minggunya hingga 3 bulan. Sembako yang telah disediakan meliputi 4 kg beras, 1 liter minyak goreng dan 10 butir telur.

Jika dalam peresmian pertama dibuka oleh Wakil Ketua MUI Provinsi Bali Bapak H. Raichan, kali ini langsung dilaunching oleh Ketua Yayasan Dompet Sosial Madani Bali, Bapak Agus Yulianto. Selain itu hadir juga jajaran pengurus Masjid Al Jihad dan juga kelian (Kepala) Banjar Sidakarya, Made Arguna.

Dalam sambutannya, Ketua Takmir Masjid Al Jihad, Bapak Hasnan, berharap DSM Bali dan Dompet Dhuafa Republika bisa kontinyu melaksanakan program Warung Ukhuwah. Di tempat terpisah, kelian Banjar Adat Sidakarya, Made Arguna,menginginkan program ini bisa diadakan di kelurahan-kelurahan lain di Denpasar.

Sementara itu, Direktur DSM Bali, Alim Mahdi menegaskan bahwa masyarakat penerima Kartu Warung Ukhuwah adalah benar-benar keluarga miskin yang tidak mendapatkan BLT (Bantuan Langsung Tunai) dari pemerintah. Seingga diharapkan keberadaan Warung Ukhuwah ini benar-benar membantu kesulitan masyarakat.

Warung Ukhuwah sendiri merupakan warung murah bersubsisi diperuntukkan bagi keluarga miskin dan juga bertujuan mememandirikan ekonomi masjid. Warung Ukhuwah pada hari ini (Jumat, 06/06) pula akan diresmikan secara nasional di 17 kota besar di seluruh Indonesia, pelaksana daerah adalah jejaring Dompet Dhuafa Republika di berbagai daerah untuk menyukseskan program yang berpihak kepda rakyat miskin. (DSM Bali)

Thursday, 15 May 2008

BLT, Rawan Konflik Sosial

Bantuan Langsung Telas, Itulah bahasa plesetan orang Bali dari kalimat Bantuan Langsung Tunai kepanjangan dari BLT. Bahkan dari beberapa spanduk demo menolak kenaikan BBM ada yang bertuliskan “Bantuan Langsung Tewas”. Dan banyak yang meragukan efektifitas BLT. “Apakah tidak ada cara lain selain BLT?” para pengamat mempertanyakan. Jika data yang diberikan oleh pemerintah tidak akurat, maka akan menimbulkan masalah baru dan berpotensi terjadi keributan dan konflik sosial.

Sebagai aktifis zakat dan sosial di Bali, dan sering berhadapan dengan orang miskin atau rumah tangga miskin, saya masih tidak yakin tentang keakuratan data orang miskin penerima BLT yang disodorkan pemerintah. Sembilan puluh persen (90%) dari orang miskin Bali yang dibantu oleh yayasan yang saya aktif di dalamnya (Dompet Sosial Madani Bali) adalah orang miskin yang lepas dari perhatian pemerintah alias tidak masuk data orang miskinnya pemerintah.

Rencana baru pemberian BLT sebagai kompensasi kenaikan harga BBM saat ini terkesan terburu-buru sehingga data penyaluran BLT adalah data lama yang belum sempat diperbaruhi, sehingga banyak keluarga miskin yang belum tercover. Dan fenomena ini terjadi hampir diseluruh Indonesia, terbukti dalam wawancara terhadap beberapa kepala daerah yang ditayangkan di setation TV baru-baru ini menyatakan bahwa mereka ragu terhadap data penyaluran BLT yang telah dibuat dan khawatir terjadinya konflik sosial. "Sebab kalau tak direncanakan secara matang malah menjadi potensi ribut," kata Camat Detusoko Johanes Vitalis Tote, Minggu (18/5), di Kabupaten Ende, Flores , Nusa Tenggara Timur (NTT).

Banyak masyarakat yang tidak memahami kriteria miskin dan yang berhak menerima dana BLT yang ditetapkan oleh pemerintah. Karena itu perlu sosialisasi terutama untuk memberikan pemahaman kepada warga tentang kriteria keluarga miskin yang ditetapkan sebagai penerima BLT.

