Paket SOP Toko Retail Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Toko Retail Modern.

Key Performance Indicator (KPI)

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : Key Performance Indicator (KPI).

Konsultan SOP Perusahaan

Master SOP adalah Konsultan SOP dan Sistem Bisnis untuk bisnis yang Autopilot.

Paket SOP Garmen / Konveksi

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Garmen / Konveksi.

Paket SOP Resto Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Resto Modern.

Friday, 29 August 2008

RAMADHAN 1429 H : Optimisme dan Harapan Baru


“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS. Al Baqarah : 183)

Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam atas pemuka para utusan, nabi Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga hari kemudian.

Bulan agung yang penuh berkah telah datang menjelang. Kesejukan beribadah di bulan penuh rahmat ini telah menembus relung-relung hati kita yang paling dalam. Semoga rahmat dan keberkahannya mampu memperkuat pertautan hati kita dalam ikatan ukhuwah dan mahabah karena Allah semata.

Semoga rahmat dan keberkahannya memperkuat keterpaduan langkah-langkah kita dalam mengemban misi khalifah di muka bumi ini. Karena datangnya bulan Ramadhan 1429 H kali ini, harus kita sambut dengan suka cita, penuh harapan dan optimisme, penuh semangat menuju perubahan yang lebih baik, dengan meningkatkan taqarrub kepada Allah SWT, bersungguh-sungguh dalam beribadah dan dalam memperbaiki kualitas amal kita.

Pada bulan Ramadhanlah kesempatan terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa jalla maka jangan sia-siakan kesempatan untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya di bulan ini dengan ketaqwaan imaniah dan memperbaharuhi komunikasi dengan Allah SWT, dengan target kita menjadi orang yang ikhlas, merubah menjadi lebih baik dan memperbaiki diri di bulan Ramadhan dengan segala upaya dan pengorbanan.

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa” (QS. Ali Imran : 133)

Marilah kita meluruskan niat untuk menyambut bulan Ramadhan tahun ini, dengan selalu berharap semoga bulan Ramadhan tahun ini bukan Ramadhan yang terakhir buat kita. Amin. Dan selamat menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan 1429 H. Mohon ma’af lahir bathin.

Wednesday, 27 August 2008

FILM SANG MURABBI : Jangan Seperti Monyet…

Astaghfirullah! Menulis judulnya saja sebenarnya saya sudah nggak mau. Tapi, ini memang ceritera yang pernah diceriterakan oleh Almarhum Ustadz Rahmat Abdullah Allahuyarham, di berbagai kesempatan saat mengisi dauroh. Teringat akan ceritera ini, saya pun memutuskan untuk memasukkannya ke dalam dialog pada adegan terakhir sebelum beliau wafat dalam film Sang Murabbi.

Adegannya begini:
Saat Ustadz Rahmat Abdullah menaiki tangga gedung Kindo, beliau bertemu dengan seseorang (diperankan oleh sahabat saya, yang sudah mewanti-wanti untuk tidak disebutkan namanya sebelum film ini jadi. “Takut ngetop!” katanya bercanda). Seseorang itu curhat pada Ustadz Rahmat.

Seseorang :
Ustadz, gimana nih? Teman-teman udah pada kendor semangatnya. Kalau kita ketemu nggak pernah ngomongin pengajian lagi. Yang diomongin soal ekonomi… politik… Gimana dong, tadz?!

Ustadz Rahmat:
Akhi, antum mesti sabar dan ikhlas. Antum tahu monyet?

Seseorang:
Ya, tahu Ustadz. Tapi bukan ane kan monyetnya?

Ustadz Rahmat:
(Tersenyum) Ada ceritera, seekor monyet nangkring di pucuk pohon kelapa. Dia nggak sadar lagi diintip sama tiga angin gede. Angin Topan, Tornado sama Bahorok. Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yang bisa paling cepet jatuhin si monyet dari pohon kelapa. Angin Topan bilang, dia cuma perlu waktu 45 detik. Angin Tornado nggak mau kalah, 30 detik. Angin Bahorok senyum ngeledek, 15 detik juga jatuh tuh monyet.

Akhirnya satu persatu ketiga angin itu maju. Angin Topan duluan, dia tiup sekenceng-kencengnya, Wuuusss…. Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung megang batang pohon kelapa. Dia pegang sekuat-kuatmya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh-jatuh tuh monyet. Angin Topan pun nyerah. Giliran Angin Tornado. Wuuusss… Wuuusss… Dia tiup sekenceng-kencengnya. Ngga jatuh juga tuh monyet. Angin Tornado nyerah. Terakhir, angin Bahorok. Lebih kenceng lagi dia tiup. Wuuuss… Wuuuss… Wuuuss… Si monyet malah makin kenceng pegangannya. Nggak jatuh-jatuh. Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin, si monyet memang jagoan. Tangguh. Daya tahannya luar biasa.…

Ngga lama, datang angin Sepoi-Sepoi. Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet. Diketawain sama tiga angin itu. Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil. Nggak banyak omong, angin Sepoi-Sepoi langsung niup ubun-ubun si monyet. Psssss… Enak banget. Adem… Seger… Riyep-riyep matanya si monyet. Nggak lama ketiduran dia. Lepas pegangannya. Jatuh tuh si monyet.

