Aksi bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriot, diduga oleh Direktur Lembaga Kajian Syariat Islam Fauzan Al Anshori, sebagai operasi untuk mendistkreditkan kelompok Islam.
Menurut Fauzan, kejanggalan itu terlihat ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menduga aksi bom ada kaitan dengan proses politik yang sedang berlangsung. Di lain pihak, CNN dan media Australia justru menuding kelompok JI. Padahal, SBY tidak pernah menyebut-nyebut kelompok JI. Pertanyaannya, kalau statement presiden mengarah pada proses politik yang sedang berlangsung, mengapa kemudian diarahkan kepada JI?” katanya.
Fauzan meminta aparat tidak cepat-cepat mengeluarkan stereotipe kepada kelompok Islam. “Kalau Islam di Indonesia sudah distereotipekan sebagai teroris, pihak asing kemudian akan buru-buru menawarkan bantuan untuk memerangi teroris,” katanya. “Setelah itu, akan nada bargaining untuk menjauhi partai Islam yang berkoalisi dengan partai pendukungnya.”
Lebih lanjut, Fauzan mempertanyakan “fakta palsu” tentang penemuan bom di kamar 1808. “Asumsi ini didukung modusnya yang menggunakan fakta palsu dengan meninggalkan bom bom yang siap meledak di kamar 1808 di JW Marriot,” katanya.
Menurut dia, tidak masuk akal ada orang yang masuk ke hotel yang dijaga superketat dan meninggalkan bom yang masih aktif di kamarnya. “Ini tidak mungkin sebagai kecerobohan, tapi sebagai palsu bukti palsu. Bukti ini nantinya akan ditujukan kepada kelompok Islam, Jamaah Islamiyah (JI), “kata Fauzan.
Ia mengaku tak habis pikir, pada 15 Juli 2009, ada tamu Hotel JW Marriott yang lolos membawa detonator dalam tas laptop. “Pertanyaannya, mengapa tidak terdeteksi X-Ray. Ini merupakan keahlian dari orang tertentu yang spesialis bom dan tidak mungkin dilakukan kelompok JI,” ujarnya.
Bom di kedua hotel itu ketika diperiksa bahannya dinyatakan sama dengan bom yang digunakan pada pengeboman di JW Marriot tahun 2003 dan bom Bali. Dengan modus seperti itu, katanya, kelompok JI kembali dituding sebagai pelaku sehingga buntutnya aka nada penangkapan terhadap aktivis-aktivis Islam.
(Tulisan lengkap dapat dilihat di Republika cetak, Ahad, 19 Juli 2009)
.::.Alim Mahdi.::.
Menurut Fauzan, kejanggalan itu terlihat ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menduga aksi bom ada kaitan dengan proses politik yang sedang berlangsung. Di lain pihak, CNN dan media Australia justru menuding kelompok JI. Padahal, SBY tidak pernah menyebut-nyebut kelompok JI. Pertanyaannya, kalau statement presiden mengarah pada proses politik yang sedang berlangsung, mengapa kemudian diarahkan kepada JI?” katanya.
Fauzan meminta aparat tidak cepat-cepat mengeluarkan stereotipe kepada kelompok Islam. “Kalau Islam di Indonesia sudah distereotipekan sebagai teroris, pihak asing kemudian akan buru-buru menawarkan bantuan untuk memerangi teroris,” katanya. “Setelah itu, akan nada bargaining untuk menjauhi partai Islam yang berkoalisi dengan partai pendukungnya.”
Lebih lanjut, Fauzan mempertanyakan “fakta palsu” tentang penemuan bom di kamar 1808. “Asumsi ini didukung modusnya yang menggunakan fakta palsu dengan meninggalkan bom bom yang siap meledak di kamar 1808 di JW Marriot,” katanya.
Menurut dia, tidak masuk akal ada orang yang masuk ke hotel yang dijaga superketat dan meninggalkan bom yang masih aktif di kamarnya. “Ini tidak mungkin sebagai kecerobohan, tapi sebagai palsu bukti palsu. Bukti ini nantinya akan ditujukan kepada kelompok Islam, Jamaah Islamiyah (JI), “kata Fauzan.
Ia mengaku tak habis pikir, pada 15 Juli 2009, ada tamu Hotel JW Marriott yang lolos membawa detonator dalam tas laptop. “Pertanyaannya, mengapa tidak terdeteksi X-Ray. Ini merupakan keahlian dari orang tertentu yang spesialis bom dan tidak mungkin dilakukan kelompok JI,” ujarnya.
Bom di kedua hotel itu ketika diperiksa bahannya dinyatakan sama dengan bom yang digunakan pada pengeboman di JW Marriot tahun 2003 dan bom Bali. Dengan modus seperti itu, katanya, kelompok JI kembali dituding sebagai pelaku sehingga buntutnya aka nada penangkapan terhadap aktivis-aktivis Islam.
(Tulisan lengkap dapat dilihat di Republika cetak, Ahad, 19 Juli 2009)
.::.Alim Mahdi.::.
saya prihatin dan mengutuk ledakan bom di mega kuningan!!!
ReplyDelete