Dan sosialisasi yang cukup efektif adalah bekerja sama dengan kepala desa atau klian banjar dengan menempel data penerima dana BLT di bale banjar masing-masing seperti halnya sosialisasi Data Pemilih dalam Pilkada atau Pemilu. Dengan begitu diharapkan masyarakat akan bisa melihat langsung siapa saja yang terdaftar menerima dana BLT sehingga jika terjadi kekeliruan dan kekurangan warga langsung bisa merespon dan melaporkannya.

Duuhh…, Jika yang menerima Bantuan saja bisa Langsung TELAS, apalagi yang berhak tapi tidak terdaftar alias orang miskin tapi tidak dapat BLT?. Maka bisa-bisa mereka Langsung TEWAS!. Wallahu'alam.

Wednesday, 23 April 2008

Pelatihan Shifting Paradigm In Education bagi Guru SD

Kualitas pendidikan dan mutu anak didik salah satunya ditentukan oleh kreatifitas mengajar dan kemampuan para guru dalam memahami masalah pendidikan. Guna mewujudkan hal itu, Dompet Sosial Madani Bali memfasilitasi guru-guru sekolah dasar dalam sebuah pelatihan pendidikan bertajuk ”Shifting Paradigm ini Education” bertempat di Aula Astra Internasional Denpasar tanggal 24-25 April 2008.
Pada pelatihan yang dimotori Makmal Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Jakarta ini, para guru sekolah dasar akan mendapatkan materi-materi penting seputar permasalahan pendidikan.

”Pada dasarnya pelatihan ini akan memberikan paradigma baru bagi para guru SD tentang dunia pendidikan dan pengajaran,” kata Hendry Sulistiono, Program Manajer DSM Bali.
Hendry menambahkan, kemasan materi akan disampaikan dengan menarik sehingga tidak menimbulkan kejenuhan bagi peserta karena diselingi dengan permainan-permainan yang menyenangkan.
Materi-materi tersebut antara lain, ”wajah Indonesia”, di mana peserta diajak memahami sejumlah permasalahan terkait pendidikan di Indonesia. Kemudian ”Guru Kreatif” yang bertujuan agar guru dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk berkreasi tanpa merasa ada hambatan yang berarti. Pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan juga diberikan kepada peserta di samping materi KTSP dan PBK.

Pelatihan ini menyusul setelah digelar Pelatihan Guru Tanggap Bencana pada tanggal 21-22 April 2008 di Buleleng. Selain pelatihan di atas, DSM Bali juga merangkaikan dengan kegiatan lainnya sebagai rangkaian acara DSM Expo 2008. Antara lain seminar kewanitaan dengan pembicara artis Ibu Kota, Inspiring Kubik Leadership ”Hidup Sukses dengan Mentalitas Kaya Hati”, bedah buku ”Politik Ziswaf” oleh Eri Sudewo selaku penulis buku.
Masih dilanjutkan dengan acara Workshop Zakat area Jatim – Bali – Nusra, Pameran Buku dan Foto serta DSM Show yang akan menampilkan program dan produk layanan DSM bagi masyarakat. Semua kegiatan tersebut dipusatkan di Graha Bhayangkara Muda Keluarga Besar Putra-Putri Polri Bali.

Sunday, 20 April 2008

Guru SD se-Buleleng Dilatih Tanggap Bencana

Anak-anak usia sekolah dasar diyakini menjadi pihak yang paling rentan menjadi korban bencana, baik saat terjadi maupun trauma pascabencana. Oleh karenanya para guru SD wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar dalam menghadapi kejadian darurat.
Guna membekali para guru SD pengetahuan dan keterampilan tanggap menghadapi bencana, Makmal Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Jakarta menggandeng Dompet Sosial Madani Bali (DSMB) sebagai mitra menggelar Road Show Pelatihan Guru Tanggap Bencana bagi guru-guru sekolah dasar.

