Paket SOP Toko Retail Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Toko Retail Modern.

Key Performance Indicator (KPI)

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : Key Performance Indicator (KPI).

Konsultan SOP Perusahaan

Master SOP adalah Konsultan SOP dan Sistem Bisnis untuk bisnis yang Autopilot.

Paket SOP Garmen / Konveksi

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Garmen / Konveksi.

Paket SOP Resto Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Resto Modern.

Tuesday 2 February 2021

Filipina Tetapkan 1 Februari Sebagai Hari Hijab Nasional, Gimana Ceritanya?

Ceritanya, minggu lalu DPR Filipina menyetujui secara bulat rancangan undang-undang ( RUU) yang mengusulkan setiap 1 Februari diperingati sebagai Hari Hijab Nasional.

Sebagaimana diketahui, muslim di Filipina minoritas tidak seperti di Indonesia yang jelas- jelas penduduk terbesar adalah pemeluk agama islam. Tetapi saya belum mendengar ada hari hijab di negeri ini.

Awalnya saya kira ini di Indonesia, negeri kita. Nah, kenapa Filipina kok bisa menetapkan hari hijab nasional? 

Menurut berita yang saya baca, alasannya adalah Filipina ingin mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap Muslim serta meningkatkan toleransi terhadap agama lain di seluruh negeri. (Sumber: Kompas, 1/2/2021).

Yuk baca berita lengkapnya berikut!


DPR Filipina Setujui RUU Mengenai Peringatan Hari Hijab Nasional

MANILA, KOMPAS.com – DPR Filipina menyetujui rancangan undang-undang ( RUU) yang mengusulkan setiap 1 Februari diperingati sebagai Hari Hijab Nasional. Langkah tersebut dimaksudkan Filipina untuk mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap Muslim serta meningkatkan toleransi terhadap agama lain di seluruh negeri.

Dengan suara bulat, DPR Filipina menyetujui RUU tersebut pada Selasa (26/1/2021) karena 203 anggota parlemen memberikan suara mendukung RUU itu. Politikus dari Partai Anak Mindanao, Amihilda Sangcopan, berterima kasih kepada semua anggota DPR Filipina karena menyetujui RUU tersebut dan meminta Senat Filipina melakukan persetujuan yang sama.

RUU tersebut juga berupaya untuk menghentikan diskriminasi dan kesalahpahaman terhadap perempuan yang memakai hijab. Pasalnya, hijab sering disalahartikan sebagai simbol penindasan, terorisme, dan pembatasan kebebasan sebagaimana dilansir dari Arab News, Senin (1/2/2021).

Selain itu, RUU tersebut juga dimaksudkan untuk melindungi hak kebebasan beragama bagi perempuan Muslim di Filipina sekaligus mempromosikan toleransi di seluruh negeri. Sangcopan bertutur bahwa wanita berhijab telah menghadapi beberapa tantangan tak hanya di Filipina, namun juga di seluruh dunia.

Dia mengambil contoh bahwa beberapa universitas di Filipina melarang mahasiswa Muslim mengenakan hijab.

“Beberapa dari mahasiswa ini terpaksa melepas hijabnya untuk mematuhi peraturan dan ketentuan sekolah,” ujar Sangcopan.

“Ada pula yang terpaksa putus sekolah dan dipindahkan ke institusi lain. Ini jelas merupakan pelanggaran kebebasan beragama siswa,” imbuh Sangcopan. 

Jika RUU tersebut disahkan, tambah Sangcopan, maka akan berkontribusi besar untuk mengakhiri diskriminasi terhadap perempuan yang memakai hijab. 

“Mengenakan hijab adalah hak setiap wanita Muslim. Ini bukan hanya sepotong kain, tetapi dikatakan sebagai cara hidup mereka,” kata Sangcopan. 

Potre Dirampatan Diampuan, salah satu wali dari United Religions Initiative’s Global Council, menyambut baik RUU yang dia anggap sebagai tonggak sejarah tersebut.

“Ini adalah upaya menuju dalam apa yang kami sebut sebagai inklusivitas. Saya pikir ini adalah langkah yang sangat disambut baik di mata komunitas Muslim," kata Diampuan kepada Arab News.

“Seorang wanita berjilbab di sini (Filipina) selalu dipandang sebelah mata. UU ini akan membuat hijab menjadi pemandangan yang umum,” tambahnya. 

Menurut Otoritas Statistik Filipina, terdapat lebih dari 10 juta Muslim di Filipina dari total populasi 110.428.130 jiwa berdasarkan data PBB terbaru.

Diampuan mengatakan bahwa RUU tersebut merupakan pengakuan terhadap populasi Muslim di Filipina sekaligus menampik gagasan bahwa mengenakan hijab sama dengan penindasan. 

“Wanita harus dihargai bukan dari penampilan mereka tetapi apa yang mereka ketahui, apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka kontribusikan kepada masyarakat," imbuh Diampuan. 

RUU yang diajukan pada 2018 tersebut mengamanatkan Komisi Nasional Muslim Filipina untuk merayakan Hari Hijab Nasional dengan mempromosikan dan meningkatkan kesadaran tentang perempuan berhijab di Filipina. Islam adalah agama terbesar kedua di Filipina, dengan sebagian besar Muslim tinggal di pulau Mindanao.

Di Mindanao terdapat daerah otonomi yang terdiri dari Provinsi Basilan, Lanao del Sur, Maguindanao, dan Sulu Tawi-Tawi.

Sumber : https://www.kompas.com/global/read/2021/02/01/095939570/dpr-filipina-setujui-ruu-mengenai-peringatan-hari-hijab-nasional?page=all