Nah, akhi. Tantangan dakwah seperti itu. Diuji dengan kesusahan… Dicoba dengan penderitaan… Insya Allah, kita kuat. Tapi jika diuji oleh Allah dengan kenikmatan, ini yang kita mesti hati-hati. Antum mesti sabar… ikhlas… Ingetin terus temen-temen antum, jangan seperti monyet…

Cerita ini diambil dari sini

Tuesday, 26 August 2008

Launching Animasi Flash Terbaru

Free Animasi Flash yang 'menarik' ini baru saja saya 'launching'. Dengan model Flash Generator, maka pesan teks bisa Anda ganti sendiri sehingga animasinya bisa lebih fleksibel sesuai keinginan Anda. Silakan copast code generatornya jika tertarik.

Sebelum menggunakan animasi ini, ketikkan Pesan Anda di kotak yang disediakan, kemudian klik 'select all' dan copy codenya:

Saya juga sudah mempersiapkan Animasi lainnya yang lebih menarik yang sebenarnya sudah dibuat jauh hari, misalnya animasi masjid, do'a, dan lain-lain.

Untuk rekan-rekan yang merasa kurang nyaman dengan link URL yang saya pasang bisa Anda hilangkan saja sendiri atau hubungu saya untuk dihilangkan atau bila ingin dipasangkan dengan link URL blog/web Anda.

Thanks atas kunjungannya dan berikan komentar setiap Anda mengunduh animasi ini. Semoga bermanfaat. Amin.


.::.Alim Mahdi.::.

Thursday, 21 August 2008

Cabut Remisi bagi Koruptor

KORUPTOR tak lagi leluasa seperti di masa silam. Kebiasaan menyogok penegak hukum untuk memperoleh perlakuan khusus semakin tertutup. Setiap celah yang membuka kemungkinan adanya keistimewaan disumbat satu per satu.
Setelah Komisi Pemberantasan Korupsi mewacanakan seragam bagi tahanan kasus korupsi kini bermunculan sejumlah usul. Misalnya, hukuman mati atau kerja sosial bagi koruptor.

Ada koruptor dikirim ke Nusakambangan seperti Bob Hasan. Sebagian lain dikirim ke penjara Sukamiskin, Bandung, seperti Probosutedjo dan dan mantan Gubernur Aceh Abdullah Puteh. Semua itu dimaksudkan untuk menimbulkan efek jera.

Sejak 2006, dibuat aturan agar koruptor tak mudah dilepas dari bui. Pemberian remisi dan asimilasi yang sering menimbulkan tanda tanya kian diperketat khusus bagi narapidana empat kasus, yakni korupsi, narkotik, pembalakan liar, dan terorisme. Dalam Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 2006, ada pasal yang mengatur tentang pemberian remisi dan asimilasi bagi koruptor, penjahat pembalakan liar, narkotik, dan terorisme. Bagi narapidana umum, remisi sudah boleh diberikan jika terpidana telah menjalani masa hukuman enam bulan. Namun bagi koruptor, narapidana narkoba, pembalakan liar, dan terorisme, remisi baru diberikan setelah menjalani 1/3 masa hukuman.

Adapun asimilasi bagi narapidana umum sudah bisa diberikan setelah menjalani setengah masa hukuman. Namun bagi koruptor, penjahat narkoba, pembalakan liar, dan terorisme, asimilasi hanya boleh diterima setelah menjalani 2/3 masa hukuman.
Dan kini pemerintah melangkah lebih keras lagi. Koruptor yang diadili dan dihukum setelah 2007 tidak mendapat remisi bertepatan dengan peringatan HUT ke-63 kemerdekaan RI pada 2008 ini. Sebuah keputusan yang juga dikenakan kepada penjahat narkoba, pembalakan liar, dan terorisme. Empat kejahatan itu memang sepatutnya tidak mendapat remisi dan asimilasi betapa pun mereka memperlihatkan kelakuan baik selama di penjara. Itu karena kelakuan baik yang dipertontonkan di bui hanya untuk mengejar remisi dan asimilasi. Setelah menghirup udara bebas, mereka mengulangi kejahatan yang sama.

Kasus David Nusa Wijaya, pengemplang dana BLBI sebesar Rp1,2 triliun dan dihukum empat tahun, bisa pergi ke luar negeri setelah mendapat bebas bersyarat. Dia akhirnya dibawa kembali ke Tanah Air. Artalyta Suryani, tersangka yang sedang dikurung di tahanan Bareskrim Polri, masih leluasa menelepon Urip Tri Gunawan--jaksa yang disuapnya--untuk mengatur strategi jawaban di pengadilan.