Menurut Manajer Program DSM Bali selaku Panitia Daerah, Hendry Sulistiono, pelatihan ini pada dasarnya memang memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi para guru SD dalam menghadapi bencana terutama yang menimpa anak didiknya.
”Anak usia SD sangat rentan menjadi korban bencana. Kita lihat bencana bencana Tsunami di Aceh atau bencana alam di daerah lain terlihat jelas anak-anak usia SD memerlukan penanganan serius baik saat bencana dan pascabencana,” ujar Hendry. Hendry menambahkan, dalam pelatihan yang digelar tanggal 21 – 22 April di Kampus Undiksha Buleleng ini peserta akan diajak memahami standar minimum pendidikan dalam keadaan darurat, penanganan krisis kronis serta rekonstruksi awal.
Untuk instruktur langsung disampaikan trainer dari Jakarta yang telah berpengalaman langsung menangani korban bencana bencana di beberapa daerah di Indonesia.

Sejauh ini, dari undangan yang disebar di 28 SD di Buleleng, sudah 10 SD menyatakan siap mengikuti pelatihan yang dijadualkan dibuka Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng ini.
Selain pelatihan di atas, DSM Bali juga merangkaikan dengan kegiatan lainnya rangkaian kegiatan DSM Expo 2008. Kegiatan tersebut antara lain, Pelatihan Pendidikan ”Shifting Paradigm in Education” bagi guru-guru SD pada tanggal 24-25 April di Aula Astra Internasional Denpasar.
”Kita masih memfasilitasi para guru dengan sejumlah pelatihan sebagai wujud kepedulian kami bagi dunia pendidikan. Pelatihan ini intinya bertujuan agar guru memahami permasalahan terkait pendidikan di Indonesia yang diarahkan untuk lebih kreatif dan produktif sebagai solusinya,” papar Hendry.

Tidak hanya itu, acara lainnya adalah seminar kewanitaan dengan pembicara artis Ibu Kota, Inspiring Kubik Leadership ”Hidup Sukses dengan Mentalitas Kaya Hati”, bedah buku ”Politik Ziswaf” oleh Eri Sudewo selaku penulis buku.
Masih dirangkai dengan acara Workshop Zakat area Jatim – Bali – Nusra, Pameran Buku dan Foto serta DSM Show yang akan menampilkan program dan produk layanan DSM bagi masyarakat. Semua kegiatan tersebut dipusatkan di Graha Bhayangkara Muda Keluarga Besar Putra-Putri Polri Bali.

Sunday, 16 March 2008

Kerang Mutiara atau Kerang Rebus?

Kerang Mutiara atau Kerang Rebus?
Jamil…kamu memilih menjadi apa? Kerang rebus atau kerang mutiara?” tanya Bapak. Belum sempat menjawab beliau sudah menambahkan, “Kalau kamu memilih jadi kerang rebus, kamu akan dijual secara obral di pinggir jalan. Sebaliknya, kalau memilih manjadi mutiara, kamu akan berada di tempat-tempat terhormat dan juga dipakai oleh orang-orang terhormat. Hargamu mahal. Hidup adalah pilihan Mil… terserah kamu. Kamu boleh pilih mau jadi kerang rebus atau jadi kerang mutiara. Kamu pilih jadi kerang apa?

Itulah secuil penggalan dari potret perjuangan hidup ‘Jamil Azzaini’ yang ditulis dalam buku terbarunya “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia” . Kerang Mutiara atau Kerang Rebus? Kerang mana yang harus diambil oleh seorang Jamil Azzaini? . Buku yang luar biasa, penuh dengan kisah-kisah hidup dan menyentuh hati, sangat meng-inspirasi dan memotivasi.

Jamil Azzaini, sekarang adalah Trainer sekaligus Inspirator. Penulis Buku Bestseller Kubik Leadership. Pria kelahiran Purworejo Jawa Tengah, 09 Agustus 1968 ini menempuh jenjang pendidikan formal (S-1) dan (S-2) di Institut Pertanian Bogor. Sejak tahun 1995, Jamil Azzaini juga menjadi pembicara publik dengan berbagai tema, khususnya pengembangan diri, kewirausahaan, dan pemberdayaan masyarakat.

