17 Agustus 1945 adalah merupakan hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang kita cintai. Dan pada hari ini bertepatan pada peringatan yang ke 65 tahun.
Tak terbantahkan dalam Sejarah bahwa Proklamasi yang dibacakan oleh Sukarno pada 17 Agustus tahun 45 itu, berbarengan di bulan Ramadhan di mana seluruh umat muslim sedang melaksanakan ibadah puasa.
Jumat tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan dengan tanggal 9 Ramadan 1364 Hijriah, Soekarno dan Hatta, memproklamasikan negara Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Pagi itu di Depan rumah Soekarno, di Jalan Pe-gangsaan Timur 56. Suasana cukup sibuk dan menegangkan, dibawah bayang bayang otoriter jepang saat itu. Rakyat bersama Para tokoh bangsa dan para pejuang yang tua maupun yang para pemuda telah berkumpul, hanya dengan tiang bambu dan bendera merah putih jahitan ibu Fatmawati yang tidak setandar ukurannya.
Dengan Rahmat Allah, akhirnya pernyataan kemerdekaan itu berhasil di-Proklamirkan oleh Soekarno – Hatta dengan diiringi rasa haru dan pekikan Merdeka dan kalimat TAKBIR: Allahu Akbar!!!. Sungguh Allah Maha Besar.
Pertanyaannya adalah? Kenapa bisa bertepatan di bulan Ramadhan? Tentu tidak ada yang kebetulan atas izin Allah SWT.
Kemerdekan bangsa kita yang direbut dan didukung penuh oleh mayoritas umat muslim dan ulama-ulama tentunya bukan hal yang kebetulan karena mereka memahami bahwa ramadhan bukanlah bulan yang biasa saja.
Mereka memahami bahwa ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, rahmat dan pengampunan dari Alloh SWT.
Dan mereka paham betul bahwa Ramadhan adalah “Syahrul Jihad” bulan perjuangan dan pengorbanan.
Perjuangan dan pengorbanan untuk agama, ketaatan dan pembebasan dari kekufuran dan kedholiman kaum penjajah.
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui”. (Q.S. At-Taubah: 41)
Firman Alloh tersebut termaktub dalam surat At-Taubah:41, dan mereka para mujahid dan perang kemerdekaan itu sangat memahaminya ayat tersebut.
Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. *QS. Al Ankabut: 6)
Karena itu mereka tidak mau kemerdekaan hanya diberikan sebagai ‘hadiah’ sebagaimana yang dijanjikan oleh Jepang. Kemerdekaan harus diperjuangakan, harus direbut sampai titik darah penghabisan “Merdeka atau Mati”.
Bukankah islam menentang penjajahan, kezholiman, kekufuran, perbudakan dan penindasan.
Mereka tahu dan paham benar bahwa Ramadhan bukan tempat istirahat dan bersantai santai...
Ramadhan bukan waktu untuk bermalas-malasan… karena puasa mengajari kita ketaatan untuk jujur, lebih produktif, disiplin, dan meningkatkan amal ibadah kita.
Ramadhan tidak mengakomodasi sifat kemalasan… Karena selain Shiam kita diperintah oleh Allah untuk Qiyam, yaitu berdiri, bangun malam, sholat, beribadah dan menggenjot,,,, tancap gas! aktifitas amal sholihah kita.
Sekali kali bukanlah kebetulan di sisi Allah, dalam sirah nabi dan para sahabat banyak kisah-kisah heroik, kisah jihad dan perjuangan yang berlangsung di bulan Ramadhan.
Perang besar pertama yang dialami oleh Rasulullah adalah perang Badar…
Perang Badar jatuh pada 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah… dan ini adalah kemenangan besar dalam sejarah Rasulullah. 300 kaum muslim yang sedang berpuasa, dengan fasilitas terbatas hanya 2 ekor kuda melawan lebih dari 3 kali lipat jumlah kaum musyrikin quraish yang 1.000 orang.
Ketika itu Rasulullah berdo’a:
اللَّهُمَّ إِنَّ هَذِهِ قُرَيْشٌ قَدْ جَاءَتْ بِخَيْلِهَا وَخُيَلاَئِهَا تَرْجُوْ نَبِيَّكَ، اللَّهُمَّ أَنْجِزْ وَعْدَكَ فِي قُرَيْشٍ، اللَّهُمَّ إْنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ فَلَنْ تُعْبَدَ فِي اْلأَرْضِ أَبَدًا
Ya Allah, orang Quraisy telah datang dengan pasukan mereka dan juga dengan kesombongan mereka. Mereka berharap bisa menghabisi nabiMu, Ya Allah penuhilah janjiMu terhadap Quraisy. Ya Allah, jika kelompok ini kalah maka Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini selamanya
Dengan penuh mu’jizat Allah memenangkan kaum muslim di atas kaum kafir…
قَدْ كَانَ لَكُمْ آَيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَى كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ
Sesungguhnya Telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang Telah bertemu (bertempur). segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati. (Ali Imran:13)
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, Padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.” (QS. Ali Imran: 123)
Beberapa peristiwa besar di bulan Ramadhan yang lain adalah Fathul Makkah di Ramadhan 8H, Pembebasan Spanyol oleh Tariq bin Ziyad di Ramadhan 92H, Pembebasan Palestina oleh Salahuddin Al-Ayyubi di Ramadhan 584H, Dan banyak lagi kisah heroik, perjuangan dan kemenangan umat Islam di bulan Ramadhan.