Koruptor adalah pengidap kleptomania, suka mencuri. Sebagian ahli kejiwaan menyebut koruptor mengidap kelainan jiwa. Karena itu, sangat berbahaya jika para koruptor berada di luar bui. Mereka harus diberi hukuman maksimal, tanpa remisi dan tanpa asimilasi. Mereka sudah mengeruk uang negara yang menimbulkan kerugian bagi jutaan rakyat sehingga tidak pantas mendapat keistimewaan.

Memang penjara bukanlah tempat untuk balas dendam. Namun, penjara juga bukan tempat seorang penjahat boleh menikmati keistimewaan termasuk mendapat remisi dan asimilasi. Menghukum seseorang koruptor secara maksimal bukan hanya pembelajaran bagi terpidana itu sendiri, melainkan juga terutama bagi jutaan orang di luar tembok bui agar mengurungkan niat merampok uang negara.

Hukuman penjara bagi koruptor tidak akan menimbulkan efek jera bila berbagai kemudahan terus diberikan. Oleh karena itu, penghapusan remisi bagi koruptor merupakan keputusan yang layak diterapkan.

(Sumber: Editorial Media Indonesia)

Saturday, 16 August 2008

MERDEKA! (diulang 3 kali)

Merdeka! Merdeka! Merdeka! Pekikan yang bisa kita kumandangkan ketika hari kemerdekaan negara ini diperingati. Ada nada kecewa mata anak bangsa. Ada juga rona bahagia pada anak bangsa yang lain, sebab penderitaan sekarang tak sepelik dihadapi para pejuang kemerdekaan. “Kita patut bersyukur” tuturnya.

Kemerdekaan yang telah direbut oleh para pendahulu bangsa dari para penjajah negeri ini hanyalah kemerdekaan yang sudah tertoreh sebagai tonggak awal kebebasan. Selanjutnya adalah sebuah pemaknaan yang lebih mendalam mengartikan sebuah kemerdekaan. Bahwa kemerdekaan itu menghadirkan rasa adil, mengikis pengangguran, memberangus kemiskinan, memerangi kebodohan, modernisasi insfrastruktur, membawa masyarakat pada kondisi kesejahteraan dan mengangkat harkat martabat bangsa.

Seandainya saja semua itu terpampang dalam 63 tahun ini merayakan kemerdekaan, maka betapa digjayanya bangsa ini. Kita akan menjadi bangsa kuat yang menjadi pelopor setiap kebaikan dan perdamaian di dunia.
Namun Cobalah tengok potret buram tentang kemiskinan dan kebodohan terlihat jelas dalam kehidupan Komunitas Adat terpencil yang tersebar di Tanah Air. Menurut data Departemen Sosial pada 2005, sedikitnya 1,1 juta jiwa hidup dalam kondisi keterbatasan prasarana dan sarana. Di Papua, masyarakat yang terbelenggu kemiskinan dan kebodohan bukan hanya di Pegunungan Tengah (Puncak Jaya, Panilai, Jayawijaya, Yahokimo, Tolikara, dan Pegunungan Bintang), tetapi juga pesisir pantai, seperti Kabupaten Waropen, Yapen Waropen, Nabire, Biak Numfor, Keerom, Kaimana, Fak-fak, Asmat, Mappi, Jayapura, dan Sarmi. Bahkan masih ratusan suku terasing di Papua yang belum tersentuh pembangunan. Suku-suku itu sulit melakukan kontak dengan masyarakat di luar wilayahnya karena minimnya sarana dan prasarana. Bali juga tak kalah miskin, kebodohan dan tertinggal. Kunjungilah kampung-kampung miskin di berbagai kabupaten di Bali. Minimnya pendidikan, rumah-rumah yang terbuat dari tanah dan atap rumbia, sarana penerangan, air bersih, transportasi yang kurang menjadi pemandangan yang menyesakkan jiwa. Kemanakah dana pembangunan diperuntukkan? Jika kita telah merdeka bertahun-tahun, maka potret kemiskinan itu seharusnya tidak tampak nyata. Ada pemerataan pembangunan dan kesejahteraan di sana. Dana zakat bukan satu - satunya instrumen pengentasan kemiskinan. Namun jika dengan dana itu kita bisa banyak berbuat memerdekaan orang miskin dari kemiskinan, maka marilah kita beramai-ramai memerdekakan. Mengisi kemerdekaan dengan semangat pembebasan orang-orang dari kemiskinan. Itulah penyikapan makna dari sebuah kemerdekaan. Wallahu'lam.

Friday, 15 August 2008

Mengapa Spiderman Bertopeng?

Anda pernah menonton Spiderman 3? Ada kesamaan diantara ketiga film Spiderman, yaitu Spiderman selalu tampil dengan mengenakan topeng. Yang menjadi pertanyaan ialah mengapa? Mungkin bagi Anda yang pernah menonton bisa menyimpulkan, jika Spiderman membuka identitasnya, maka keselamatan diri dan keluarganya akan terancam.

Dalam film itu digambarkan bagaimana kepahlawan seorang wartawan dibalik topengnya, menolong sesama dan melawan penjahat, padahal seringkali kepentingan dirinya terabaikan, seperti mendekati teman wanitanya. Setiap perjuangan memang selalu ada yang harus dikorbankan, baik waktu, tenaga, dan harta. Itu juga yang terjadi pada Spiderman.

