Paket SOP Toko Retail Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Toko Retail Modern.

Key Performance Indicator (KPI)

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : Key Performance Indicator (KPI).

Konsultan SOP Perusahaan

Master SOP adalah Konsultan SOP dan Sistem Bisnis untuk bisnis yang Autopilot.

Paket SOP Garmen / Konveksi

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Garmen / Konveksi.

Paket SOP Resto Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Resto Modern.

Friday, 25 April 2008

KISAH SELEMBAR TIKAR TUA

Kisah Selembar Tikar Tua

Tuhan,
Katanya Kau tak pernah tidur, benarkah ?
Kalau aku, aku susah tidur Tuhan…
Kau tahu kenapa ?

Karena aku tak punya makanan yang bisa mengenyangkan perutku,
Aku juga tak punya pakaian yang bisa menghangatkan tubuhku,
Aku pun tak punya kasur empuk untuk mengistirahatkan badanku,
Kau tahu, Tuhan ?

Seharian ini aku sudah bekerja keras,
Membantu mengangkat barang belanjaan orang di pasar,
Menjual kantong-kantong plastik,
Dan membantu Pak Ajis membersihkan sampah.
Aku ingin mengumpulkan uang banyak untuk beli baju dan sandal baru.
Kau tahu kenapa, Tuhan?

Karena bukankah sebentar lagi Lebaran ?
Itu berarti aku bisa menabung,
tak perlu beli makanan,
Karena aku puasa, dan masjid-masjid biasanya kasih makanan gratis buat buka dan sahur.
Tuhan, Kau sudah mengantuk, belum ?
Aku ngantuk

Maukah Kau menemaniku tidur ?
Aku punya selembar tikar tua untuk alas tidur
Cukup kok untuk kita berdua.Tuhan, aku kedinginan
Bolehkah aku memeluk-Mu ?

(Chi chi Sukardjo), Tulisan sini, Foto saya dari sini

Wednesday, 23 April 2008

Pelatihan Shifting Paradigm In Education bagi Guru SD

Kualitas pendidikan dan mutu anak didik salah satunya ditentukan oleh kreatifitas mengajar dan kemampuan para guru dalam memahami masalah pendidikan. Guna mewujudkan hal itu, Dompet Sosial Madani Bali memfasilitasi guru-guru sekolah dasar dalam sebuah pelatihan pendidikan bertajuk ”Shifting Paradigm ini Education” bertempat di Aula Astra Internasional Denpasar tanggal 24-25 April 2008.
Pada pelatihan yang dimotori Makmal Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Jakarta ini, para guru sekolah dasar akan mendapatkan materi-materi penting seputar permasalahan pendidikan.

”Pada dasarnya pelatihan ini akan memberikan paradigma baru bagi para guru SD tentang dunia pendidikan dan pengajaran,” kata Hendry Sulistiono, Program Manajer DSM Bali.
Hendry menambahkan, kemasan materi akan disampaikan dengan menarik sehingga tidak menimbulkan kejenuhan bagi peserta karena diselingi dengan permainan-permainan yang menyenangkan.
Materi-materi tersebut antara lain, ”wajah Indonesia”, di mana peserta diajak memahami sejumlah permasalahan terkait pendidikan di Indonesia. Kemudian ”Guru Kreatif” yang bertujuan agar guru dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk berkreasi tanpa merasa ada hambatan yang berarti. Pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan juga diberikan kepada peserta di samping materi KTSP dan PBK.

Pelatihan ini menyusul setelah digelar Pelatihan Guru Tanggap Bencana pada tanggal 21-22 April 2008 di Buleleng. Selain pelatihan di atas, DSM Bali juga merangkaikan dengan kegiatan lainnya sebagai rangkaian acara DSM Expo 2008. Antara lain seminar kewanitaan dengan pembicara artis Ibu Kota, Inspiring Kubik Leadership ”Hidup Sukses dengan Mentalitas Kaya Hati”, bedah buku ”Politik Ziswaf” oleh Eri Sudewo selaku penulis buku.
Masih dilanjutkan dengan acara Workshop Zakat area Jatim – Bali – Nusra, Pameran Buku dan Foto serta DSM Show yang akan menampilkan program dan produk layanan DSM bagi masyarakat. Semua kegiatan tersebut dipusatkan di Graha Bhayangkara Muda Keluarga Besar Putra-Putri Polri Bali.

Ya Allah, Alangkah Bahagianya Calon Suamiku Itu...

Pada zaman Rasulullah SAW hiduplah seorang pemuda yang bernama Zahid yang berumur 35 tahun namun belum juga menikah. Dia tinggal di Suffah masjid Madinah. Ketika sedang memperkilat pedangnya tiba-tiba Rasulullah SAW datang dan mengucapkan salam. Zahid kaget dan menjawabnya agak gugup.

"Wahai saudaraku Zahid….selama ini engkau sendiri saja," Rasulullah SAW menyapa. "Allah bersamaku ya Rasulullah," kata Zahid.

"Maksudku kenapa engkau selama ini engkau membujang saja

Zahid menjawab, "Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku jelek, siapa yang mau denganku ya Rasulullah?"
"Asal engkau mau, itu urusan yang mudah!" kata Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan sekretarisnya untuk membuat surat yang isinya adalah melamar kepada wanita yang bernama Zulfah binti Said, anak seorang bangsawan Madinah yang terkenal kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita. Akhirnya, surat itu dibawah ke rumah Zahid dan oleh Zahid dibawa kerumah Said. Karena di rumah Said sedang ada tamu, maka Zahid setelah memberikan salam kemudian memberikan surat tersebut dan diterima di depan rumah Said.

"Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasul yang mulia diberikan untukmu saudaraku."

Said menjawab, "Adalah suatu kehormatan buatku."

Lalu surat itu dibuka dan dibacanya. Ketika membaca surat tersebut, Said agak terperanjat karena tradisi Arab perkawinan yang selama ini biasanya seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus kawin dengan orang kaya, itulah yang dinamakan SEKUFU.

Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, "Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah?"

Zahid menjawab, "Apakah engkau pernah melihat aku berbohong…."

Dalam suasana yang seperti itu Zulfah datang dan berkata, "Wahai ayah, kenapa sedikit tegang terhadap tamu ini…. bukankah lebih disuruh masuk?"

"Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya," kata ayahnya.

Disaat itulah Zulfah melihat Zahid sambil menangis sejadi-jadinya dan berkata, "Wahai ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku, aku tak mau ayah…..!" dan Zulfah merasa dirinya terhina.

Maka Said berkata kepada Zahid, "Wahai saudaraku, engkau tahu sendiri anakku tidak mau…bukan aku menghalanginya dan sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak."

Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya, "Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama rasul?"

Akhirnya Said berkata, "Ini yang melamarmu adalah perintah Rasulullah."

Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan menyesal atas kelancangan perbuatannya itu dan berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah, kenapa sejak tadi ayah berkata bahwa yang melamar ini Rasulullah, kalau begitu segera aku harus dikawinkan dengan pemuda ini. Karena ingat firman Allah dalam Al-Qur’an surat 24 : 51. “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan. Kami mendengar, dan kami patuh/taat”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 24:51)"

Zahid pada hari itu merasa jiwanya melayang ke angkasa dan baru kali ini merasakan bahagia yang tiada tara dan segera pamit pulang. Sampai di masjid ia bersujud syukur. Rasul yang mulia tersenyum melihat gerak-gerik Zahid yang berbeda dari biasanya.

"Bagaimana Zahid?"

"Alhamdulillah diterima ya rasul," jawab Zahid.

"Sudah ada persiapan?"

Zahid menundukkan kepala sambil berkata, "Ya Rasul, kami tidak memiliki apa-apa."

Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke Abu Bakar, Ustman, dan Abdurrahman bi Auf. Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, Zahid pergi ke pasar untuk membeli persiapan perkawinan. Dalam kondisi itulah Rasulullah SAW menyerukan umat Islam untuk menghadapi kaum kafir yang akan menghancurkan Islam.

Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah siap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya, "Ada apa ini?"

Sahabat menjawab, "Wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, maka apakah engkau tidak mengerti?".

Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata, "Wah kalau begitu perlengkapan kawin ini akan aku jual dan akan kubelikan kuda yang terbagus."

Para sahabat menasehatinya, "Wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu, tetapi engkau hendak berperang?"

Zahid menjawab dengan tegas, "Itu tidak mungkin!"

Lalu Zahid menyitir ayat sebagai berikut, “Jika bapak-bapak, anak-anak, suadara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya (dari) berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. 9:24).

Akhirnya Zahid (Aswad) maju ke medan pertempuran dan mati syahid di jalan Allah.

Rasulullah berkata, "Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah."

Lalu Rasulullah membacakan Al-Qur’an surat 3 : 169-170 dan 2:154). “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.(QS 3: 169-170).

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. 2:154).

Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata dan Zulfahpun berkata, "Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak bisa mendampinginya di dunia izinkanlah aku mendampinginya di akhirat."

HIKMAH
Mudah-mudahan bermanfaat dan bisa menjadi renungan buat kita bahwa, "Untuk Allah di atas segalanya, and die as syuhada." Jazakumullah.

(Diambil dari Bunga Rampai Seri 13, Hudzaifah.org)

Monday, 21 April 2008

BALI: The Best Island VS Poverty

Kemiskinan dibalik gemerlap Bali
The Best Island in Asia Pasific itulah penghargaan yang diberikan oleh Destin Asian Award 2008 baru-baru ini. Wajar saja karena nama Bali lebih dikenal oleh wisatawan mancanegara daripada nama Indonesia. Menyaksikan Bali dari kemasyuran tempat wisatanya seperti Kuta, Sanur, Nusadua, Tanah lot adalah gambaran kemakmuran, eksotis, serba mentereng, megah, mewah, dan bahkan glamor. Potret wisata Bali terutama di daerah Badung dan sebagian Kota Denpasar, seakan mengisahkan Bali bebas dari kontaminasi virus kemiskinan. Sungguh, Bali dari tampilan wajah pariwisatanya, seakan meyakinkan pengunjung bahwa provinsi ini tidak lagi tersentuh kemiskinan. Benarkah sebuah kesimpulan yang hanya berdasarkan kesaksian empiris seperti itu?

Kemiskinan merupakan suatu keadaan, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup yang menggambarkan kekurangan materi, biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, pelayanan kesehatan, dan kesempatan pendidikan. Menurut Bank Dunia orang dikatakan miskin apabila pendapatannya tidak lebih

Mari kita tengok hasil survey DSM Bali pada tahun 2006. Survei dilakukan selama 3 bulan di 67 kampung/desa di Bali yang meliputi wilayah Karangasem, Klungkung, Gianyar, Bangli, Buleleng, Tabanan, Jembrana, Badung dan Denpasar. Desa/kampung tersebut diambil sebagai lokasi survei berdasarkan banyaknya penduduk muslim yang bertempat tinggal di desa/kampung tersebut dan juga bedasarkan rekomendasi dari tokoh-tokoh muslim di Bali. Dari hasil survei yang dilakukan, dapat diketahui bahwa dari 413 responden yang meliputi 67 desa/kampung di seluruh Bali, diketahui bahwa sebagian besar bermatapencaharian sebagai buruh/tukang (29,5%), pedagang (21,1%), dan petani (16,5%) dengan penghasilan rata-rata kurang dari 200 ribu/bulan (52,5%) dan sebagian besar memiliki hutang (77,5%). Dilihat dari latar belakang pendidikan, sebagian besar responden telah tamat SD (33,7%) dan tidak tamat SD (27%).

Data BPS 2006 tentang angka kemiskinan di Bali menunjukkan masih cukup tinggi jumlah keluarga miskin di Bali yaitu 147.044 KK. Jumlah terbesar berada di Buleleng, yaitu 47.908 KK. Berikutnya di Karangasem (41.826 KK), Bangli (13.191 KK), Tabanan (11.672 KK), Klungkung (8.460 KK), Gianyar (7.629 KK), Jembrana (6.998 KK), Badung (5.201 KK), dan Denpasar sebanyak 4.159 KK.

