Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Isra :1)
Isra’ Mi’raj adalah peristiwa dasyat dan yang mengguncang setiap nalar manusia saat itu. Berita besar tentang perjalanan Nabi Muhammad dari masjidil Haram di Makkah ke masjdil Aqsha di Quds, secara fisik dan ruh, dalam keadaan sadar, lalu kembali ke Makkah dalam sepenggal malam. Dan dalam sepenggal malam juga ‘buraq’ membawa Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis sampai ke langit ke tujuh yaitu Sidratil Muntaha.
Berita besar ini tidak saja mengguncang kepada orang Quraisy pada waktu itu tapi juga sebagian orang Islam. Setelah peristiwa itu, pagi harinya ia sampaikan kepada orang-orang. Lalu ada sebagian orang yang telah beriman murtad padahal sebelumnya telah percaya dan membenarkannya.
Maka ketika Abu Bakar r.a. ditanya:
Apakah engkau telah mendengar sahabatmu? Yang mengaku telah diperjalankan ke Baitul Maqdis malam tadi:
Abu Bakar bertanya: Betulkan ia mengatakan hal itu
Mereka mejawab: Ya, betul
Kata Abu Bakr: Jika ia yang mengatakan hal itu, pasti benar
Mereka berkata: Kamu membenarkannya telah pergi malam tadi ke Baitul Maqdis kemudian sebelum subuh sudah tiba kembali?
Kata Abu Bakar: Sesungguhnya aku telah membenarkan yang lebih aneh dari itu, aku membenarkannya yang menerima berita dari langit, ketika pagi atau sore.
Sungguh tepatlah gelar Ash Shiddiq yang diberikan Rasulullah kepada Abu Bakar semoga Allah meridhainya.
SIKAP KAUM KAFIR TERHADAP ISRA’ MI’RAJ
Sebenarnya, sebelum peristiwa itu terjadi, orang-orang kafir Quraisy pernah meminta kepada Rasulullah untuk menunjukkan hal-hal yang aneh, karena mereka tidak percaya kalau Muhammad SAW itu adalah nabi. Permintaan-permintaan itu mereka lontarkan untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar seorang Nabi. Hal ini direkam oleh Allah dalam Al Qur'an sebagai berikut:
"Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca". (QS. Bani Israil : 90 - 93)
Bagaimana sikap kaum kafir terhadap peristiwa ini?
Rasulullah saw keluar di pagi hari ke tempat berkumpulnya kaum Quraisy.
Setelah kafir Quraisy berkumpul Rasulullah sampaikan kejadian yang baru saja dialaminya. Ada di antara mereka yang bertepuk tangan, ada yang memegang kepalanya, karena aneh dan tidak percaya.
Kemudian mereka menguji Rasulullah saw; mereka ada yang memintanya menerangkan tentang Baitul Maqdis, da antara mereka ada yang pernah melihatnya ketika mereka berdagang ke Syam. Sedangkan Rasulullah saw belum pernah melihat sebelumnya, dan tidak sempat memperhatikan sifat-sifatnya ketika berada di sana.dari itulah Rasulullah saw sangat tegang, tidak pernah setegang itu sebelumnya.
Lalu Allah swt hadirkan Masjidil Aqsha itu, sehingga dapat menerangkannya dari satu pintu ke pintu lainnya, dari satu tempat ke tempat lain.
Mereka berkata: Penjelasannya tepat sekali. Kemudian mereka menanyakan tentang rombingan dagang mereka yang baru sampai di Syam. Rasulullah saw menerangkan jumah onta dan keadaan mereka di sana. Rasulullah mengatakan kepada mereka: Mereka akan tiba pada hari …, bersamaan dengan terbitnya matahari, didahului oleh onta berwarna abu-abu. Lalu mereka pada hari itu segera keluar dan menunggu rombongan dagang, untuk membuktikan kebenaran cerita Muhammad saw.
Ketika mereka sedang menunggu, ada seseorang yang berkata:
Demi Allah, sekarang matahari telah terbit, dan yang lain mengatakan: Demi Allah, dan kafilah dagang telah tiba, terdepan onta berwarna abu-abu seperti yang telah Muhammad sampaikan. Kemudian hal ini tidak menambah mereka kecuali sikap sombong dan durhaka. Sehingga mereka berkata: Ini jelas-jelas sihir.
Demikianlah, Ahlul Batil –selamanya di di manapun ia berada- akan melecehkan para penyeru kebenaran. Meskipun telah terdapat dalil dan bukti, ahlul batil akan selalu mereka yasa, dan iri kepada para pengikut kebenaran yang tidak diragukan lagi.
Allah swt menguji barisan kaum muslimin, untuk mengangkat derajat ahlusshidqi wal iman, meninggikan posisinya. Sebagaimana Allah merendahkan posisi orang-orang yang berjiwa lemah.
