Saturday, 6 December 2008

Kurban: Dari Ritual Ibadah kepada Ritual Pemberdayaan

Pada Idul Qurban tahun lalu, sungguh kami sangat berterima kasih atas kepercayaan Anda yang menitipkan hewan kurban kepada LAZ DSM Bali untuk disalurkan kepada yang berhak. Jumlahnya mencapai 400-an pekurban. Bagi kami hal itu adalah capaian yang fenomenal. Pendistribusianpun kami lakukan. Kami mendata-daerah-daerah pelosok yang memang jarang mendapatkan daging kurban. Atau daerah yang sering mendapatkan daging kurban, namun jumlahnya hanya beberapa kerat. Bahkan tak jarang berupa kumpulan tulang belulang yang hanya berbalut daging-daging tipis. Maka tak ada pilihan lagi bagi mereka selain hanya membuat sop tulang yang mengandung sumsum.

Hampir terjadi pada setiap tahun, berpuluh-puluh tahun kita telah mewarisi model penghimpunan dan penyaluran hewan kurban dengan sistem: penerimaan-pemotongan-penyaluran dengan ratusan bahkan ribuan kantung-kantung kecil. Praktis dan cepat selesai. Secepat pula orang –orang miskin menerima dan mengonsumsinya. Daging itu paling lama akan habis rata-rata 3 hari. Bagaimana setelah itu? Hanya tinggal kenangan, cerita. ’ Menunggu tahun depan lagi’, pikir mereka.

Jika begitu, artinya kita atau mereka memastikan diri mereka sendiri akan tetap miskin sampai tahun depan. Sesuatu yang memprihatinkan terjadi disini. Boleh saja kita mengelola dengan cara yang praktis sebagaimana diatas, karena semua tetap dalam bingkai ritual ibadah kurban kita kepada Allah. Perolehan pahala amal dari hasil kurban kita dan membahagiakan para dhuafa. Atau metode pembelajaran efektif semangat berkurban untuk kepentingan kaum papa.Namun mari kita sedikit mendalami dan arahkan pada sebuah upaya pengentasan kemiskinan. Bahwa kemiskinan masyarakat kita sudah sampai pada kondisi yang mengkhawatirkan. Mari kita mencoba mentransformasi dari sekedar ritual ibadah menjadi ritual pemberdayaan.

Sederhananya, dana infak berpotensi besar untuk bisa diberdayakan. Dana tersebut bila cukup besar diterima, bisa kita gunakan untuk membeli kambing atau sapi yang masih kecil untuk diternak. Istilahnya bersiap lebih awal sebelum Idul Qurban tahun depan tiba. Kita bisa memilih sebuah kampung miskin dan meminta warganya untuk menggembala hewan-hewan calon kurban tersebut hingga cukup dewasa.

Minimal ada dua manfaat besar yang bisa terlihat, pertama, penitipan ini bisa menjadi sumber pendapatan bagi warga setempat. Mereka mendapatkan honor dari pekerjaan menggembala. Kedua, jika hewan-hewan ternak tersebut beranak pinak, maka secara sederhana pula, bisa saja anak-anak ternak tersebut kita berikan kepada mereka atau masyarakat miskin yang lain secara cuma-cuma. Boleh saja mereka nantinya akan menjualnya kembali atau ingin menggembangbiakkannya. Dari sini, mereka akan mendapatkan daging kurban atau hewan kurban lebih banyak.Upaya ini memang sedikit lebih ekstra dibanding sekedar ritual ibadah sebagaimana diatas. Bukan sekedar satu kresek tapi satu kambing atau satu sapi yang kita bagikan. Jika upaya ini akan menpercepat proses pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan kaum tak berpunya, maka tak ada salahnya kita upayakan, bukan?! **DSM Bali

Related Posts:

  • Pendidikan... Oh PendidikanPendidikan adalah mutlak bagi generasi kita. Karena mutlaknya itu, maka tak satupun dari generasi itu boleh terlantar hingga tak sekolah. Hal ini adalah tanggung jawab kita sebagai orang yang melihat fenomena terpuruknya pend… Read More
  • Andai Pahlawan Penakluk ‘DAVOS’ itu SBY, Presiden kita!Rakyat Indonesia sambut kepulangan SBY atas keberaniannya melawan kecongkakan Perez di Davos. Maka, negara mana lagi yang akan meniru keberanian Indonesia?Itulah bentuk dukungan kepada Perdana Menteri Turki , Recep Tayep Erd… Read More
  • Tahun 2008: Angka Kemiskinan Menurun? Fantastik…, angka kemiskinan menurun menjadi 15,42 persen. Kita perlu memberikan apresiasi kepada pemerintah atas hal ini. Sebagaimana pada Selasa (1/7/08), BPS melansir angka kemiskinan per Maret 2008 mencapai 34,96 juta ji… Read More
  • Jangan Biarkan Amal Menjadi BuihDan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan,… QS. An Nisaa: 125) Kisah yang sangat menarik tentang diri Khalid bin Walid selaku pangl… Read More
  • Berhenti Berarti MatiOleh: Ustadz Abdul MuizAnas bin Malik mengatakan tentang Abdullah bin Ummi Maktum yang secara kondisi fisik buta. Tapi pada perang Yarmuk, Abdullah bin Ummi Maktum hadir di tengah para mujahidin di medan perang, memakai baju … Read More

5 komentar:

  1. Suatu ide yang sangat bagus sekali mas, saya sangat setuju dengan ide ini.

    Uang infaq dan sedeqah yang terkumpul bisa diberdayakan untuk memberdayakan masyarakat.

    Cuma kendalanya, banyak orang miskin, miskinnya karena mereka malas bekerja dan berusaha.

    Jadi program motivasi bisa dimasukkan untuk kegiatan ini mas

    ReplyDelete
  2. barangkali ini prejudis saya tp sebelum uang infaq dan sedekah diberdayakan, terlebih dulu hrs dipastikan kemungkinan terjadinya korupsi dan penyunatan dana - sebab hal begini yg sering menghambat ide-ide bagus ttg anti kemiskinan.

    ReplyDelete
  3. MET IDUL ADHA 1429 H ya..
    smoga kita bisa meneladani kebesaran jiwa serta keikhlasan hati Nabi Ibrahim as

    ReplyDelete
  4. @Ifoell: Amin, thanks ya,, Met Idul Adha 1429 H.

    ReplyDelete

Alim Mahdi adalah Founder www.mastersop.com

Konsultan SOP dan Penggagas "GERAKAN PENGUSAHA SADAR SOP"