Ya… mas Jamil Azzaini, hari Jum’at (15 Maret 2008), memberikan kabar kepada saya via sms bahwa beliau sedang berada di Bali dalam rangka memberikan Training Bank Mandiri di Bali. Akhirnya saya kontak beliau dan berjanji ketemu di Gramedia Kuta Galeria malam harinya.

Malamnya, saya mengajak istri dan dua anak saya juga bersama pak Hendry (Pogram Manajer DSM Bali) dan istrinya menemui beliau sesaat setelah mengisi bedah buku tentang buku terbarunya di Gramedia Kuta Galeria Bali. Kami sebelumnya memang sudah saling mengenal ketika beliau masih di Dompet Dhuafa Republika, ketika itu akhir tahun 2005, saya pas mengikuti pelatihan Lembaga Amil Zakat di Parung Bogor yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa Republika.

Malam itu kami bertemu dan berbincang sebentar dan berfoto bersama. Saya beli satu buku tulisan beliau dan ditandatangani langsung oleh beliau. Kemudian berjanji untuk bertemu di kantor DSM Bali di pagi harinya. Mas Jamil akan datang ke kantor DSM apabila Kondisinya sudah fit (malam itu beliau kelihatan letih dan sakit batuk), akan berbagi pengalaman dan memberikan motivasi kepada temen-temen Amil di kantor DSM Bali. Ternyata Allah mempunyai rencana lain, karena beliau pagi harinya harus pulang ke Jakarta karena Adik beliau melahirkan, saya terima sms beliau: “Maaf sms sebab kalau telp batuk2, saya harus pulang pagi karena adik saya melahirkan di rumah saya, insya Allah lain kali saya bisa silah ukhwah dg temen2”. Akhirnya saya jawab “ Ok mas. Semoga lancar dan segera fit. Selamat jalan, dan sukses selalu”.

Semoga lain waktu bisa bertemu kembali lagi, karena kami punya rencana mengundang beliau pada bulan April – Mei 2008 dalam rangkaian DSM EXPO dengan tema : Bersama Bangkitkan Kepedulian Sosial. Wallahu’alam.

Catatan: “Kerang Mutiara atau Kerang Rebus?”. Salah satu tulisan dalam buku “Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia”. Penulis Jamil Azzaini @ 2008. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 174 halaman).

Wednesday, 20 February 2008

Komunitas Guru Ngaji, siapa yang peduli?

Rabu siang, 20 Februari 2008. Di lantai dua Graha Zakat DSM Bali, Jl. Diponegoro 157 Denpasar. DSM Bali mengundang beberapa guru ngaji se-kota Denpasar. Pertemuan ini adalah kali ketiga dalam rangka pembahasan pembentukan Komunitas Guru Ngaji yang difasilitasi oleh DSM Bali.
Mungkin tak banyak di antara kita yang menginginkan anaknya berprofesi sebagai guru Ngaji. Kalaupun ada, mengajar ngaji hanya selain kalah populer dengan instruktur senam, renang atau musik misalnya, profesi guru Ngaji juga tidak menjanjikan apa-apa dari segi materi. Padahal profesi “menjaga firman Allah” ini sangatlah mulia dan penting bagi umat. Rasulullah bersabda: "yang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya".
Kenyataan ironis inilah yang coba dijawab oleh Dompet Sosial Madani Bali (DSMB) yang menggagas pembentukan sebuah forum yang menyatukan guru-guru ngaji se-Denpasar.
Gagasan itu diawali oleh DSM Bali dengan mengundang sekitar 100 orang guru Ngaji se-Denpasar sembari sharing pendapat. Gagasan ini memang dilandasi dari keprihatinan terhadap guru Ngaji terutama mengenai kesejahteraannya. Guru Ngaji perlu difasilitasi untuk membentuk suatu forum, yang nantinya lewat forum tersebut setidaknya mereka bisa memiliki nilai tawar di masyarakat. Karena itu guru Ngaji harus juga profesional.

Sekedar membandingkan banyak guru Ngaji yang kerja dari pagi sampai sore hanya memperoleh “uang lelah” sebesar 40 ribu, di sisi lain ada instruktur renang yang mengajar seminggu sekali honornya mencapai 1 juta. “Ini kan ironis, padahal menjadi guru ngaji perlu ilmu, perlu sekolah, latihan dan sebagainya. Guru Ngaji juga perlu diberdayakan dan diperkuat posisinya, karena guru ngaji juga manusia kan!?..

