Innalillahi wainnailaihi rojiun telah meninggal dunia bapak Habib Adnan (mantan ketua MUI Bali) Subuh tadi di RS Sanglah dlm usia 88 tahun. tria-bi
Denpasar (07/03/09) - Itulah sms pertama yang saya terima pada Sabtu pagi pukul 08:29:30 wita dari seorang sahabat di Bank Indonesia tentang meninggalnya KH.Habib Adnan. Saat itu saya bersama dengan peserta R2C (Riyadho & Rihlah Club) masih menuruni alur sungai setelah berjalan menyusuri tracking di pedesaan sekitar Payangan – Ubud.
Benar, KH. Habib Adnan (mantan ketua MUI Propinsi Bali) telah berpulang ke Rahmatullah di rumah sakit umum Sanglah Denpasar Bali pukul 07.10 wita pada hari ini Sabtu, 7 Maret 2009.
Saat menerima berita meninggalnya KH. Habib Adnan pun kami umumkan ke semua peserta di sela istirahat di sungai jalur tracking R2C tersebut. Inna-Lillahi-Wa Inna Ilaihi Raji'un – Selamat jalan eyang, ayah, guru, Kiai Habib Adnan – Semoga Allah SWT menempatkan Beliau di barisan orang-orang yang beriman dan para mujahid dakwah yaitu dengan balasan terbaik yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dan semoga kami yang ditinggalkan beliau dapat menteladani kebaikan dan perjuangan dakwah beliau di Pulau Bali ini. Amin.
“Bapak Toleransi” yang banyak dikagumi tokoh Nasional ini wafat pada umur 88 tahun dengan meninggalkan seorang istri Hj. Aisyah, anak dan puluhan cucu. Prosesi Kifayah Jenazah Beliau dimakamkan di Makam Islam Kepaon. Masjid Annur dibanjiri orang yang akan mensholati jenazah Almarhum begitupun ketika di Pemakaman, ratusan orang mengiringi pemakaman jenazah beliau. Tidak ketinggalan para tokoh agama baik tokoh Islam maupun agama lain seperti Tokoh atau pemuka agama Hindu, dan agama Kristen tak luput merasa kehilangan dan mengucapkan berdukacita atas meninggalnya KH. Habib Adnan.
Ust.Roichan Mukhlis (Ketua MUI Bali), dalam sambutan mewakili keluarga Almarhum dalam proses pemakaman tersebut mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak. Terutama kepada Pemerintah, Pemuka agama-agama baik Islam maupun agama selain Islam, juga para tokoh dan ormas Islam yang menaruh perhatian besar kepada Almarhum. Beliau juga menyampaikan salam dari Ketua Umum MUI Bali, A.Hasan Ali yang sedang dalam perjalanan ke Bali. Karena kebetulan beliau tidak sedang berada di Bali karena sedang menghadiri pernikahan mas Sigit Sunaryo (Sekretaris umum MUI Bali) yang dilangsungkan di Medan. Ary Ginanjar Agustian (ESQ) pun hadir dalam prosesi pemakaman Almarhum.
Siapa yang tidak kenal dengan KH. Habib Adnan. Tarmizi Taher, mantan Menteri Agama RI menjuluki beliau sebagai “Bapak Toleransi”. Tokoh mana pun harus hormat kepada beliau. Bukan karena ketuaannya, melainkan karena keluasan pengetahuannya tentang agama. Sikap toleransi beragamanya luar biasa. Beliau menyadari betul bahwa Islam di Bali ini banyak dibantu oleh raja-raja Bali. Karenanya hal ini beliau tanamkan betul kepada umat Islam, agar terus menjaga hubungan baik itu.
KH. Habib Adnan dalam setiap ceramahnya, sering menekakan kebersamaan bukan perbedaan. Agama menuntun manusia menjadi lebih baik, menjadi lebih lembut dan arif dan menawarkan keteladanan. Inilah yang lebih penting bagi semua umat beragama di Bali. Banyak yang tahu bahwa materi training ESQ yang diformulasikan oleh Ary Ginanjar Agustian yang berpusat di Jakarta bermula dari forum pengajian Pak Habib Adnan di Denpasar, Bali.
Sosok KH.Habib Adnan adalah sebagai sosok intelektual atau kiai Islam yang tidak pernah berhenti membaca, sehingga wawasan beliau terasa selalu segar dan relevan dengan kenyataan kehidupan masyarakat Indonesia modern pada umumnya dan masyarakat Bali pada khususnya.