Menarik apa yang diungkapkan oleh Ketua DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Bali A.A. Ngurah Gede Widiada. Bahwa, ketergantungan Bali terhadap industri pariwisata sangat jelas dirasakan pada saat Bali mengalami krisis kunjungan wisatawan pascaserangan teroris yang meledakkan bom di Bali. Kenyataannya mayoritas masyarakat miskin Indonesia bekerja di sektor pertanian dan mayoritas masyarakat Bali adalah petani. Sedangkan proyek pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah diprediksi tak akan menyentuh akar permasalahan. Anggaran yang dialokasikan untuk meningkatkan taraf hidup rumah tangga miskin (RTM) masih dikelola dengan pendekatan politik bahkan masih menjadi media propaganda politik dan pencitraan. Menurutnya, sering gagalnya penanganan kemiskinan akibat strategi yang dilakukan beredar di permukaan bukan melakukan bedah langsung terhadap indikator-indikator kemiskinan. ''Saya melihat penanganan kemiskinan masih menjadi proyek politik bukan keikhlasan membantu RTM keluar dari beban kehidupan. Strateginya pun masih menjauh dari upaya-upaya meningkatkan taraf hidup RTM,'' ujarnya.

Di beritabali, Wakil Gubernur Bali I Gusti Ngurah Alit Kelakan mengatakan bahwa pemerintah memiliki target penurunan angka kemiskinan di Bali mencapai 5% per tahun. Kelakan mengakui kesulitan mengatasi kemiskinan di Bali karena telah bersifat struktural serta kodrat. "Jika kita berhasil menghilangkan angka kemiskinan dua orang maka jumlah penduduk miskin bertambah empat orang," ujarnya. Kelakan menyatakan akan membuatkan kartu identitas penduduk miskin agar pemberian bantuan tidak salah sasaran. Wallahu’alam.

Sunday, 20 April 2008

DE SURAU, The New Suranadi

Nantikan tulisan dan testimoni tentang De Surau.
DE SURAU, nama baru warung Suranadi yang terletak di jalan Mahendradata Denpasar. Warung atau tempat makan yang menyediakan menu-menu halal dan tempat ngumpulnya pengusaha Muslim Bali yang tergabung dalam Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia (JPMI) - Bali.
De Surau bisa dijadikan tempat makan alternanif yang cocok bagi pecinta kuliner di Bali bahkan wisatawan yang sedang di Bali.
Nantikan tulisan tentang De Surau :
- Sejarah berdirinya De Surau
- Menu istimewa yang ditawarkan
- Fasilitas dan servis
- Testimoni Pengusaha dan Pengunjung
- dll.
Selamat menikmati

Air Mata Rasulullah

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik alaaa wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Kawan, sudahkah kita mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin... Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangimu di dunia tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang mengasihmu diakhirat. Wallahu'alam

(Sumber : milis kafemuslimah.com)

Guru SD se-Buleleng Dilatih Tanggap Bencana

Anak-anak usia sekolah dasar diyakini menjadi pihak yang paling rentan menjadi korban bencana, baik saat terjadi maupun trauma pascabencana. Oleh karenanya para guru SD wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar dalam menghadapi kejadian darurat.
Guna membekali para guru SD pengetahuan dan keterampilan tanggap menghadapi bencana, Makmal Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Jakarta menggandeng Dompet Sosial Madani Bali (DSMB) sebagai mitra menggelar Road Show Pelatihan Guru Tanggap Bencana bagi guru-guru sekolah dasar.

Menurut Manajer Program DSM Bali selaku Panitia Daerah, Hendry Sulistiono, pelatihan ini pada dasarnya memang memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi para guru SD dalam menghadapi bencana terutama yang menimpa anak didiknya.
”Anak usia SD sangat rentan menjadi korban bencana. Kita lihat bencana bencana Tsunami di Aceh atau bencana alam di daerah lain terlihat jelas anak-anak usia SD memerlukan penanganan serius baik saat bencana dan pascabencana,” ujar Hendry. Hendry menambahkan, dalam pelatihan yang digelar tanggal 21 – 22 April di Kampus Undiksha Buleleng ini peserta akan diajak memahami standar minimum pendidikan dalam keadaan darurat, penanganan krisis kronis serta rekonstruksi awal.
Untuk instruktur langsung disampaikan trainer dari Jakarta yang telah berpengalaman langsung menangani korban bencana bencana di beberapa daerah di Indonesia.

Sejauh ini, dari undangan yang disebar di 28 SD di Buleleng, sudah 10 SD menyatakan siap mengikuti pelatihan yang dijadualkan dibuka Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng ini.
Selain pelatihan di atas, DSM Bali juga merangkaikan dengan kegiatan lainnya rangkaian kegiatan DSM Expo 2008. Kegiatan tersebut antara lain, Pelatihan Pendidikan ”Shifting Paradigm in Education” bagi guru-guru SD pada tanggal 24-25 April di Aula Astra Internasional Denpasar.
”Kita masih memfasilitasi para guru dengan sejumlah pelatihan sebagai wujud kepedulian kami bagi dunia pendidikan. Pelatihan ini intinya bertujuan agar guru memahami permasalahan terkait pendidikan di Indonesia yang diarahkan untuk lebih kreatif dan produktif sebagai solusinya,” papar Hendry.

Tidak hanya itu, acara lainnya adalah seminar kewanitaan dengan pembicara artis Ibu Kota, Inspiring Kubik Leadership ”Hidup Sukses dengan Mentalitas Kaya Hati”, bedah buku ”Politik Ziswaf” oleh Eri Sudewo selaku penulis buku.
Masih dirangkai dengan acara Workshop Zakat area Jatim – Bali – Nusra, Pameran Buku dan Foto serta DSM Show yang akan menampilkan program dan produk layanan DSM bagi masyarakat. Semua kegiatan tersebut dipusatkan di Graha Bhayangkara Muda Keluarga Besar Putra-Putri Polri Bali.

