Friday, 24 July 2009

Kebenaran itu Tanpa Keraguan

Berita besar itu mengguncang setiap nalar manusia saat itu. Berita besar tentang perjalanan Nabi Muhammad dari masjidil Haram di Makkah ke masjdil Aqsha di Quds, secara fisik dan ruh, dalam keadaan sadar, lalu kembali ke Makkah dalam sepenggal malam. Dan dalam sepenggal malam juga ‘buraq’ membawa Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis sampai ke langit ke tujuh yaitu Sidratil Muntaha.

Berita besar itu tidak saja mengguncang orang kafir Quraisy tapi orang Islam pun turut terguncang imannya bahkan ada sebagian yang murtad berbalik dari agama Islam. Dan peristiwa besar itu adalah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw. Isra’ Mi’raj bukanlah rekaan atau dongeng tetapi merupakan kebenaran yang dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya. Kebenaran hakiki yang menepis keraguan, kebenaran yang tidak dapat pertanyakan apalagi diganggu gugat meskipun berseberangan nalar dan tradisi ilmu pengetahuan.

Teramat banyak ‘keanehan’ yang belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan dalam penciptaan alam ini. Pun dalam konteks ibadah seperti sedekah misalnya, di dalam Al-Qur’an Allah SWT memberikan balasan yang berlipat bagi orang yang berinfak di jalan-Nya. Maka dibutuhkan keimanan dan ketaatan dalam mengamalkan syariatnya. Secara rasional, tidak ada bisnis apapun di dunia ini yang memberikan keuntungan sampai 700 kali lipat. Yang memberikan keuntungan 700 kali lipat hanya ketika kita berbisnis dengan Allah dengan jalan menginfaqkan sebagian harta kita di jalan-Nya.

Yang Maha Agung hanya Allah, sesungguhnya kita hanya makhluk lemah dan kecil, dalam satu hari saja tanpa pertolongan Allah manusia tidak kuasa ‘memanage’ hidupnya sendiri. Karena hanya Allah yang paling tahu tentang persoalan hidup kita. Tak layak kita mempertanyakan kehendak-Nya, tidak pantas kita menggugat syari’at-Nya. Sami’na wa Atha’na dan masuk Islam secara kaffah adalah pilihan yang tepat sebagai orang yang beriman. Keanehan atau keajaiban yang kita rasakan adalah suatu ujian untuk memperkokoh keimanan kita kepada Allah SWT, karena jika Allah menghendaki… jadi maka jadilah… ”Kun Fayakun”. Wallahu’alam.


.::.Alim Mahdi.::.

Related Posts:

  • Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memiliki banyak pahala!Dari Abu Dzar radhiyallah 'anhu, bahwasanya orang-orang dari sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam datang menemui beliau. Mereka berkata: “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memiliki banyak pahala, mereka sha… Read More
  • Sumber Penerimaan Negara pada Awal IslamSumber-sumber penerimaan negara Madinah antara lain berasal dari zakat, khums, jizyah, kharaj, dan sumber-sumber penerimaan lain. Sementara pengeluaran pemerintah meliputi biaya perang, santunan terhadapa orang-orang yang mem… Read More
  • Jadilah Kitab Walau tanpa Judul"Kun kitaaban mufiidan bila 'unwaanan, wa laa takun 'unwaanan bila kitaaban.""Jadilah kitab yang bermanfaat walaupun tanpa judul. Namun, jangan menjadi judul tanpa kitab."KH. Hilmi AminuddinPepatah dalam bahasa Arab itu menyi… Read More
  • Pemburu AkhiratOleh: Anis MattaPenghujung malam. Sang khalifah, Ali Bin Abi Thalib, berdiri di tengah mihrabnya. Sendiri. Tangannya menengadah ke langit. Air matanya tumpah ruah. Lirih benar ketika do’anya memecah sunyi, “Tuhan, biarlah dun… Read More
  • SE-ABAD BUYA HAMKA“ULAMA YANG MEMBUMI”Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) yang akrab dipanggil dengan Buya Hamka (1908 – 1981). Kelahiran Sungai Batang, Sumatera Barat, 16 Februari 1908. Hamka adalah Ulama dan penulis Islam Indonesia Moder… Read More

0 komentar:

Post a Comment

Alim Mahdi adalah Founder www.mastersop.com

Konsultan SOP dan Penggagas "GERAKAN PENGUSAHA SADAR SOP"