Kemudian: Jihad apa yang kita lakukan saat ini?
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda;
أَمَّا رَأْسُ الأَمْرِ فَالإِسْلاَمُ فَمَنْ أَسْلَمَ سَلِمَ وَأَمَّا عَمُودُهُ فَالصَّلاَةُ وَأَمَّا ذُرْوَةُ سَنَامِهِ فَالْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
Adapun Pokok persoalannya adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad fi sabilllah (HR Ahmad)
Berbagai macam jihad, dari jihad nafs, jihad amar ma’ruf nahi munkar, hingga jihad kuffar dengan senjata semuanya telah disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di bulan Ramadlan ini. Dengan demikian, secara umum, bulan ini bisa dinamakan juga dengan bulan jihad, bulan pembebasan dan bulan KEMERDAKAAN.
(Oleh Alim Mahdi, Disampaikan pada Ceramah Ramadhan di Masjid Annur Denpasar, 7 Ramadhan 1431/17 Agustus 2010).
Tak terbantahkan dalam Sejarah bahwa Proklamasi yang dibacakan oleh Sukarno pada 17 Agustus tahun 45 itu, berbarengan di bulan Ramadhan di mana seluruh umat muslim sedang melaksanakan ibadah puasa.
Jumat tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan dengan tanggal 9 Ramadan 1364 Hijriah, Soekarno dan Hatta, memproklamasikan negara Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Pagi itu di Depan rumah Soekarno, di Jalan Pe-gangsaan Timur 56. Suasana cukup sibuk dan menegangkan, dibawah bayang bayang otoriter jepang saat itu. Rakyat bersama Para tokoh bangsa dan para pejuang yang tua maupun yang para pemuda telah berkumpul, hanya dengan tiang bambu dan bendera merah putih jahitan ibu Fatmawati yang tidak setandar ukurannya.
Dengan Rahmat Allah, akhirnya pernyataan kemerdekaan itu berhasil di-Proklamirkan oleh Soekarno – Hatta dengan diiringi rasa haru dan pekikan Merdeka dan kalimat TAKBIR: Allahu Akbar!!!. Sungguh Allah Maha Besar.
Pertanyaannya adalah? Kenapa bisa bertepatan di bulan Ramadhan? Tentu tidak ada yang kebetulan atas izin Allah SWT.
Kemerdekan bangsa kita yang direbut dan didukung penuh oleh mayoritas umat muslim dan ulama-ulama tentunya bukan hal yang kebetulan karena mereka memahami bahwa ramadhan bukanlah bulan yang biasa saja.
Mereka memahami bahwa ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, rahmat dan pengampunan dari Alloh SWT.
Dan mereka paham betul bahwa Ramadhan adalah “Syahrul Jihad” bulan perjuangan dan pengorbanan.
Perjuangan dan pengorbanan untuk agama, ketaatan dan pembebasan dari kekufuran dan kedholiman kaum penjajah.
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui”. (Q.S. At-Taubah: 41)
Firman Alloh tersebut termaktub dalam surat At-Taubah:41, dan mereka para mujahid dan perang kemerdekaan itu sangat memahaminya ayat tersebut.
Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. *QS. Al Ankabut: 6)
Karena itu mereka tidak mau kemerdekaan hanya diberikan sebagai ‘hadiah’ sebagaimana yang dijanjikan oleh Jepang. Kemerdekaan harus diperjuangakan, harus direbut sampai titik darah penghabisan “Merdeka atau Mati”.
Bukankah islam menentang penjajahan, kezholiman, kekufuran, perbudakan dan penindasan.
Mereka tahu dan paham benar bahwa Ramadhan bukan tempat istirahat dan bersantai santai...
Ramadhan bukan waktu untuk bermalas-malasan… karena puasa mengajari kita ketaatan untuk jujur, lebih produktif, disiplin, dan meningkatkan amal ibadah kita.
Ramadhan tidak mengakomodasi sifat kemalasan… Karena selain Shiam kita diperintah oleh Allah untuk Qiyam, yaitu berdiri, bangun malam, sholat, beribadah dan menggenjot,,,, tancap gas! aktifitas amal sholihah kita.