Saturday, 19 April 2008

Kemiskinan Dan Ritual Mewah

Putu Setia, Kemiskinan Dan Ritual Mewah
Ironis sekali, angka kemiskinan di Bali terus meningkat dari tahun ketahun. Pulau Bali yang dijuluki Pulau Sorga, Pulau Dewata, dan entah apalagi, kini merana karena salah urus. Konsep pembangunannya tidak jelas. Tidak ada kebijakan yang strategis tentang masa depan Pulau ini.

Yang lebih tragis lagi angka kemiskinan juga muncul di pinggir-pinggir kawasan wisata. Nelayan Bali di Bualu dan Benoa misalnya, tetap terhimpit beban hidup karena sulitnya mencari sumber penghasilan.

Sementara pantai mereka sudah “tergadaikan” kepada hotel-hotel besar dan mereka tak mendapat apapun dari gurita pariwisata ini. Jadi sama sekali tidak benar, kawasan wisata memberikan perbaikan hidup untuk lingkungan masyarakat sekitarnya.

Inipun bisa dilihat dikawasan kuta. Selintas nampak masyarakat hidup berkecukupan. Tapi masyarakat mana? Bukan masyarakat Bali, mereka adalah pendatang yang memang lebih tangguh. Penduduk pendatang di Kuta sudah melebihi dari penduduk asli.
Pertumbuhan penduduk pendatang memang sangat luar biasa di Kabupaten Badung da Kodya Denpasar. Bisa jadi ramalan orang bahwa di tahun 2010 jumlah orang Bali yang beragama Hindu sudah kalah dibandingkan dengan jumlah pendatang yang umumnya beragama Islam, terutama di Kodya Denpasar da Kabupaten Badung. Dengan begitu suatu saat ada kabupaten di Bali yang memberlakukan syariat Islam.

Kemiskinan di pedesaan juga semakin kentara. Sudah banyak gelanangan dan pengemis (gepeng) yang ternyata adalah orang Bali pedesaan. Mereka sudah tidak tahan mengalami tekanan hidup dan lari ke tengah kota menadahkan tangannya untuk meminta-minta. Sementara pekerjaan yang tabuh dilakukan orang Bali di masa lalu, seperti menjadi pelacur sekarang sudah mulai “dikerjakan” wanita muda Bali, apalagi pemerintah memperkenalkan istilah Pekerja Seks Komersial.

Adakah orang-roang Bali yang serius membantu mereka? Mungkin ada, tetapi jumlahnya tidak banyak, dan jauh dibandingkan dengan selayaknya. Yang justru banyak membantu orang-orang Bali yang miskin ini adalah yayasan atau lembaga yang bernapaskan agama bukan Hindu, dan yang paling gencar adalah yayasan atau lembaga dari kalangan Kristiani, apa boleh buat ini harus disebutkan. Tentu saja, secara formal bantuan mereka itu tidak ada kaitannya dengan agama, misalnya, dibantu tetapi harus pindah agama. Tidak seformal itu. Mereka membantu berdasarkan alasan kemanusiaan. Cuma, lambat laun yang terjadi adalah beralihnya agama dan konon hal ini lebih disebabkan oleh orang Bali yang dibantu itu ingin “membalas jasa”, bukan dipaksa pindah agama. Bagaimana kebenaran sejatinya, tentu sulit untuk diketahui.

Diam-diam, selain yayasan yang bernapaskan Kristiani, ternyata yayasan atau lembaga yang bernapaskan Buddhis juga banyak bergerak”mengatasnamakan kemiskinan” di Bali. Seiring dengan semakin banyaknya muncul Vihara di Bali, gerakan kaum Buddhis ini “berjasa” menolong orang-orang miskin di Bali melalui lapangan pekerjaan.

Lalu, kemana orang-orang Bali yang beragama Hindu yang mempunyai ajaran Manusa Yadnya? Mereka melihat kemiskinan itu sebagai karma yang dibawa dari kehidupannya terdahulu, sehingga mereka tak perlu dibantu, mereka harus mengangkat harkat dirinya sendiri. Kalaupun ada orang Bali yang kaya dan mau menyumbang, mereka akan menyumbang pembangunan pura, atau menyumbang untuk ritual mecaru, pekelem, dan sebagainya, dibandingkan menolong sesame manusia. Ajaran Manusa Yadnya mereka yakini sebagai ritual semata-mata, yaitu nelu bulanan,otonan, mesangih, pewiwahan dan sebagainya. Bukan membantu sesame manusia untuk terbebas dari penderitaan hidup.

Ritual-ritual itupun dilakukan dengan serba mewah. Orang-orang kaya di Bali banyak memberi contoh bagaimana melaksanakan ritual dengan kemewahan. Mereka mendatangkan Sulinggih dalam jumlah banyak, membeli banten yang seabrek, membuat peralatan yang wah, dan waktu yang dihabiskan untuk ritual ini berhari-hari. Celakanya, perilaku orang kaya ini menjadi teladan dilapisan menengah, bahkan turun kebawah. Orang yang tidak punya, ikut-ikutan membuat ritual yang besar. Bisa dibayangkan apa yang kemudian dilakukannya, menjual harta warisan untuk membiayai ritual itu. Mereka pun menganggap hal ini tidak salah, malah sangat wajar dengan alasan: “warisan itu memang disiapkan oleh leluhur untuk ritual”.

Maka, kemiskinan terus menjalar di Bali. Kemiskinan yang sambung-menyambung karena biaya yadnya yang sangat tinggi. Orang-orang Bali menjual tanahnya untuk membeli janur, kelapa, itik, buah impor, sementara pedagang yang dating dari jawa memberikan pasokan barang itu dengan senang, sambil lambat laun membeli tanah-tanah orang Bali.