Topeng yang dia kenakan, menyelamatkan kehidupan pribadinya dari ancaman orang-orang yang tidak suka kepadanya, padahal dia sudah berbuat baik kepada orang lain. Tentu yang tidak suka kepada Spiderman ialah para penjahat karena usaha jahatnya selalu dihalangi oleh Spiderman. Tetapi bukan hanya penjahat, banyak juga masyarakat biasa ikut membenci Spiderman akibat pemberitaan media masa yang seringkali menyudutkan Spiderman demi popularitas medianya, tidak peduli apakah Spiderman itu berbuat baik kepada masyarakat, yang penting medianya laku.

Apakah episode Spiderman ada pada kehidupan nyata saat ini? Sangat mungkin! Mungkin sekarang ada yang namanya “pahlawan” yang jauh lebih baik dari sepak terjang Spiderman. Mungkin ada orang-orang yang rela mengorbankan waktu, tenaga, dan harta mereka demi umat. Sangat mungkin, ada orang-orang yang rela menderita, dicemooh orang, difitnah, dan mendapatkan berbagai perlakukan buruk lainnya dari para “penjahat”. Itu semua sangat mungkin ada dalam kehidupan kita, karena jiwa kepahlawan atau jihad selalu tertanam pada jiwa yang suci dan fitrah.

Hanya saja, mungkin kita tidak tahu mereka, mungkin saja mereka bertopeng? Atau mungkin saja tidak bertopeng tetapi kehadiran mereka ditutupi oleh media demi kepentingannya sendiri? Mungkin kita tahu, tetapi gara-gara mereka belum bertindak sempurna, kita malah memaki-makinya. Atau mungkin karena daerah kita belum mendapatkan sumbangsih dari mereka, kita malah memakinya menganggap mereka tidak berbuat apa-apa, padahal di daerah lain mereka sudah sangat kerja keras, kebetulan saja daerah kita belum tersentuh akibat keterbatasan yang ada.

Terlepas apakah kita mengetahui mereka atau tidak. Terlepas apakah kita menyadari kehadiran mereka atau tidak, ada tiga hal yang bisa kita lakukan:

Jangan cepat memvonis seseorang yang sudah berbuat baik, sebab bisa saja vonis kita karena pengaruh media atau pengaruh dari orang-orang yang tidak suka terhadap para pahlwan tersebut.
Do’akan mereka, berdo’alah mereka agar mendapatkan kekuatan dalam perjuangannya, tabah menghadapi segala cobaan, dan mampu menghadapi rintangan.
Jadilah bagian dari mereka. Jika mereka belum sempurna berjuang, mungkin karena keterbatasan mereka, oleh karena itu, dari pada kita memakinya, akan lebih baik kita menjadi bagian mereka untuk ikut berjuang demi umat.
Mudah-mudahan bisa menjadi renungan kita semua.

Sumber: Motivasi Islami

Thursday, 14 August 2008

Prilaku Seks Remaja Bandung

Rabu , 13 Agustus 2008
Hasil Survei: Remaja Kota Bandung Akrab dengan Seks
Siti Fatimah

BANDUNG, TRIBUN - Sedikitnya 56 persen remaja Kota Bandung pada rentang usia 15 hingga 24 tahun sudah pernah berhubungan seks atau making love (ML) di luar nikah. Hubungan seks dilakukan dengan pacar, teman, dan pekerja seks komersial.

Hal itu terungkap dalam workshop hasil baseline survei pengetahuan dan perilaku remaja Kota Bandung oleh 25 Messenger Jawa Barat di Wisma PKBI Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Selasa (12/8).


Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan 25 Messenger Jabar Kristian Widya Wicaksono mengatakan, survei yang dilakukan rentang waktu bulan Juni 2008 ini melibatkan rata-rata 100 responden remaja usia 15-24 tahun yang ada di setiap kecamatan di Kota Bandung.

Survei dibagi menjadi dua kategori rentang usia di dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan usia 15-19 tahun dan rentang usia 20-24 tahun. Survei juga mendapat data adanya hubungan sesama jenis dari responden.

"Kita juga melakukan survei dengan melibatkan responden yang biasa nongkrong di tempat-tempat seperti pusat perbelanjaan dan beberapa tempat nongkrong yang dianggap rawan," kata Kristian.
Dari hasil survei tersebut, Kristian mengatakan sebanyak 56 persen remaja pada rentang usia tersebut pernah melakukan hubungan seksual.

Dari jumlah tersebut, 30 persen menyatakan hubungan dilakukan dengan pacar sendiri, 11 persen dengan pekerja seks komersial (PSK), dan 3 persen dengan seseorang atau teman yang baru dikenalnya (one night standing).