Bilamana ujian ini ditimpahkan pada zaman sekarang ini? Semoga Allah memberikan kekuatan dan kekokohan iman dan dapat mengambil ibrah dari peristiwa besar 'isra' mi'raj. Amin.
.::.Alim Mahdi.::.
Berita besar ini tidak saja mengguncang kepada orang Quraisy pada waktu itu tapi juga sebagian orang Islam. Setelah peristiwa itu, pagi harinya ia sampaikan kepada orang-orang. Lalu ada sebagian orang yang telah beriman murtad padahal sebelumnya telah percaya dan membenarkannya.
Maka ketika Abu Bakar r.a. ditanya:
Apakah engkau telah mendengar sahabatmu? Yang mengaku telah diperjalankan ke Baitul Maqdis malam tadi:
Abu Bakar bertanya: Betulkan ia mengatakan hal itu
Mereka mejawab: Ya, betul
Kata Abu Bakr: Jika ia yang mengatakan hal itu, pasti benar
Mereka berkata: Kamu membenarkannya telah pergi malam tadi ke Baitul Maqdis kemudian sebelum subuh sudah tiba kembali?
Kata Abu Bakar: Sesungguhnya aku telah membenarkan yang lebih aneh dari itu, aku membenarkannya yang menerima berita dari langit, ketika pagi atau sore.
Sungguh tepatlah gelar Ash Shiddiq yang diberikan Rasulullah kepada Abu Bakar semoga Allah meridhainya.
SIKAP KAUM KAFIR TERHADAP ISRA’ MI’RAJ
Sebenarnya, sebelum peristiwa itu terjadi, orang-orang kafir Quraisy pernah meminta kepada Rasulullah untuk menunjukkan hal-hal yang aneh, karena mereka tidak percaya kalau Muhammad SAW itu adalah nabi. Permintaan-permintaan itu mereka lontarkan untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar seorang Nabi. Hal ini direkam oleh Allah dalam Al Qur'an sebagai berikut:
"Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca". (QS. Bani Israil : 90 - 93)
Bagaimana sikap kaum kafir terhadap peristiwa ini?
Rasulullah saw keluar di pagi hari ke tempat berkumpulnya kaum Quraisy.
Setelah kafir Quraisy berkumpul Rasulullah sampaikan kejadian yang baru saja dialaminya. Ada di antara mereka yang bertepuk tangan, ada yang memegang kepalanya, karena aneh dan tidak percaya.
Kemudian mereka menguji Rasulullah saw; mereka ada yang memintanya menerangkan tentang Baitul Maqdis, da antara mereka ada yang pernah melihatnya ketika mereka berdagang ke Syam. Sedangkan Rasulullah saw belum pernah melihat sebelumnya, dan tidak sempat memperhatikan sifat-sifatnya ketika berada di sana.dari itulah Rasulullah saw sangat tegang, tidak pernah setegang itu sebelumnya.
Lalu Allah swt hadirkan Masjidil Aqsha itu, sehingga dapat menerangkannya dari satu pintu ke pintu lainnya, dari satu tempat ke tempat lain.
Mereka berkata: Penjelasannya tepat sekali. Kemudian mereka menanyakan tentang rombingan dagang mereka yang baru sampai di Syam. Rasulullah saw menerangkan jumah onta dan keadaan mereka di sana. Rasulullah mengatakan kepada mereka: Mereka akan tiba pada hari …, bersamaan dengan terbitnya matahari, didahului oleh onta berwarna abu-abu. Lalu mereka pada hari itu segera keluar dan menunggu rombongan dagang, untuk membuktikan kebenaran cerita Muhammad saw.
Ketika mereka sedang menunggu, ada seseorang yang berkata:
Demi Allah, sekarang matahari telah terbit, dan yang lain mengatakan: Demi Allah, dan kafilah dagang telah tiba, terdepan onta berwarna abu-abu seperti yang telah Muhammad sampaikan. Kemudian hal ini tidak menambah mereka kecuali sikap sombong dan durhaka. Sehingga mereka berkata: Ini jelas-jelas sihir.
Demikianlah, Ahlul Batil –selamanya di di manapun ia berada- akan melecehkan para penyeru kebenaran. Meskipun telah terdapat dalil dan bukti, ahlul batil akan selalu mereka yasa, dan iri kepada para pengikut kebenaran yang tidak diragukan lagi.
Allah swt menguji barisan kaum muslimin, untuk mengangkat derajat ahlusshidqi wal iman, meninggikan posisinya. Sebagaimana Allah merendahkan posisi orang-orang yang berjiwa lemah.
Bilamana ujian ini ditimpahkan pada zaman sekarang ini? Semoga Allah memberikan kekuatan dan kekokohan iman dan dapat mengambil ibrah dari peristiwa besar 'isra' mi'raj. Amin.
.::.Alim Mahdi.::.
0 komentar:
Post a Comment
Alim Mahdi adalah Founder www.mastersop.com
Konsultan SOP dan Penggagas "GERAKAN PENGUSAHA SADAR SOP"