Sebenarnya pencerahan sudah banyak dilakukan oleh para Sulinggih agar umat Hindu di Bali mulai mengurangi biaya yadnya dengan membuat ritual yang sederhana. Namun, pencerahan para Sulinggih ini kalah karena masih ada Sulinggih lain yang dalam prakteknya sering muput upacara yang ritualnya besar. Bahkan mereka terlibat dalam karya itu. Ini sebuah lingkaran setan yang harus segera dihentikan. Perlu gerakan penyadaran dharma untuk menyelamatkan Bali.
(Putu Setia, Bali yang Meradang - Putu Setia dikenal kritis menyikapi agama, pendiri Ashram Manikgeni, Wakil Ketua Sabha Walaka. Buku yang langka dan penting untuk melihat perjalanan agama Hindu di Bali).

Thursday, 17 April 2008

Hitung Cepat: Syampurno Unggul

Sujud syukur: Calon Gubsu Syamsul Arifin dan Calon Wakil Gubsu Gatot Pudjo Nugroho langsung sujud syukur setelah mengetahui hasil hitung cepat Pilgubsu yang menempatkan pasangan nomor urut 5 itu berada di urutan pertama di kantor pemenangan di Jl. S Parman Medan, Rabu (16/4).

Medan, WASPADA Online
Hasil penghitungan cepat (quick count) yang dilakukan beberapa lembaga survei Rabu (16/4), menempatkan pasangan Syamsul/Gatot Pujonugroho (Syampurno) di urutan pertama perolehan suara Pilgubsu 2008. Di urutan selanjutnya, ada pasangan Umri/Maratua (UMMA), Tritamtomo/Benny Pasaribu (Tri-Ben), Wahab/Raden Syafii (WARAS) dan RE. Siahaan/Suherdi (PASS).

Keunggulan Syampurno diprediksi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang bekerjasama dengan Jaringan Isu Publik (JIP). Pasangan nomor 5, Syampurno juga unggul dengan 27,67 persen. "Dengan perolehan suara sebesar ini Syamsul Arifin-Gatot Pujonugroho sudah unggul dari pasangan lainnya," jelas Direktur Eksekutif LSI Denny JA.

LSI dan JIP melakukan quick count Pilkada Sumut dengan tujuan memperoleh gambaran dan prediksi hasil Pilkada Sumut. Dengan perhitungan statistik yang tepat, cepat, praktis, relatif murah, akurat dan dapat dipercaya untuk mengetahui hasil Pilkada dan sebagai pembanding atas penghitungan yang dilakukan KPUD.

Hasil LSI-JIP pasangan UMMA 16,26 persen, Tri-Ben 22,35 persen, PASS 16,51 persen, WARAS 17,22 persen dan Syampurno 27,67 persen. Data LSI-JIP distribusi suara dalam persen (persen) berdasarkan pembagian regional KPUD Sumut, Binjai, Langkat no.1, 18,12 persen, no.2, 13,23 persen, no.3, 4,13 persen, no.4, 6,09, no.5, 58,43 persen.

Deli Serdang, 1. 13,32 persen, 2. 29,42 persen, 3. 9,96 persen, 4. 12,60 persen, 5. 34, 69.Karo, Dairi, Pakpak Barat, 1. 14,35 persen, 2. 32,42 persen, 3. 36,17 persen, 4. 5,67 persen, 5. 10,88 persen. Kota Medan, 1. 11,03 persen, 2. 24.75 persen, 3. 10,23, 4. 13,58, 5. 40.41 persen. Labuhan Batu, 1.16,33 persen, 2. 22,84 persen, 3. 15,31 persen, 4. 29,20 persen, 5. 16,31 persen. Nias, Nias Selatan, 1. 6,07 persen, 2. 30,11 persen, 3. 21,00 persen, 4. 40,16 persen, 5. 2,66 persen.

Padang Sidimpuan, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, 1. 34,27 persen, 2. 8,21 persen, 3. 7,26 persen, 4. 33,47 persen, 5. 16,78 persen. Pematang Siantar, Simalungun, 1. 18,94 persen, 2. 36,40 persen, 3. 19,28 persen, 4. 7,65 persen, 5. 17,73 persen. Sibolga, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Tapanuli Tengah, Humbang Hasundutan, Samosir, 1. 4,60 persen, 2. 24,06 persen, 3. 56,92 persen, 4. 7,46 persen, 5. 6,96 persen.

Tanjung Balai, Asahan, Batubara, 1. 21,46 persen, 2. 12,76 persen, 3. 10,38 persen, 4. 20,51 persen, 5. 34,89 persen. Tebing Tinggi, Serdang Bedagai, 1. 16,47 persen, 2. 18,68 persen, 3. 12,21 persen, 4. 17,75 persen dan 5. 34,89 persen

Fokap dan LPU
Sementara itu, berdasarkan quick count yang dilaksanakan Forum Kajian Politik (Fokap) dengan mengambil 2.000 sampel yang tersebar di 26 kabupaten/kota di Sumatera Utara, Syampurno unggul dengan 24,5 persen. Selanjutnya pasangan UMMA di urutan kedua dengan 23,3 persen disusul Tri-Ben dengan 22,9 persen, WARAS 19,2 persen, dan pasangan PASS 10,1 persen.

"Hasil perolehan suara ini dengan partisipasi politik masyarakat hanya mencapai 59 persen, atau sebanyak 41 persen Golput," ujar Dr Erwin Ginting, Direktur Fokap kepada wartawan di Medan. Begitu juga dengan hasil quick count yang diperoleh Lembaga Pemenangan Umri (LPU). Pasangan Syampurno menempati urutan pertama sebagai pasangan yang paling banyak memperoleh suara dengan total sebesar 24,9 persen, disusul urutan kedua pasangan UMMA dengan 22,2 persen.

