Duka di Karangasem terkuak lagi. Kali ini seorang anak di dusun Karang Bedil Lingkungan Belong Kecamatan Karangasem bernama Alfin Al Hamdani tergolek lunglai tak berdaya. Tubuhnya lemas. Sementara di dadanya terlihat cekungan yang cukup dalam dari penyakit yang dideritanya. Orang-tua dan tetangganya bilang, Alfin terkena busung lapar atau gizi buruk. Sejak kecil Alfin memang sering sakit-sakitan. Dari diare hingga kejang-kejang ia pernah mengidapnya. Ia sering bolak-balik ke UGD. Namun rupanya tak hanya itu, karena seringnya kejang, Alfin didiagnosa mengalami kelainan saraf. Dokter RSAD Karangasem yang sering menangani sakit-sakitnya Alfin tak berani menyimpulkan. Maka dirujuklah Alfin untuk berobat ke Denpasar.
Berangkatlah orang tua Alfin, Sariyati (28) dan Suhaini (31) ke Denpasar. Bukan ke RSU Sanglah yang dituju, melainkan sebuah klinik bernama Tumbuh Kembang. Dari sana didapat kesimpulan bahwa ternyata Alfin juga mengidap Epilepsi. Epilepsi itulah yang juga membuat dirinya tak bisa berdiri. Bahkan untuk sekedar dudukpu tak bisa. Jadilah Alfin hanya bisa menengok ke kanan dan ke kiri. Merespon setiap yang dekat dengannya.
Sariyati maupun Suhaini meresa terpukul karenanya. Mereka tak ingin Alfin terus menderita. Dengan segala keterbatasannya, sekuat biaya mereka mengantarkan Alfin berobat dan dan melakukan terapi penyembuhan. Menurut dokter, terapi agar Alfin bisa baik kembali dilakukan selama 2 tahun. Setiap bulannya Alfin harus berobat. Namun sayang, biaya obat sangat menyulitkan Sariyati dan Suhaini. Menurutnya, yang sangat memberatkan adalah obat gejala epilepsi yang mencapai 200 ribu rupiah. Sedangkan untuk menebus kalsium agar tulang Alfin kembali kuat dan bisa duduk / berdiri mereka harus membayar 196 ribu rupiah. Lain halnya dengan biaya dokter, yang mencapai 80 ribu rupiah per sekali tebus.
Tentu saja Suhaini yang seorang Cleaning Service Bank Sari Parta kelimpungan. Honornya yang telah bekerja selama 11 tahun di Bank Tersebut dihargai 700 ribu perbulannya. Tak cukup? Tentu saja. Apa lagi Sariyati juga tidak bekerja. Sebagai ibu, ia hanya bisa menjaga dan merawat Alfin di rumah. Tak bayak yang ia bisa kerjakan di dusun Karang Bedil. Di dusun tersebut, susah baginya untuk membuka usaha, walau sekedar usaha kecil-kecilan.
Sebagai orang tua yang melahirkan dan menyayangi Alfin, keduanya, baik Suhaini maupun Sariyati berharap Alfin bisa segera sembuh. Mereka juga berharap bisa menebus biaya berobat rutin setiap bulannya untuk Alfin yang mencapai 450 ribu rupiah. Barangkali dari kita ada yang igin berbagi?! (Hanafi - DSM Bali).
Dompet Peduli Untuk Alfin Al Hamdani
DSM Bali
Jalan Diponegoro No.175 Denpasar
Telp. +62361 7445221, +62361 241376
Email: dsmbali@yahoo.com
www.dsmbali.or.id
Rekening Donasi:
Bank Muamalat Indonesia, Acc.No. 751 000 1315
Bank Syariah Mandiri, Acc.No. 085 000 8797
BCA (an. Hendry Sulistiono) Acc. No. 6110 211 901
Berangkatlah orang tua Alfin, Sariyati (28) dan Suhaini (31) ke Denpasar. Bukan ke RSU Sanglah yang dituju, melainkan sebuah klinik bernama Tumbuh Kembang. Dari sana didapat kesimpulan bahwa ternyata Alfin juga mengidap Epilepsi. Epilepsi itulah yang juga membuat dirinya tak bisa berdiri. Bahkan untuk sekedar dudukpu tak bisa. Jadilah Alfin hanya bisa menengok ke kanan dan ke kiri. Merespon setiap yang dekat dengannya.
Sariyati maupun Suhaini meresa terpukul karenanya. Mereka tak ingin Alfin terus menderita. Dengan segala keterbatasannya, sekuat biaya mereka mengantarkan Alfin berobat dan dan melakukan terapi penyembuhan. Menurut dokter, terapi agar Alfin bisa baik kembali dilakukan selama 2 tahun. Setiap bulannya Alfin harus berobat. Namun sayang, biaya obat sangat menyulitkan Sariyati dan Suhaini. Menurutnya, yang sangat memberatkan adalah obat gejala epilepsi yang mencapai 200 ribu rupiah. Sedangkan untuk menebus kalsium agar tulang Alfin kembali kuat dan bisa duduk / berdiri mereka harus membayar 196 ribu rupiah. Lain halnya dengan biaya dokter, yang mencapai 80 ribu rupiah per sekali tebus.
Tentu saja Suhaini yang seorang Cleaning Service Bank Sari Parta kelimpungan. Honornya yang telah bekerja selama 11 tahun di Bank Tersebut dihargai 700 ribu perbulannya. Tak cukup? Tentu saja. Apa lagi Sariyati juga tidak bekerja. Sebagai ibu, ia hanya bisa menjaga dan merawat Alfin di rumah. Tak bayak yang ia bisa kerjakan di dusun Karang Bedil. Di dusun tersebut, susah baginya untuk membuka usaha, walau sekedar usaha kecil-kecilan.
Sebagai orang tua yang melahirkan dan menyayangi Alfin, keduanya, baik Suhaini maupun Sariyati berharap Alfin bisa segera sembuh. Mereka juga berharap bisa menebus biaya berobat rutin setiap bulannya untuk Alfin yang mencapai 450 ribu rupiah. Barangkali dari kita ada yang igin berbagi?! (Hanafi - DSM Bali).
Dompet Peduli Untuk Alfin Al Hamdani
DSM Bali
Jalan Diponegoro No.175 Denpasar
Telp. +62361 7445221, +62361 241376
Email: dsmbali@yahoo.com
www.dsmbali.or.id
Rekening Donasi:
Bank Muamalat Indonesia, Acc.No. 751 000 1315
Bank Syariah Mandiri, Acc.No. 085 000 8797
BCA (an. Hendry Sulistiono) Acc. No. 6110 211 901
Tragis ya..??
ReplyDeleteMemprihatinkan.........