"Dari hasil ini bisa disimpulkan kondisi remaja di Kota Bandung saat ini bisa dikatakan hampir mendekati kondisi parah dalam berperilaku," katanya.
Menurut Kristian, perilaku remaja tersebut ternyata tidak dipengaruhi tingkat strata sosial. Bukan hanya remaja dari kalangan kelas sosial rendah yang pernah melakukan hubungan seks, tapi di tingkat strata yang lebih tinggi, perilaku semacam ini juga terjadi.

Bahkan tingkat pendidikan juga tidak memengaruhi prilaku mereka berhubungan seks. Ini bisa diketahui dari hasil survei pengetahuan remaja mengenai HIV AIDS dan penularannya. Ternyata, pendidikan tinggi tidak menjamin pengetahuan mereka tentang HIV AIDS lebih baik dibanding mereka yang berpendidikan rendah.

Hanya saja, hasil survei menunjukkan tingkat pendidikan rendah berpengaruh terhadap perilaku menonton film porno. "Ada hasil signifikan, semakin rendah pendidikan, semakin banyak yang menonton film porno. Ini karena rasa ingin tahu mereka," lanjutnya.

Kristian mengatakan, perilaku remaja yang demikian salah satunya memang paling banyak dipengaruhi oleh tontonan film porno. Selain itu, mereka juga mengetahuinya dari internet. Dan saat ini yang sedang tren adalah memperoleh gambar porno melalui telepon seluler.

Yang cukup mengejutkan, mayoritas remaja/pemuda di rentang usia 15-24, baik laki-laki maupun perempuannya, pernah menonton film porno. Mayoritas lewat VCD/DVD, atau diperoleh dari internet, atau kedua-duanya.

Pengaruh lain dalam perilaku seksual remaja antara lain seringnya orang tua bertengkar serta perceraian orang tua. Dari hasil survei, remaja yang orang tuanya kerap bertengkar membuat mereka mengalihkan kejenuhan tersebut dengan berperilaku menyimpang dengan melakukan hubungan seks.

"Bahkan ada responden yang berhubungan seks dengan PSK sebagai bentuk kompensasi psikologis menghadapi pertengkaran orang tua atau perceraian orang tuanya," ujar Kristian.

Hasil survei lain menunjukkan bahwa remaja yang tidak aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler dan keagamaan sangat memengaruhi perilaku seksual mereka.
Diketahui bahwa mereka yang tidak aktif cukup banyak yang melakukan hubungan seks karena tidak adanya kegiatan lain dan sebaliknya. Namun yang mengejutkan, ada beberapa responden yang aktif dalam kegiatan keagamaan tapi tetap melakukan hubungan seks bahkan dengan PSK.

Dengan perilaku yang demikian, ujar Kristian, 40 persen responden ternyata bergonta-ganti pasangan. Ini menunjukkan ada kecenderungan peningkatan tertular HIV postitif. "Dari sini ada potensi kasus HIV/AIDS bisa meningkat bila tidak segera dicari solusi," katanya.

Ketua Granat Kota Bandung Edi Herwansyah mengatakan, narkoba juga memengaruhi perilaku seks remaja. Dari hasil penelitian, narkoba seperti minuman keras, ganja, dan sabu-sabu memicu mereka melakukan hubungan seks.

"Saat ini trennya ganja dan sabu. Bila remaja lebih terbuka saat menggunakan narkoba, orang dewasa cenderung melakukannya di tempat tertentu agar orang lain tidak tahu. Dan di Bandung pengguna narkoba juga cenderung meningkat," katanya. (tif)

(Sumber: dari Tribunjabar, seperti adanya.


Monday, 11 August 2008

How to Download YouTube Videos Using Voobys

How to Download YouTube Videos Using Voobys
Cara Mudah dan Simple Download Film di YouTube dengan Voobys

Mungkin selama ini yang belum tahu sering bertanya-tanya gimana ya caranya mendowload video di YouTube?. Ternyata caranya sangat mudah. Ikuti tutorial berikut ini.



The Steps:
Langsung saja langka-langkanya sbb :

1. Go to http://www.youtube.com/







Terlebih dahulu buka situs Youtube atau bisa diklik di sini

2. Type in the search area, any video that you would like to see, for example, type in "Trailer Sang Murabbi" without the quotation marks.












Cari judul video yang Anda inginkan melalui search area, terserah yang Anda inginkan. Misalnya "Trailer Sang Murabbi" tanpa tanda petik. Awas yach! jangan cari film yang aneh-aneh. Tuhan selalu melihat kita.

3. Click the video so you start watching it.



















Jika sudah ketemu Vedeo yang Anda inginkan silakan klik untuk mulai melihatnya.

4. As soon as you're on the page to watch the video, go to the Address bar (where you typed in www.youtube.com) and just erase the Youtube word, while substituting it for the word Voobys.







Kemudian segera ganti alamat youtube dengan kata "voobys". contoh :http://www.youtube.com/watch?v=CtwkwLUG6AI diganti dengan http://www.voobys.com/watch?v=CtwkwLUG6AI (perhatikan tulisan warna Merah).

5. Now if done correctly, it will take you to a page that allows you to download the video, with a link that says Download Video. Click that and choose the destination you wish to save your video to.











