Kepada Tom Dine, Reagan yang merupakan mantan Gubernur Negara Bagian
California ini dengan serius berkata, “Anda tahu, saya berpaling kepada
nabi-nabi kuno Perjanjian Lama dan kepada tanda-tanda yang meramalkan
Perang Armageddon. Saya sendiri jadi bertanya-tanya, apakah kita ini
akan melihat semuanya itu terpenuhi. Saya tidak tahu. Apakah Anda
belakangan ini juga telah memperhatikan nubuat-nubuat para nabi itu…
akan tetapi, percayalah kepada saya, bahwa nubuat-nubuat itu
menggambarkan masa-masa yang sekarang ini sedang kita jalani.” Tom Dine tersenyum dan mengangguk pelan.
Presiden Reagan merupakan Presiden Amerika Serikat pertama yang
memulai suatu tradisi baru dalam protokoler Gedung Putih, dimana
kebaktian, seminar keagamaan, dan pertemuan-pertemuan dengan sejumlah
tokoh Gereja Evangelikal Amerika sering diadakan. Di masa Reagan-lah
paham Zionis-Kristen masuk dalam lingkaran elit pemerintahan Amerika.
Seluruh kebijakan, terutama kebijakan Amerika di luar negeri, khususnya
untuk wilayah Timur Tengah, sangat kental bernuansa Zionis.
Penerus Reagan, George H. W. Bush, William J. Clinton, dan George W.
Bush, merupakan orang-orang yang sangat yakin tentang nubuat-nubuat
(janji-janji atau ramalan-ramalan) Tuhan seperti yang tercantum di dalam
Injil Darby atau Scofield, Injil resmi Amerika. Menurut keyakinan
mereka, abad milenium merupakan zaman akhir dimana suatu ketika akan
terjadi Peperangan Besar Terakhir (Armageddon) yang melibatkan seluruh
dunia, antara Tentara Tuhan melawan Pasukan Iblis. Kristus akan
mengalahkan Anti-Christ. Dan setelah itu dunia akan menjadi damai dan
sejahtera hingga datangnya hari penghabisan.
Sebab
itu, dilandasi kepercayaan akan hari akhir seperti yang dinubuatkan
dalam Injil Darby, para Presiden Amerika bekerja dengan sekuat tenaga
untuk melapangkan jalan bagi suatu hari dimana akan datang Kristus yang
kedua kalinya. Karena menurut kepercayaan mereka Kristus akan turun di
tanah Palestina, maka mereka berupaya untuk menguasai Tanah Palestina
sepenuhnya dan memberikannya kepada orang-orang Yahudi.
Kaum Zionis, apakah mereka yang berada di Tanah Palestina maupun yang
tersebar di Amerika dan Eropa, sangat yakin bahwa era milenium ketiga
ini merupakan pintu gerbang pada akhir zaman. Entah sengaja atau tidak,
kasus WTC 911, dimana Menara Kembar WTC yang dilihat dari jauh bagaikan
sebuah gerbang, diruntuhkan, maka seakan terbukalah suatu era baru bagi
keyakinan ini.
Segala daya upaya mereka lakukan guna menghadapi datangnya Messiah
yang mereka yakini akan memimpin mereka dari Kuil Sulaiman untuk
menaklukkan dunia.
Namun ada satu anomali yang secara diametral bertentangan dengan
keyakinan mereka ini. Di satu sisi mereka mengaku sangat yakin akan bisa
mengalahkan seluruh umat manusia, wabilkhusus umat Islam, dan menjadi
pemimpin dunia, namun di sisi lain mereka juga berlomba-lomba menanami
Tanah Palestina yang mereka duduki secara tidak sah, dengan pohon
ghorqod (nama latin: Nitraria retusa).
Ada sebuah hadits shahih tentang hari akhir mengenai pohon ini:
“Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi,
lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu
dan pohon, lalu batu dan pohon berkata: ‘Hai Muslim! Hai hamba Allah!
Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon
ghorqod, maka, itu adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi,” (HR Muslim
VII/188, Bukhari IV/51, Lu’lu’ wa al-Marjan III/30).
Melihat ulah para Zionis-Yahudi yang berlomba-lomba menanami Tanah
Palestina dengan pohon Ghorqod, maka kenyataan ini menjelaskan kepada
kita bahwa kaum Yahudi itu sesungguhnya memahami hakikat hari akhir,
dimana mereka akan dikejar-kejar oleh umat Islam dan hanya pohon
Ghorqod-lah satu-satunya tempat yang bersedia dijadikan tempat
persembunyian (perlindungan) kaum Yahudi. (zilzaal/salam-online.com).
artikelnya bagus :D
ReplyDelete