Melalui forum inilah, DSM Bali, nantinya akan memberikan bantuan pelatihan guna meningkatkan kemampuan di samping “memasarkan” guru –guru ngaji tersebut ke perorangan maupun ke instansi-instansi.

Forum ini nanti akan dibentuk dan melibatkan guru-guru ngaji itu sendiri baik struktur maupun kepengurusannya. Sedangkan DSM Bali, hanya sebagai support manajemen dan memberikan fasilitas yang diperlukan. Bentuk-bentuk Kegiatan yang digagas adalah berupa: pelatihan al-Quran, motivasi training, micro teaching, quantum teaching, Sertifikasi guru Ngaji, ta’lim rutin, aksi sosial & kemanusiaan, event keagamaan (PHBI), penyaluran dan distribusi guru Ngaji dan fundraising kegiatan.

Gagasan ini pun direspon positif. Mursyid Azis, seorang guru Ngaji yang mengajar di TPQ Al – Iman mengatakan sangat setuju dengan adanya forum guru Ngaji seperti ini. Menurut Azis, pembentukan forum guru Ngaji ini diharapkan bisa menjadikan profesi guru ngaji dipandang lebih layak oleh masyarakat. “Nah, soal pelatihan, saya sangat setuju. Selama ini memang hampir bisa dikatakan tidak ada pelatihan khusus bagi guru Ngaji. Padahal kita juga perlu meningkatkan kelimuan,” katanya.
Senada dengan Azis, Juwaini Djamil pengasuh TK TPQ Muslimin Al Ikhsan Sanur menegaskan menegaskan dukungannya dengan mengatakan forum ini akan lebih baik jika secepatnya terbentuk. Pembentukan forum ini akan dimatangkan dengan pembentukan pengurus pada pertemuan lanjutan dengan melibatkan para guru Ngaji tersebut. Wallahu’alam.

Monday, 18 February 2008

Taman Belajar Padang Lalang

Launching DD Travel & Taman Belajar Padang Lalang
DSM Bali Gelar Bazaar Sembako Murah & Pengobatan & Kesehatan Gratis
Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, Minggu 17 Februari 2008 seputar Jalan Padang Lalang No 2 (Depan RS Medistra Jalan Mahendradata Denpasar) yang biasanya sepi menjadi ramai. Ratusan warga sekitar banjar Mekar Buana berbondong-bondong mendatangi tempat Bazaar Sembako Murah dan Kesehatan Gratis yang diadakan DSM Bali.