Setelah itu klik Dowloaded Video dan simpan file Video ke folder yang Anda inginkan. Proses Download akan dimulai dan lama tidaknya tergantung besarnya file yang didownload makanya sabar ya...

6. It will ask you to name the file, so type in any name you wish to name it except add either .wmv or .avi or any other format you wish to covert the video as, at the end of it. For example if you download the Evolution of Dance video, and you want to name it EvolutionDance, name the file as EvolutionDance.avi or EvolutionDance.wmv







Setelah download selesai Video tidak bisa langsung diputar karena harus di convert terlebih dahulu. Tapi jangan khawatir karena Voobys menyediakan software yang bisa di download secara gratis. Caranya klik saja pada kalimat 3. Converter: Voobys Search and Converter 1.0b (NEW!) dibawah Download Video. Atau download dari sini.

SELAMAT MENDOWNLOAD!

Warnings
Do not download a copyrighted video without the makers permission.
Don't install the converter program; it promises to convert flv files to wmv or mpg, but it doesn't work and you can't uninstall it!!!

Siapakah yang Gila

PEMILIHAN kepala daerah kini tidak melulu menghasilkan kemenangan dan kekalahan bagi para calon. Tetapi juga melahirkan orang sakit jiwa.
Yang terjadi pada Yuli Nursanto alias Yuli Goong merupakan bukti empiris.

Yuli adalah calon Bupati Ponorogo periode 2005-2010. Berpasangan dengan Achmad Soenarno yang didukung Partai Persatuan Pemban

Tidak sekadar kalah, Yuli juga terbelit utang. Sebelum pencalonan bupati, Yuli meminjam uang hingga hampir mencapai Rp3 miliar. Inilah modal memuluskan jalan menjadi orang nomor satu di Ponorogo. Maksud hati memeluk gunung, apa daya dia kalah telak.

Tagihan pinjaman pun datang bertubi-tubi. Ia tak bisa membayarnya. Tangan hukum pun berbicara. Ia menjadi pesakitan di pengadilan.

Ditambah deraan berbagai soal lain yang terus menekan, daya tahan fisik, mental, dan sosial Yuli jebol. Tingkah lakunya mulai aneh-aneh. Tak jarang ia mulai cengar-cengir sendirian tanpa alasan. Ia kemudian berteriak-teriak histeris. Bahkan, mulai kerap turun ke jalan raya mengenang saat-saat kampanye pilkada dengan penampilan lebih mencolok hanya mengenakan celana dalam. Itu pun sesekali ia perosotkan di depan khalayak. Ia tentu bebas melakukannya karena sudah gila.

Fenomena Yuli selain menggelikan sangat memprihatinkan. Secara leksikal ia telah menjelajahi spektrum gila dari yang konotatif hingga yang denotatif. Artinya dari gila jabatan, gila kekuasaan, gila hormat, hingga menjadi gila beneran. Gila secara psikiatris.

Kita khawatir yang terjadi pada Yuli berpotensi pula terjadi pada banyak orang yang maju dalam pemilihan umum untuk menjadi kepala daerah hingga presiden. Kita juga khawatir fenomena yang sama menimpa mereka yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif, dari pusat hingga daerah.

Sejarah sebaiknya mencatat Yuli, sebagai calon bupati pertama yang menjadi gila beneran setelah mengikuti pilkada langsung di sebuah negeri yang tergolong negara demokrasi terbesar di dunia. Pertanyaannya adalah mengapa hanya Yuli sendiri yang pada akhirnya menjadi gila secara denotatif, secara psikiatris?

Padahal meminjam uang miliaran rupiah, hipotetis juga dilakukan orang lain yang maju dalam pilkada, baik yang kemudian menang maupun kalah.

Mungkin Yuli tidak belajar dari yang sukses maupun yang gagal. Yaitu, sanggup melupakan janji. Yang gagal melupakan janji membayar utang, bahkan mungkin membuat janji baru sampai berhasil dalam pilkada berikutnya. Bukankah kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda? Dengan sikap ini, sekalipun kalah dan tertimbun utang, tak sampai gila betulan.

Sebaliknya, yang menang melupakan janji kampanye. Sebab, janji itu terlalu banyak, terlalu berat, terlalu muluk untuk dilaksanakan sehingga bisa membuat mereka gila sungguhan seperti Yuli.

Yuli, jangan-jangan adalah orang yang teguh memegang janji dan karena itu membuatnya gila. Sedangkan lainnya ingkar janji dan itu justru membuatnya tetap normal. Jadi, siapa yang sesungguhnya gila secara hakiki? Ini pertanyaan yang sangat mengerikan untuk bangsa ini.

(Sumber: Editorial Media Indonesia)

Sunday, 10 August 2008

MUI Bali melantik Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Bali

Ruang VIP Wong Solo Renon, menjadi saksi atas pelantikan pengurus Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Provinsi Bali pada hari minggu, 9 Agustus 2008 jam 10 wita. FUI Bali yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali ini di ketuai oleh H. Hasan Basri, SE, MBA yang beranggotakan berbagai unsur umat Islam. Setelah pelantikan ini rencananya ke depan akan dibentuk Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) di seluruh tingkat kota dan kabupaten di Bali.