Semoga keteladanan Beliau menginspirasi kita untuk meneruskan perjuangannya. "SELAMAT JALAN KH. HABIB ADNAN"
Benar, KH. Habib Adnan (mantan ketua MUI Propinsi Bali) telah berpulang ke Rahmatullah di rumah sakit umum Sanglah Denpasar Bali pukul 07.10 wita pada hari ini Sabtu, 7 Maret 2009.
Saat menerima berita meninggalnya KH. Habib Adnan pun kami umumkan ke semua peserta di sela istirahat di sungai jalur tracking R2C tersebut. Inna-Lillahi-Wa Inna Ilaihi Raji'un – Selamat jalan eyang, ayah, guru, Kiai Habib Adnan – Semoga Allah SWT menempatkan Beliau di barisan orang-orang yang beriman dan para mujahid dakwah yaitu dengan balasan terbaik yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dan semoga kami yang ditinggalkan beliau dapat menteladani kebaikan dan perjuangan dakwah beliau di Pulau Bali ini. Amin.
“Bapak Toleransi” yang banyak dikagumi tokoh Nasional ini wafat pada umur 88 tahun dengan meninggalkan seorang istri Hj. Aisyah, anak dan puluhan cucu. Prosesi Kifayah Jenazah Beliau dimakamkan di Makam Islam Kepaon. Masjid Annur dibanjiri orang yang akan mensholati jenazah Almarhum begitupun ketika di Pemakaman, ratusan orang mengiringi pemakaman jenazah beliau. Tidak ketinggalan para tokoh agama baik tokoh Islam maupun agama lain seperti Tokoh atau pemuka agama Hindu, dan agama Kristen tak luput merasa kehilangan dan mengucapkan berdukacita atas meninggalnya KH. Habib Adnan.
Ust.Roichan Mukhlis (Ketua MUI Bali), dalam sambutan mewakili keluarga Almarhum dalam proses pemakaman tersebut mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak. Terutama kepada Pemerintah, Pemuka agama-agama baik Islam maupun agama selain Islam, juga para tokoh dan ormas Islam yang menaruh perhatian besar kepada Almarhum. Beliau juga menyampaikan salam dari Ketua Umum MUI Bali, A.Hasan Ali yang sedang dalam perjalanan ke Bali. Karena kebetulan beliau tidak sedang berada di Bali karena sedang menghadiri pernikahan mas Sigit Sunaryo (Sekretaris umum MUI Bali) yang dilangsungkan di Medan. Ary Ginanjar Agustian (ESQ) pun hadir dalam prosesi pemakaman Almarhum.
Siapa yang tidak kenal dengan KH. Habib Adnan. Tarmizi Taher, mantan Menteri Agama RI menjuluki beliau sebagai “Bapak Toleransi”. Tokoh mana pun harus hormat kepada beliau. Bukan karena ketuaannya, melainkan karena keluasan pengetahuannya tentang agama. Sikap toleransi beragamanya luar biasa. Beliau menyadari betul bahwa Islam di Bali ini banyak dibantu oleh raja-raja Bali. Karenanya hal ini beliau tanamkan betul kepada umat Islam, agar terus menjaga hubungan baik itu.
KH. Habib Adnan dalam setiap ceramahnya, sering menekakan kebersamaan bukan perbedaan. Agama menuntun manusia menjadi lebih baik, menjadi lebih lembut dan arif dan menawarkan keteladanan. Inilah yang lebih penting bagi semua umat beragama di Bali. Banyak yang tahu bahwa materi training ESQ yang diformulasikan oleh Ary Ginanjar Agustian yang berpusat di Jakarta bermula dari forum pengajian Pak Habib Adnan di Denpasar, Bali.
Sosok KH.Habib Adnan adalah sebagai sosok intelektual atau kiai Islam yang tidak pernah berhenti membaca, sehingga wawasan beliau terasa selalu segar dan relevan dengan kenyataan kehidupan masyarakat Indonesia modern pada umumnya dan masyarakat Bali pada khususnya.
Semoga keteladanan Beliau menginspirasi kita untuk meneruskan perjuangannya. "SELAMAT JALAN KH. HABIB ADNAN"
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Semoga Allah mengampuni dosa2 beliau dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
ReplyDelete