Di urutan kedua pasangan Tri-Ben membayangi dengan 22,1 persen, dan urutan empat WARAS dengan 19 persen serta PASS dengan 12,8 persen. Dengan demikian, menurut Fokap, terbuka peluang untuk dilakukan putaran kedua Pilgubsu karena tidak ada pasangan yang memperoleh suara melebihi 25 persen. (m39/h10/m12) . sumber dari sini

BALI Kembali jadi The Best Island

Bali kembali mendapat penghargaan The Best Island in Asia Pasific. Sekaligus sebagai penerima Destin Asian Award 2008 melalui program Readers Choice para pembaca Destian Asian yang tersebar hampir diseluruh Negara Asia dan sebagian Eropa. Ini merupakan penghargaan yang kedua kalinya diterima oleh Bali." kata kepala Dinas Pariwisata Bali, Drs. I Gde Nurjaya MM.

Kepada wartawan di Denpasar, Selasa (15/4), Nurjaya menjelaskan, Bali juga menerima penghargaan serupa dari majalah yang sama pada 2006. Dengan demikian kata Nurjaya, Bali sudah menerima 20 penghargaan serupa dari berbagai lembaga dan asosiasi terkenal dunia. Penghargaan yang diterima itu, selain The Best Island in The World, juga sebagai The Best Destination in the Wolrd.

Majalah Destin Asia terbit di Hongkong, peredarannnya terbesarnya di Hongkong, Singapura, Thailand, India, Malaysia, Australia, Taiwan serta negara di timur tengah. (Republika, 16/04/08)

Wednesday, 16 April 2008

ZAKAT HANYA DIKELOLA OLEH BAZ?

DRAFT AMANDEMEN UU.NO.38 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
Isu tentang Amandemen UU No. 38 tentang Pengelolaan Zakat telah lama bergulir. Amandemenya sendiri memang belum ada dan belum disahkan. Tapi DRAFT tentang Amandemen Undang-undang yang mengatur perzakatan tersebut telah di buat oleh DEPAG.
Bagaimana dan apa yang diamandemen dari Undang-undang No. 38 tahun 1999 tersebut?

Berikut sedikit saya ‘tukil’ dari bocoran DRAFT AMANDEMEN UNDANG-UNDANG ZAKAT yang disusun oleh TIM REVISI UNDANG UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT (SK. DIRJEN BIMAS ISLAM NO.D.III/18 TAHUN 2008).

Langsung saja, yang berhubungan dengan LAZ (Lembaga Amil Zakat), langsung kita coba lihat draft perubahan pada pasal 7. Sebagai berikut :

Pasal 7
1. Untuk mengefektifan penggumpulan dan penerimaan zakat dibentuk unit Penggumpul zakat di instansi-instansi pemerintah dan swasta baik di dalam negeri maupun di luar negri serta di masjid-masjid di seluruh Indonesia.

2. Lembaga amil zakat yang telah dikukuhkan di instansi pemerintah dan swasta diubah statusnya menjadi unit pengumpul zakat dari badan amil zakat setempat.

3. Lembaga amil zakat yang telah dilakukuhkan selain yang tersebut pada ayat (2) Pasal ini diintegrasikan ke dalam badan amil zakat setempat sebagai unsur masyarakat dan pengelolaan zakat hanya dilakukan oleh badan amil zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

4. Tata cara pembentukan unit pengumpul zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam peraturan pemerintah.

5. Tata cara pengubahan status lembaga amil zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dan tata cara pengintegarasian lembaga amil zakat sebagai mana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam peraturan pemerintah.

Point dari draft perubahan pasal 7 di atas, sbb:
1. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dibentuk baik di instansi pemerintah maupun swasta.
2. LAZ yang selama ini yang dibentuk di instansi pemerintah maupun swasta, setatusnya dirubah menjadi UPZ daripada BAZ.
3. LAZ (selain poin 2) yang telah ada selama ini diintegrasikan ke dalam BAZ sebagai unsur masyarakat.
4. Pengelolaan Zakat Hanya dilakukan oleh BADAN AMIL ZAKAT.

Dan point perubahan pada pasal 8 adalah: Badan amil mempunyai tugas Pokok mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama.
Dari poin-poin di atas, nampaknya timbul beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh pihak yang terkait.
Secara ideal, memang Zakat dikelola melalui satu pintu. Seperti halnya PAJAK yang dikelola oleh pemerintah, dalam hal pajak ini dibawah Departemen Keuangan.
Bagaimana dengan ZAKAT?
Apakah pemerintah dalam hal ini DEPAG melalui BAZ mampu mengelola dana zakat dengan baik. Jika kita lihat track record BAZ selama ini? Kenapa tidak langsung dibentuk semacam Dirjen Zakat dibawah Departemen Keuangan, bukan di bawah Departemen Agama, misalnya?

Zakat masih sangat berkaitan dengan Kepercayaan Muzaki. Maka akan ada beberapa reaksi muzaki atas RUU ini: Memilih disalurkan langsung ke masyarakat, tetap ke LAZ meski diberangus atau turuti kehendak RUU.

Atau LAZ terpaksa meninggalkan baju LAZnya menjadi LSM, sehingga masih dapat melayani muzaki yang menyalurkan zakatnya, tentu LSM dengan nafas baru.

Itu sedikit dari banyak pertanyaan-pertanyaan yang mulai muncul dari beberapa aktifis zakat di tanah air. Wallahu’alam.
Dapatkan draft amandemen UU. Zakat No. 38/1999, disini

Sunday, 13 April 2008

Litbang Kompas: Hade Menang

Minggu, 13 April 2008 17:39 WIB
(KOMPAS.COM) - JAKARTA, MINGGU – Pasangan H Ahmad Heryawan - H Yusuf Macan Effendi atau Dede Yusuf (Hade) menangkan quick count atau penghitungan cepat suara Pilkada Jawa Barat Litbang Kompas. Pasangan ini memperoleh 40,37 persen suara meninggalkan dua lawannya, yaitu pasangan Danny Setiawan-Iwan R Sulandjana (Da'i) dan Agum Gumelar-Nu'man Abdul Hakim (Aman).

