“ULAMA YANG MEMBUMI”
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) yang akrab dipanggil dengan Buya Hamka (1908 – 1981). Kelahiran Sungai Batang, Sumatera Barat, 16 Februari 1908. Hamka adalah Ulama dan penulis Islam Indonesia Modern, seorang sastrawan dan pujangga. Beliau dikenal sebagai pribadi lembut namun berkarakter, sosok halus tapi berprinsip, dan tokoh modernis yang kharismatik. Dakwahnya sejuk menyirami dahaga spiritual umat.
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) yang akrab dipanggil dengan Buya Hamka (1908 – 1981). Kelahiran Sungai Batang, Sumatera Barat, 16 Februari 1908. Hamka adalah Ulama dan penulis Islam Indonesia Modern, seorang sastrawan dan pujangga. Beliau dikenal sebagai pribadi lembut namun berkarakter, sosok halus tapi berprinsip, dan tokoh modernis yang kharismatik. Dakwahnya sejuk menyirami dahaga spiritual umat.
Acara dakwahnya di radio dan televise (TVRI saat itu) selalu ditunggu jutaan orang. Tokoh Islam ini termasuk orang terdepan dalam sejarah perkembangan Islam abad modern di Indonesia. Namun sayangnya, saat ini tak banyak anak mudah yang mengkaji ketokohannya. Sebaliknya, nama Hamka malah makin berkibar di negeri tetangga, terutama Malaysia dan Singapura. Museum Hamka yang berlokasi di tepi Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat ini lebih banyak dikunjungi wisatawan dari negeri jiran ketimbang wisatawan lokal.
Dalam memperingati “100 Tahun Buya Hamka”. Masjid Agung Al Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, akan meluncurkan buku 10 Tahun Buya Hamka, situs http://www.buyahamka.com/ dan Perpustakaan Buya Hamka.
Tokoh besar itu telah tiada, namun karyanya dinikmati hingga kini oleh umat Islam. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Buya Hamka wafat meninggalkan nama besar dan karya-karya monumental. Wallahu’alam. (Source: dari beberapa sumber).
Dalam memperingati “100 Tahun Buya Hamka”. Masjid Agung Al Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, akan meluncurkan buku 10 Tahun Buya Hamka, situs http://www.buyahamka.com/ dan Perpustakaan Buya Hamka.
Tokoh besar itu telah tiada, namun karyanya dinikmati hingga kini oleh umat Islam. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Buya Hamka wafat meninggalkan nama besar dan karya-karya monumental. Wallahu’alam. (Source: dari beberapa sumber).
Jadi ingat masa kecil, masih SD, buya Hamka sering nongol di acara dakwah di tv.. almarhum ibu suka sekali mendengarkan ceramah beliau.
ReplyDelete