Dalam sambutannya ketua MUI Bali, A. Hasan Ali mengingatkan bahwa banyaknya kelompok muslim di Bali termasuk berbagai macam organisasi keislaman bukanlah merupakan bentuk perpecahan tetapi harus saling menguatkan, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. Bahwa antara muslim yang satu dengan muslim yang lainnya itu sebagaimana bangunan yang satu, mereka saling menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya.

Ditambahkan beliau bahwa ibarat bangunan rumah, disitu ada lantai, ada tembok, ada tiang, dan atapnya, yang masing-masing punya peran yang sesuai dengan fungsinya. Begitu juga dengan adanya berbagai Ormas, mereka semua sudah semestinya dirangkul untuk memperkuat Ukhuwah Islamiyah sesuai perannya masing-masing. Antar Ormas akan saling menguatkan dan mengisi ibarat bangunan tadi ada yang berfungsi sebagai lantai, tembok, atap dan sebagainya.

Pelantikan yang diadakan di Renon Denpasar tersebut dihadiri sekitar 100 orang dari berbagai elemen Islam di Bali. Dengan terbentuknya FUI ini diharapkan dapat mewadahi berbagai komponen muslim yang ada di Bali. Amin... Selamat berjuang!. Wallahu’alam.

Thursday, 7 August 2008

Sebanyak 93,08 Persen Lulusan SMP Tidak Bisa Melanjutkan Sekolah

Hanya Tujuh Persen Lulusan SMP Lanjutkan Studi

Kondisi Pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan. Pasalnya, hanya tujuh persen siswa lulusan SMP yang bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan tingkat atas, yakni Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sisanya sebanyak 93,08 persen tidak dapat melanjutnya ke jenjang tersebut.

"Penyebab mereka tidak bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya dikarenakan kondisi sosial ekonomi yang memang kurang menguntungkan," Ujar Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo, dalam pembukaan Lomba Motivasi Belajar Mandiri (LOMOJARI), Senin malam (4/8/08).

Menurut Mendiknas, untuk mengatasi persoalan tersebut, Depdiknas mengantisipasinya dengan mendirikan SMP terbuka. Di SMP ini siswa akan mendapat bantuan pendidikan ketrampilan pravokasional yang dipilih dengan cara melaksanakannya di sekolah masing-masing. "Ini tidak terikat waktu dan jam pelajaran," jelasnya.

Pemberian kebijakan ini, kata Mendiknas, untuk kemandirian SMP dan Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MBS). "Selain itu juga untuk pemenuhan hak dan kewajiban wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun," tegasnya.

Summber: Berita lengkap bisa dibaca di harian republika, Kamis, 7 Agustus 2008

Tuesday, 5 August 2008

Orang Miskin, Bukan Sekadar Angka

Orang Miskin, Bukan Sekadar Angka
Wahyu Susilo

Hari ini, 17 Oktober 2007, diperingati sebagai Hari Penanggulangan Kemiskinan Sedunia. Dalam dua tahun terakhir, kita selalu disuguhi sengketa statistik tentang turun-naiknya angka kemiskinan.
Dari otoritas negara, seperti lazimnya rezim yang berkuasa, tentu mengklaim telah terjadi penurunan angka kemiskinan. Di sisi lain, di kalangan ekonom non-mainstream, meragukan klaim itu bahkan mengemukakan fakta sebaliknya, jumlah orang miskin Indonesia cenderung meningkat.

Sengketa angka kemiskinan
Meski kedua pihak bersengketa soal angka kemiskinan, namun keduanya meletakkan analisisnya pada ukuran yang sama, yaitu analisis statistik kuantitatif. Perkembangan ilmu ekonomi memang makin eskalatif meninggalkan cabang ilmu sosial lainnya, saat analisis matematik (ekonometri) menjadi tulang punggung ilmu ekonomi. Namun, ilmu ekonomi juga makin meninggalkan "kemanusiaan"-nya saat kebutuhan dasar hidup matinya manusia hanya diwujudkan dalam "angka-angka".

Agak disesalkan ketika Millennium Development Goals (MDGs), yang menjadi komitmen global penanggulangan kemiskinan pada awal abad milenium 2000, lebih banyak menggunakan indikator-indikator kuantitatif dalam elaborasi tujuan dan targetnya.

Ini menjadi salah satu kelemahan MDGs saat menjadi tools advokasi menagih janji dan komitmen negara penanda tangan pakta global ini. Dalam dua kali penyajian progress report MDGs di Indonesia tahun 2004 dan 2005, progress report itu juga penuh angka statistik yang dingin dan kaku, tanpa penjelasan kualitatif yang mampu berbicara.
Dalam situasi seperti itu, para pegiat organisasi nonpemerintah mengembangkan analisis sosial untuk mengidentifikasi pokok soal kemiskinan melalui metode participatory poverty assesment (PPA).

