Wednesday, 20 February 2008

Komunitas Guru Ngaji, siapa yang peduli?

Rabu siang, 20 Februari 2008. Di lantai dua Graha Zakat DSM Bali, Jl. Diponegoro 157 Denpasar. DSM Bali mengundang beberapa guru ngaji se-kota Denpasar. Pertemuan ini adalah kali ketiga dalam rangka pembahasan pembentukan Komunitas Guru Ngaji yang difasilitasi oleh DSM Bali.
Mungkin tak banyak di antara kita yang menginginkan anaknya berprofesi sebagai guru Ngaji. Kalaupun ada, mengajar ngaji hanya selain kalah populer dengan instruktur senam, renang atau musik misalnya, profesi guru Ngaji juga tidak menjanjikan apa-apa dari segi materi. Padahal profesi “menjaga firman Allah” ini sangatlah mulia dan penting bagi umat. Rasulullah bersabda: "yang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya".
Kenyataan ironis inilah yang coba dijawab oleh Dompet Sosial Madani Bali (DSMB) yang menggagas pembentukan sebuah forum yang menyatukan guru-guru ngaji se-Denpasar.
Gagasan itu diawali oleh DSM Bali dengan mengundang sekitar 100 orang guru Ngaji se-Denpasar sembari sharing pendapat. Gagasan ini memang dilandasi dari keprihatinan terhadap guru Ngaji terutama mengenai kesejahteraannya. Guru Ngaji perlu difasilitasi untuk membentuk suatu forum, yang nantinya lewat forum tersebut setidaknya mereka bisa memiliki nilai tawar di masyarakat. Karena itu guru Ngaji harus juga profesional.

Sekedar membandingkan banyak guru Ngaji yang kerja dari pagi sampai sore hanya memperoleh “uang lelah” sebesar 40 ribu, di sisi lain ada instruktur renang yang mengajar seminggu sekali honornya mencapai 1 juta. “Ini kan ironis, padahal menjadi guru ngaji perlu ilmu, perlu sekolah, latihan dan sebagainya. Guru Ngaji juga perlu diberdayakan dan diperkuat posisinya, karena guru ngaji juga manusia kan!?..

Melalui forum inilah, DSM Bali, nantinya akan memberikan bantuan pelatihan guna meningkatkan kemampuan di samping “memasarkan” guru –guru ngaji tersebut ke perorangan maupun ke instansi-instansi.

Forum ini nanti akan dibentuk dan melibatkan guru-guru ngaji itu sendiri baik struktur maupun kepengurusannya. Sedangkan DSM Bali, hanya sebagai support manajemen dan memberikan fasilitas yang diperlukan. Bentuk-bentuk Kegiatan yang digagas adalah berupa: pelatihan al-Quran, motivasi training, micro teaching, quantum teaching, Sertifikasi guru Ngaji, ta’lim rutin, aksi sosial & kemanusiaan, event keagamaan (PHBI), penyaluran dan distribusi guru Ngaji dan fundraising kegiatan.

Gagasan ini pun direspon positif. Mursyid Azis, seorang guru Ngaji yang mengajar di TPQ Al – Iman mengatakan sangat setuju dengan adanya forum guru Ngaji seperti ini. Menurut Azis, pembentukan forum guru Ngaji ini diharapkan bisa menjadikan profesi guru ngaji dipandang lebih layak oleh masyarakat. “Nah, soal pelatihan, saya sangat setuju. Selama ini memang hampir bisa dikatakan tidak ada pelatihan khusus bagi guru Ngaji. Padahal kita juga perlu meningkatkan kelimuan,” katanya.
Senada dengan Azis, Juwaini Djamil pengasuh TK TPQ Muslimin Al Ikhsan Sanur menegaskan menegaskan dukungannya dengan mengatakan forum ini akan lebih baik jika secepatnya terbentuk. Pembentukan forum ini akan dimatangkan dengan pembentukan pengurus pada pertemuan lanjutan dengan melibatkan para guru Ngaji tersebut. Wallahu’alam.

3 komentar:

  1. Semoga Allah memberikan kemudahan dan keberkahan atas rencana yang mulia ini

    jadi terharu aku :)

    ReplyDelete
  2. Wah luar biasa. Mudah mudahan ini bisa meningkatkan 'nilai jual' guru guru ngaji kita.
    Tapi jangan lupa, di era persaingan global ini guru ngaji musti profesional dan berwawasan. Maju terus pak....

    ReplyDelete
  3. to: suroi dan mr.tw, terima kasih atas Do'a dan dukungannya.

    ReplyDelete

Alim Mahdi adalah Founder www.mastersop.com

Konsultan SOP dan Penggagas "GERAKAN PENGUSAHA SADAR SOP"