Pada pukul 17.03 WIB, suara dari 300 Tempat Pemungutan Suara di tujuh kota se-Jawa Barat telah masuk seluruhnya ke pusat quick count di lantai empat Gedung Kompas Gramedia, Jakarta. Setelah sempat berkejar-kejaran dengan Aman, Hade akhirnya berhasil memenangkan pergulatan panas tersebut.

“Aman menduduki posisi kedua dengan merebut 35,39 persen suara, disusul Da'i dengan perolehan suara 24,30 persen,” ujar Koordinator Wilayah Quick Count Litbang Kompas, Matias Toto Suryaningtyas, Minggu (13/4).

Toto mengatakan quick count ini memiliki tingkat akurasi 99 persen. Satu persen, merupakan toleransi untuk membandingkan dengan perhitungan Komisi Pemilihan Umum sendiri. Ada 300 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari 60.000 TPS se-Jabar yang dijadikan sample untuk penelitian ini.

“Untuk menjaga keakuratan ini, setiap personil kami harus disiplin dalam menaati beberapa metode penelitian, seperti disiplin pada metode pengumpulan data dan proses entry data. Jadi paling tidak, tingkat kesalahannya dapat diminimalisir,” jelasnya.

Golkar Jawa Barat Siap Bertanggungjawab
Minggu, 13 April 2008 22:10 WIB
http://www.tempointeraktif.com/

TEMPO Interaktif, BANDUNG:Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD)Golkar Jawa Barat Uu Rukmana mengaku Siap bertanggung jawab atas kekalahan pasangan kandiat Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang diusung partainya dengan Partai Demokrat, Danny Setiawan-Iwan Sulanjana (DaI).“Kekalahan ini diluar dugaan dan saya siap bertanggung jawab” kata Uu kepada TEMPO di Bandung, Ahad (13/4).
Menurut Uu sebetulnya yang menentukan Danny sebagai calon dari Golkar lebih ditentukan oleh keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Suara DPP dalam penentuan calon sangat dominan, 40 persen. Sedangkan suara provinsi hanya 20 persen. Sisanya, 30 persen ditentukan oleh kepala daerah dan 10 persen oleh partai pendukung. "DPD Jabar sebetulnya dulu inginnya berkoalisi dengan PKS" tambahnya.
Karena itu Uu berharap diantara DPP dengan daerah tidak saling menyalahkan. Pemilihan kepala daerah secara langsung sangat tergantung pada masyarakat dan figur.
Uu sendiri mengakui, cara PKS dan PAN mengusung pasangan Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf sangat mengagumkan “Mereka melakukan dengan cara door to door . Itu sangat mengagumkan” katanya.
Sebagai ketua partai, lanjut Uu, saya harus sportif menerima kekalahan ini “Selamat buat pasangan Hade” ucap Uu.
(Rinny Srihartini)

Saturday, 12 April 2008

Umroh

Thursday, 10 April 2008

Mbah Tuki - Menggantung Nasib pada Buah Afkir

Denpasar - Bali, DSM Bali
Menggantung Nasib pada Buah Afkir
”Usianya sudah uzur, 68 tahun, namun Mbah Tuki masih harus bergelut dengan kehidupan yang berat. Tiga cucunya menjadi tanggungannya. Sementara ia hanya mengandalkan usaha memulung buah di pasar, untuk dijual kembali”

Adzan shubuh baru saja berlalu, udara dingin pun masih melingkup. Namun Mbah Tuki sudah bersiap dengan kerja rutinnya. Selepas shalat shubuh, keranjang butut bergegas dijinjing menemaninya ke pasar buah sekitar 3 kilometer dari rumahnya. Sementara ketiga cucunya masih tidur pulas di kamar rumah kontrakkan yang sempit.

Berjalan kaki ia menyusuri jalanan yang masih sunyi. Setiba di pasar buah kawasan Jalan Gunung Galunggung, Kargo, Denpasar, Mbah Tuki langsung beredar mencari pisang-pisang afkir, berharap masih ada bagian yang bagus. Kadang kalau ada modal, lewat pengepul ia memborong sekeranjang, harganya Rp 5 ribu.

Begitu matahari sudah menyembul dari cakrawala dan lalu lalang manusia berangkat kerja. Mbah Tuki pulang ke rumah. Lantas pisang-pisang afkir yang dibelinya di pasar, ia ambil bagian yang masih bagus. Digoreng lantas dijual dengan cara berkeliling. Hasilnya lumayan untuk uang saku cucunya berangkat sekolah.

Istirahat? Belum. Mbah Tuki masih kembali lagi ke pasar yang sama, kali ini ditemani cucu terkecilnya. Kali ini ia mencari jeruk, mangga, nanas atau yang buah afkir lainnya. Sama, buah-buahan afkir itu dijualnya kembali setelah dibersihkan. Yang tidak laku, ia berikan kepada anak-anak kecil di sekitar tempat tinggalnya. Selepas adzan dhuhur ia baru pulang ke rumah. Begitu setiap hari yang dikerjakan Mbah Tuki untuk menghidupi ketiga cucunya yang ditinggal kedua orang tuanya entah ke mana.

”Menawi mboten ngeten sinten sing nyukani sangune lare-lare, kale tumbas beras kagem nedho,” (Kalau tidak begini siapa yang memberi bekal untuk anak-anak, atau beli beras untuk makan),” ujar Mbah Tuki lirih.

Wanita renta itu kini terpaksa bekerja sendirian menghidupi tiga orang cucunya, Sri Wahyuningsih yang duduk di bangku kelas 4 SD, Alex Siswanto, dan Agus Setiawan ( 6 tahun).Beban hidupnya cukup berat, selain kebutuhan sehari-hari, Mbah Tuki masih harus mencari uang untuk biaya sekolah cucunya.

Mbah Tuki tinggal bersama tiga orang cucunya di sebuah rumah kontrakkan yang disewanya Rp 250 ribu per bulan. Hampir semua warga di lingkungan Mbah Tuki adalah pendatang. Hari Raya kemarin Mbah Tuki dan cucu-cucunya tak bisa pulang ke Jember lantaran tak ada biaya.
Sudah hampir lima tahun Mbah Tuki melakoni pekerjaannya, walau melelahkan, namun Mbah Tuki tidak pernah mengeluh. Semuanya dikerjakan dengan sabar, senyum selalu tersungging di sela kelelahan.

Kepada Madani, wanita asal Jember itu mengaku tidak menyangka jika jalan hidupnya akan seperti ini. Awalnya ia datang ke Bali diajak anaknya lelakinya yang bekerja di Denpasar, 12 tahun silam. ”Sekarang anak saya pergi ke Jakarta, namun sudah setahun ini tidak ada kabarnya. Istrinya pergi meninggalkan rumah saat Agus, cucu saya, baru berumur 2 tahun,” kata Mbah Tuki.
(Source : Majalah Madani DSM Bali)

Dompet Kepedulian : Transfer ke rekening Infaq Kemanusiaan DSM BCA (an. Hendry Sulistiono) No. AC. 6110 211 901 atau Hubungi DSM BALI: 0361 241376

Wednesday, 9 April 2008

Perjalanan Umroh Tahun 2008


Bersama Mas Arif Widodo Di Kebun Kurma - Madinah


Suasana di dalam Pesawat Garuda


MEnu Makanan di dalam PEsawat


Bis Pembawah Rombongan Jamaah Umroh


Mampir Sholat di Masjid Dalam Perjalanan ke Madinah


Hotel Di Madinah

CASH WAQF (WAKAF TUNAI): for Welfare Project Mooted

(MENAFN - Arab News) Professor M.A. Mannan, founder chairman of Social Investment Bank (SIB) in Bangladesh, yesterday urged Muslim countries and organizations to promote "cash waqf" (wakaf tunai/endowment in cash) as a new product to collect funds required for their educational, social and charitable projects.

"The main attraction of this product is that it enables every Muslim to participate in it by contributing any amount he or she can afford," Mannan told Arab News while attending the 7th International Conference on Islamic Economics at the King Abdul Aziz University Jeddah.

Mannan, former chief economist at the Islamic Development Bank in Jeddah, said contributions to cash waqf could be collected through banks. "We have introduced cash waqf at SIB and have received encouraging response from the public," he said. Bank Muamalat and other Islamic banks in Indonesia have also adopted the system. "We don't use cash waqf funds directly to finance projects. The fund will be invested in viable ventures and the returns from projects will be used to finance projects. This will help organizations to maintain funds for their projects without resorting to contributions," he explained.

Mannan said SIB had made 300 percent growth during the past 10 years. "I hope SIB would pave the way for the establishment of a world social bank in order to finance social infrastructure projects for the Ummah."

The conference was officially opened on Tuesday by acting Higher Education Minister Dr. Matlab Al-Nafeesa. He said the economic problems facing the humanity today were the results of its distancing itself from Islamic teachings and values. He hoped that the conference would open a new chapter in Islamic economics research. The minister honored eminent economists who had contributed to the development of Islamic Economics Research Center at the university.

Dr. Osama Tayyeb, president of KAU, stressed the conference's significance in exchanging expertise and making use of research works.

Speaking to Arab News, Dr. Najatullah Siddiqui, winner of King Faisal International Prize for Islamic Studies, called for more efforts to promote Islamic endowment and Zakah systems and fight poverty in Muslim countries. Siddiqui emphasized the need for narrowing the gap between the rich and poor and reminded the wealthy of their duty toward the less fortunate. He presented a paper on "Obstacles to Research in Islamic Economics."

Dr. Mehmet Asutay, lecturer in political economy at School of Government and International Affairs, Durham University, was one of the nearly 1,000 delegates attending the conference. His school, which offers training in Islamic finance, has a pavilion at the conference along with other major players in the industry including Harvard Law School and the Islamic Development Bank.

"There is a lot of demand for our Ph.D and master degree programs in Islamic finance," Asutay told Arab News. He also disclosed the university's plan to open a center for Islamic finance studies. "We provide short-term courses for employees of Islamic banks and other financial institutions. Last year we provided training to more than 40 people from different countries including Australia, Germany, Italy and Switzerland. Half of them were non-Muslims." Asutay said Islamic economics was making "impressive" progress over the past years. However, he emphasized the importance of developing authentic Islamic finance products to meet the needs of different societies.

"Islamic banking has to move from commercial banking to social and retail banking. It should also get involved in social issues such as environment protection." He called for concrete efforts to establish transparency.

Professor Mohamed Aslam Haneef of International Islamic University in Malaysia was one of the speakers yesterday. He called for the establishment of an international fund for research in Islamic economics. "Students of Islamic universities should become agents of change, not changed agents," Haneef said. "We should also chart a clear agenda for the future," he told the delegates who came from all over the world including the US, UK, Egypt, Pakistan, India, Indonesia, Malaysia, Australia and New Zealand.

Perjalanan Umroh, Madinah


Padang Pasir antara Perjalanan Jeddah - Madinah


Masjid Quba Madinah


Masjid Quba Madinah


Masjid Quba Madinah


Di Depan Masjid Nabawi - Madinah


Di Depan Masjid Nabawi - Madinah (Bersama Mas Arif dan Ustad Fauzi)


Suasana di Halaman Masjid Nabawi Madinah


Di Atas Bukit Rumat (Bukit Pasukan Pemanah) - Bukit Uhud


Makam Syuhada Perang Khandaq di Uhud

Perjalanan Umroh, Jeddah - Mekkah


Keramaian Jalan Raya di Kota Mekkah


Bersama Ustad Yasin (pembimbing umroh) ketika di King Abdul Azis


Ambil Miqot di Masjid Tan'im


Di Halaman Masjidil Haram Mekkah


Jabal Nur - Mekkah


Bersama Rombongan di Jeddah


Di Masjid Apung - Jeddah


Menunggu Kepulangan di King Abdul Azis


Bersama teman Jamaah di Masjid Apung - Jeddah


Pemeriksaan Pasport di King Abdul Azis


Keluar dari Bandara King Abdul Azis