Dompet Sosial Madani Bali (DSMB) terus berkreasi dengan sejumlah program untuk masyarakat. Menyusul program LKM, SIGMA yang telah eksis, serta Rumah Asuh Madani (RAM), kini DSM Bali siap melaunching program barunya, yakni biro perjalanan haji – umrah DD Travel Perwakilan Bali, pada.
Menurut Manager Program dan Pendayagunaan DSM Bali, Hendry Sulistiono, DD Travel ini merupakan perwakilan DD Travel di Jakarta yang didukung lembaga besar yaitu Dompet Dhuafa Republika.
Yang berbeda dari biro perjalanan Haji-Umrah DD Travel ini, selain akan dibimbing langsung ustad yang berpengalaman yakni KH Didin Hafidhuddin dan Ust Bobby Heriwibowo Lc, keuntungan DD Travel akan langsung disalurkan kepada kaum miskin. Jadi peserta bisa berhaji atau umrah sekaligus beramal,” papar Hendry.
Hendry menambahkan, tampaknya layanan Biro Perjalanan Haji – Umroh ini sudah mendapat respon positif dari masyarakat. ”Sekarang saja sudah ada tiga orang yang siap berangkat haji melalui jasa DD Travel Perwakilan Bali,” ungkapnya.
Selain DD Travel, dalam kesempatan yang sama DSM Bali juga meresmikan Taman Belajar Padang Lalang, sebuah sarana belajar gratis bagi masyarakat.
Untuk sementara ini program utamanya adalah bimbingan membaca Al-Quran bagi anak usia 5 – 15 tahun. Namun untuk ke depan akan dirintis juga ilmu-ilmu umum, seperti bahasa Inggris dan keterampilan lainnya. Dan perpustakaan umum untuk anak-anak usia sekolah.
Hendry menjelaskan, kedua program tersebut tujuannya untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan perjalanan haji – umrah yang lebih baik serta ketersediaan layanan pendidikan gratis bagi masyarakat.
Acara peresmian akan diisi dengan acara sosial berupa bazaar sembako murah dan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Banjar Mekar Buana. Sembako murah akan didistribusikan kepada sekitar 300 warga sekitar yang pendistribusiannya bekerja sama dengan klian dinas banjar Mekar Buana.
”Ini dalam rangka kami mendekatkan diri kepada masyarakat, sekaligus mengumumkan bahwa kami akan berkantor di sana. Harapannya masyarakat sekitar bisa menerima kami dan bisa bersinergi dengan program-program layanan kami,” ujar Hendry.
Klian dinas banjar Mekar Buana, Ketut Sukadana. Dalam sambutannya berpesan, supaya kebersamaan warga tetap terjalin, semoga dengan kehadiran DSM Bali warga yang tidak mampu bisa terbantu dengan program beasiswa, layanan kesehatan madani dan taman belajar Padang Lalang. Klian dinas yang berasal dari Singaraja ini juga menyampaikan bahwa warga banjar Mekar Buana berjumlah 270 KK dan semuanya adalah pendatang, baik dari luar Denpasar maupun luar Bali.
Selain dihadiri oleh klian dinas banjar Mekar Buana, acara ini dihadiri pula oleh Ketua Takmir Masjid Baitul Makmur, dan beberapa Tokoh dan Donatur DSM Bali.

Friday, 15 February 2008

Launching DD Travel

DSM Bali Gelar Bazaar Sembako Murah

Dompet Sosial Madani Bali (DSMB) terus berkreasi dengan sejumlah program untuk masyarakat. Menyusul program LKM, SIGMA yang telah eksis, serta Rumah Asuh Madani (RAM), kini DSM Bali siap melaunching program barunya, yakni biro perjalanan haji – umrah DD Travel Perwakilan Bali, pada. Minggu 17 Februari 2008 di Jalan Padang Lalang No 2 (Depan RS Medistra Jalan Mahendradata Denpasar) sekaligus meresmikan kantornya.

Menurut Manager Program dan Pendayagunaan DSM Bali, Hendry Sulistiono, DD Travel ini merupakan perwakilan DD Travel di Jakarta yang didukung lembaga besar yaitu Dompet Dhuafa Republika.
Yang berbeda dari biro perjalanan Haji-Umrah DD Travel ini, selain akan dibimbing langsung ustad yang berpengalaman yakni KH Didin Hafidhuddin dan Ust Bobby Heriwibowo Lc, keuntungan DD Travel akan langsung disalurkan kepada kaum miskin. Jadi peserta bisa berhaji atau umrah sekaligus beramal,” papar Hendry.
Hendry menambahkan, tampaknya layanan Biro Perjalanan Haji – Umroh ini sudah mendapat respon positif dari masyarakat. ”Sekarang saja sudah ada tiga orang yang siap berangkat haji melalui jasa DD Travel Perwakilan Bali,” ungkapnya.
Selain DD Travel, dalam kesempatan yang sama DSM Bali juga meresmikan ”Taman Belajar Padang Lalang”, sebuah sarana belajar gratis bagi masyarakat. Untuk sementara ini program utamanya adalah bimbingan membaca Al-Quran bagi anak usia 5 – 15 tahun. Namun untuk ke depan akan dirintis juga ilmu-ilmu umum dan perpustakaan anak.
Hendry menjelaskan, kedua program tersebut tujuannya untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan perjalanan haji – umrah yang lebih baik serta ketersediaan layanan pendidikan murah bagi masyarakat.
Acara peresmian akan diisi dengan acara sosial berupa bazaar sembako murah dan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Banjar Mekar Buana. Sembako murah akan didistribusikan kepada sekitar 300 warga sekitar yang pendistribusiannya bekerja sama dengan klian dinas, Ketut Sukadana, yang juga akan memberikan sambutan dan tokoh masyarakat sekitar.
”Ini dalam rangka kami mendekatkan diri kepada masyarakat, sekaligus mengumumkan bahwa kami akan berkantor di sana. Harapannya masyarakat sekitar bisa menerima kami dan bisa bersinergi dengan program-program layanan kami,” ujar Hendry.