Metode ini hendak mengembalikan "fitrah" analisis kemiskinan yang seharusnya berdasarkan kebutuhan kaum miskin secara riil. Dengan demikian keluaran dari analisis ini adalah narasi-narasi kualitatif yang tak lazim dipakai kaum tekno-ekonom kita yang mendominasi perencanaan kebijakan makro-ekonomi.

Narasi-narasi kualitatif itu bisa menjadi pedoman perumusan kebijakan penanggulangan kemiskinan. Satu-satunya kebijakan penanggulangan kemiskinan yang pernah disusun melalui metode ini adalah Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan yang diadopsi menjadi Bab 16 dari Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009.

Sayang, dokumen itu tak dijadikan road map penanggulangan kemiskinan. Dokumen ini menjadi tak ada artinya saat negara (dalam hal ini konspirasi eksekutif-legislatif) memproduksi legislasi kebijakan makro-ekonomi yang berkiblat pada pasar dan investasi, sesuai dengan petuah lembaga multilateral dan donor multilateral yang menjadi sumber utang pendanaan pembangunan.

Kebijakan tanpa perasaan
Jika kemiskinan hanya diperdebatkan dalam angka, tabel, atau grafik statistik, tak akan ada penghayatan atas kemiskinan yang benar-benar dirasakan rakyat Indonesia.
Dan perdebatan itu pun hanya menghasilkan kebijakan tanpa perasaan karena disusun tanpa penghayatan dan pelibatan langsung pada realitas kemiskinan. Perda Ketertiban Umum yang berlaku di DKI Jakarta merupakan contoh nyata kebijakan yang dibuat tanpa perasaan dan penghayatan.

Hampir selalu ada penyangkalan dari otoritas kekuasaan saat media atau organisasi nonpemerintah melansir realitas kemiskinan (misalnya kematian akibat kelaparan/gizi buruk) yang dialami komunitas miskin di suatu wilayah.

Penyangkalannya bisa berupa penciutan/pengurangan data, dengan menyatakan, jumlah yang mati/lapar/mengalami gizi buruk masih kecil persentasenya.
Bentuk penyangkalan lain adalah pengabaian data itu, bahkan sering berkilah, yang mengalami kematian/gizi buruk/kelaparan bukan orang yang ber-KTP wilayah itu (kaum pendatang).

Berbagai penyangkalan tersebut mengisyaratkan, memang ada pemakluman bahwa orang miskin perlu ada sebagai tumbal bagi mereka yang kaya.

Orang miskin sebagai "kriminal"
Selain hanya ditulis sebagai "angka", orang miskin kerap pula dianggap dan diperlakukan sebagai "criminal”.

Masih dalam suasana Idul Fitri, saat seharusnya semua orang (termasuk pejabat) membuka lebar-lebar mata hatinya, sudah menebar teror dan ancaman untuk orang miskin yang mencoba mengadu nasib di Ibu Kota.

Petinggi Ibu Kota menyatakan akan menangkap dan memulangkan ratusan ribu pendatang baru (mayoritas orang miskin) yang selalu datang ke Jakarta pada masa arus balik Lebaran. Apakah Ibu Kota ini hanya milik orang berpunya?

Jika ancaman itu benar-benar dilakukan dan Pemprov DKI menggerakkan Satpol PP untuk Operasi Yustisi, apa yang dilakukan Pemprov DKI persis yang dilakukan Pemerintah Malaysia menggerakkan Rela "memangsa" orang Indonesia di Malaysia.
Menegaskan komitmen

Soal komitmen penanggulangan kemiskinan, Indonesia tak hanya menjadi bagian dari pakta global MDGs, tetapi juga telah menjadi negara peratifikasi Kovenan PBB untuk Hak-hak Ekonomi Sosial Budaya (melalui UU No 11/2005). Kovenan itu bahkan lebih operasional dan mengikat secara yuridis karena mengamanatkan adanya harmonisasi perundang-undangan di tingkat nasional.

Meski demikian, hingga kini belum terlihat gelagat politik dari pemerintah untuk mengharmoniskan UU bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Masih konservatifnya politik anggaran yang tercermin dalam APBN menjadi bukti pengabaian implementasi ratifikasi kovenan pokok ini.

Hingga kini APBN kita hanya menjadi pelestari birokrasi biaya tinggi, membuka peluang korupsi, tetapi masih terlalu jauh untuk memfasilitasi upaya mencerdaskan dan menyehatkan warga negara, apalagi membebaskannya dari belenggu kemiskinan.

Wahyu Susilo Bekerja di International NGO Forum on Indonesian Development (INFID); Campaigner Global Call to Action Against Poverty (GCAP).

Friday, 1 August 2008

Free Animasi Flash: Banner Request



Bagi yang ingin dihilangkan URL Link-nya atau ingin dipasang Link Blognya sendiri. Atau ingin mendapatkan file "SWF"-nya. Silakan hubungi: Alim Mahdi, E-mail/YM: alimmahdi@yahoo.com
_________________________________________________________

FOTO: Keluarga Syam di Malaysia (SWF)




Copy code di bawah ini: