Sunday 8 September 2019

Semangat Hijrah Dalam Menumbuhkan Peran Diri dan Jamaah

Ahad, 8/09/2019 – Ba’da Shubuh, Allah mengizinkan saya mengisi pengajian bulanan di Musholla Al Ikhwan, Jl. Patih Nambi Ubung Kaja, Denpasar, Bali. Tepatnya 10 Muharram 1441 H.

Saya mengambil judul Semangat Hijrah dalam Menumbuhkan peran diri dan jamaah, itu judul yang saya pilih diantara banyak pilihan judul dalam tema menyambut tahun baru islam bulan muharram 1441 H. Apa sih peran diri dan setiap kita sebagai bagian dari jamaah sehingga dapat memberikan kebaikan tidak hanya untuk pribadi tetapi untuk umat dan masyarakat secara luas.

Bahwa, Fungsi musholla dan masjid tidak sekedar sebagai tempat ibadah mahdhah, sujud dan sholat saja akan tetapi masjid berfungsi juga sebagai tempat menuntut ilmu, pembinaan jama’ah, sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam serta Sebagai pusat kaderisasi umat dan Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam.

Sebelum pengajian dimulai, diawali dengan sholat berjamaah dengan shaf yang cukup banyak sekitar 3,5 shaff. Keberadaan saya di musholla pada hari tersebut, bermula dari undangan via WA dari pak Ahmad Al Fauzi bagian peribadatan Musholla Al Ikhwan untuk mengisi pengajian bapak - bapak jama'ah musholla Al-Ikhwan. Memang sudah lama saya tidak berkesempatan mendapat jadwal di musholla ini. Maka di kesempatan yang baik ini saya sampaikan tentang makna hijrah secara makani dan maknawi.

Singkatnya, Hijrah secara maknawi bisa diartikan perubahan atau pertumbuhan yang lebih baik. Dalam konteks penciptaan manusia dan tugas yang diamanahkannya, maka tugas utama manusia adalah beribadah kepada Alloh (Hablumminallah) dan khalifah di muka bumi ini (Hablumminannas).
Maka ada 3 pertumbuhan yang seharusnya menjadi perhatian umat, yaitu : 1. Pertumbuhan Kuantitas (Numuwwul Kammiyah) 2. Pertumbuhan Kualitas (Numuwwun Nau’iyyah) 3. Pertumbuhan Kapasitas (Numuwwul Qudrah)

Pertumbuhan kuantitas dapat diukur dari jumlah jamaah, misalnya jumlah kegiatan jumlah partisipasi masyarakat, berapa jumlah bapak – bapak yang aktif ke masjid, berapa jumlah ibu-ibu yang tergabung dalam majelis taklim dan berapa jumlah remaja masjid dan anak-anak yang belajar ngaji dna sholat jamaah di masjid.

Pertumbuhan secara kualitas dapat dibagi lagi menjadi pertumbuhan kualitas spiritual, kualitas moral, kualitas intelektual dan kualitas amal. Sedangkan Pertumbuhan kapasitas diukur dari sejauh mana seorang muslim yang terbina keislamannya bisa memberikan manfaat lebih luas, dimana keislamannya tidak hanya bermanfaat bagi diri, tetapi juga bagi keluarga, tetangga, orang terdekat dan orang di lingkungan sekitarnya yang lebih luar (Rahmatan Lii’alamin).

Untuk mewujudkan umat yang bertumbuh baik kuantitas, kualitas dan kapasitas tersebut diperlukan beberapa tahap, yaitu tahap pembentukan meliputi pembinaan kepribadian Islamiyah, kepribadian jamaah, dan kepribadian amal jama’i. dan yang kedua yaitu tahap kemasyarakatan, dimana islam dapat memberikan solusi atas permasalahan dan problematika umat dan masyarakat secara umum.
Nah, institusi yang bisa mewujudkan semua pertumbuhan di atas adalah musholla dan masjid.

Demikian gambaran ringkas yang saya sampaikan di pengajian subuh tersebut. Saya sampaikan banyak terimakasih kepada para jamaah musholla al Ikhwan khususnya ketua takmir bapak Haji Rohman dan pak Fauzi selaku seksi beribadatan. Jazakumullah khoiran katsiron.

0 komentar:

Post a Comment

Alim Mahdi adalah Founder www.mastersop.com

Konsultan SOP dan Penggagas "GERAKAN PENGUSAHA SADAR SOP"