Sekali kali bukanlah kebetulan di sisi Allah, dalam sirah nabi dan para sahabat banyak kisah-kisah heroik, kisah jihad dan perjuangan yang berlangsung di bulan Ramadhan.
Perang besar pertama yang dialami oleh Rasulullah adalah perang Badar…
Perang Badar jatuh pada 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah… dan ini adalah kemenangan besar dalam sejarah Rasulullah. 300 kaum muslim yang sedang berpuasa, dengan fasilitas terbatas hanya 2 ekor kuda melawan lebih dari 3 kali lipat jumlah kaum musyrikin quraish yang 1.000 orang.
Ketika itu Rasulullah berdo’a:
اللَّهُمَّ إِنَّ هَذِهِ قُرَيْشٌ قَدْ جَاءَتْ بِخَيْلِهَا وَخُيَلاَئِهَا تَرْجُوْ نَبِيَّكَ، اللَّهُمَّ أَنْجِزْ وَعْدَكَ فِي قُرَيْشٍ، اللَّهُمَّ إْنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ فَلَنْ تُعْبَدَ فِي اْلأَرْضِ أَبَدًا
Ya Allah, orang Quraisy telah datang dengan pasukan mereka dan juga dengan kesombongan mereka. Mereka berharap bisa menghabisi nabiMu, Ya Allah penuhilah janjiMu terhadap Quraisy. Ya Allah, jika kelompok ini kalah maka Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini selamanya
Dengan penuh mu’jizat Allah memenangkan kaum muslim di atas kaum kafir…
قَدْ كَانَ لَكُمْ آَيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَى كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ
Sesungguhnya Telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang Telah bertemu (bertempur). segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati. (Ali Imran:13)
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, Padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.” (QS. Ali Imran: 123)
Beberapa peristiwa besar di bulan Ramadhan yang lain adalah Fathul Makkah di Ramadhan 8H, Pembebasan Spanyol oleh Tariq bin Ziyad di Ramadhan 92H, Pembebasan Palestina oleh Salahuddin Al-Ayyubi di Ramadhan 584H, Dan banyak lagi kisah heroik, perjuangan dan kemenangan umat Islam di bulan Ramadhan.
Kemudian: Jihad apa yang kita lakukan saat ini?
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda;
أَمَّا رَأْسُ الأَمْرِ فَالإِسْلاَمُ فَمَنْ أَسْلَمَ سَلِمَ وَأَمَّا عَمُودُهُ فَالصَّلاَةُ وَأَمَّا ذُرْوَةُ سَنَامِهِ فَالْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
Adapun Pokok persoalannya adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad fi sabilllah (HR Ahmad)
Berbagai macam jihad, dari jihad nafs, jihad amar ma’ruf nahi munkar, hingga jihad kuffar dengan senjata semuanya telah disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di bulan Ramadlan ini. Dengan demikian, secara umum, bulan ini bisa dinamakan juga dengan bulan jihad, bulan pembebasan dan bulan KEMERDAKAAN.
(Oleh Alim Mahdi, Disampaikan pada Ceramah Ramadhan di Masjid Annur Denpasar, 7 Ramadhan 1431/17 Agustus 2010).
Pertamax pak..
ReplyDeleteSepakat pak, bahwa ramadhan memang bukan untuk Istirahat. Namun, pelaksanaan ramadhan menmperjelas eksistensi manusia dalam menghambakan diri kepada Allah.
ada yang bilang..... haramkan panjat pinang buat merayakan kemerdekaan indonesia, mengapa? jawabnya adalah:.............................., wah maaf ya, takut salah jawab, soalnya udah lama juga si denger fatwa kaya gini, yang jelas fatwa ini bukan dari ulama atau dari tukang beca, kurang lebih kaya gini alesannya mengapa panjat pinang diharamkan (tepatnya tradisi panjat pinang musti dihilangkan)
ReplyDeleteJAMAN BELANDA MENJAJAH KITA, TRADISI PANJAT PINANG SUDAH ADA, DAN ITU DIJADIKAN SEBAGAI HIBURAN BAGI PARA PENJAJAH, DAN DENGAN MENGADAKAN PANJAT PINANG PADA PERAYAAN AGUSTUSAN, MAKA AKAN MEMBUAT SAKIT HATI PEJUANG DAN ITU SAMA SAJA DENGAN MENIRU PRILAKU PARA PENJAJAH YANG TELAH MENGHINA RAKYAT INDONESIA.
kira kira gitu alesannya
Pamit mudik ya.... Selamat Idul fitri " Moho maaf lahir batin"
ReplyDeletesalam kenal
ReplyDelete