Monday, 21 January 2008

Sisi Lain Pulau Bali

Potensi kekayaan alam Indonesia dan keindahannya bisa untuk mensejahterakan rakyatnya, Pulau Bali salah satu contoh karena Keindahan alam dan budayanya menjadi obyek tujuan wisata, dismping dapat meningkatkan perekonomian rakyat dan meningkatkan devisa tentunya… Bali yang dikenal dengan ‘pulau dewata dan masuk tujuan utama wisata dunia, banyak yang beranggapan bahwa Bali adalah pulau kaya yang tidak ada orang miskinnya seperti anggapan saya pada mulanya.

Untuk melengkapi tulisan saya: Bali : Potret Kemiskinan dan Potensi Zakat, Pada tahun 2006 kami dan yayasan Dompet Sosial Madani (DSM) Bali sebagai salah satu lembaga yang bergerak di bidang pemberdayaan zakat, infak, dan shadakah berusaha untuk membantu mengentaskan kemiskinan yang terjadi di Bali dengan melakukan survei ke 9 daerah di wilayah Bali untuk selanjutnya segera diambil tindakan yang efektif.Tujan survey adalah : Untuk mengetahui kantong-kantong kemiskinan di Bali, terutama yang banyak dihuni oleh warga muslim, mencari tahu jenis-jenis fasilitas dan bantuan yang tepat untuk masing-masing daerah dan membuat data base yang memuat profil penduduk muslim miskin di Bali.

Survey yang kami lakukan tanggal 29 Februari sampai dengan tanggal 17 Juni 2006 dengan sasaran penduduk muslim yang berdomisili di wilayah Karangasem, Klungkung, Gianyar, Bangli, Buleleng, Tabanan, Jembrana, Badung dan Denpasar yang dipilih berdasarkan rekomendasi sebagai warga miskin dan perlu dibantu oleh tokoh setempat. Banyaknya sampel di tiap-tiap desa/kampung dibatasi kurang lebih 10 orang dengan pertimbangan telah mewakili anggota populasi yang lain.

Dari hasil survei yang dilakukan, dapat diketahui bahwa dari 413 responden yang meliputi 67 desa/kampung di seluruh Bali, diketahui bahwa sebagian besar bermatapencaharian sebagai buruh/tukang (29,5%), pedagang (21,1%), dan petani (16,5%) dengan penghasilan rata-rata kurang dari 200 ribu/bulan (52,5%) dan sebagian besar memiliki hutang (77,5%). Dilihat dari latar belakang pendidikan, sebagian besar responden telah tamat SD (33,7%) dan tidak tamat SD (27%).

Berdasarkan survei yang dilakukan didapatkan hasil berupa program-program rekomendasi yang bisa dilakukan di kantong-kantong muslim di wilayah Bali, sebagai berikut : Modal Bergulir, Alat-alat pertanian/peternakan/perikanan, Klinik keliling, Ketrampilan, Pemasaran produk, Bimbingan Keislaman, Sarana umum, MCK, Tandon air, Listrik, Renovasi masjid/mushollah, Jalan, Beasiswa, dan Pemberdayaan pesantren.

Survey tersebut kami lakukan pada taggal 29 Februari sampai dengan 17 Juni 2006, tentu masih banyak kekurangan, karena keterbatasan dana dan tenaga. Survey tersebut masih di kantong-kantong muslim dan masih banyak kantong-kantong miskin lain yaang belum kami survey. Semoga tahun 2008 ini kami bisa melanjutkan dan menguptade data hasil survey (peta mustahik Bali) tahun 2006.