Maaf.., judul ini berbeda dengan iklan politik di berbagai media masa baru-baru ini. Tulisan ini terinspirasi dari tulisan hikmah Irfan Toni Herlambang yang berjudul milestone.
Ya, hidup ibarat sebuah perjalanan panjang untuk menuju apa yang kita inginkan. Sebagaimana perjalanan yang panjang, akan kita temui banyak hal di sepanjang jalan. Kerikil, batu, pohon-pohon, padang, sungai dan lautan. Terkadang kita temui persimpangan jalan, bundaran, tanjakan atau jalan terjal yang menurun curam.
“Kehidupan itu layaknya sebuah perjalanan. Kenyataan akan mempertemukan kita dengan harapan dan keinginan. Kehidupan akan selalu berjalan dan berjalan, berputar hingga mungkin kita akan tak paham mana ujung mana pangkal. Namun, belajar tentang kehidupan adalah juga belajar untuk menciptakan tanda-tanda pemberhentian. Belajar untuk membuat halte-halte dalam hidup kita. Berhentilah sejenak. Renungkanlah perjalanan yang telah kita lalui. Siapkan persimpangan-persimpangan dalam hidupmu agar dapat membuatmu kembali menentukan arah perjalanan”. Demikian nasihat orang tua bijak kepada seorang pemuda yang ditulis oleh Irfan Toni Herlambang dalam bukunya. Kemudian orang tua itupun melanjutkan:
“Benda-benda dan pohon-pohon tempat berhenti tadi adalah prasasti sebagai penanda buat kita dalam berjalan. Mereka akan jadi pengingat betapa lelah kaki-kaki ini telah melangkah. Mereka semua akan menjadi pengingat tentang jalan-jalan yang telah kita lalui. Benda dan pohon-pohon itu menjadi kawan karib dalam mengenang yang telah lalui. Biarkan mereka menjadi penolong kita saat kehilangan arah. Cobalah behenti beberapa saat. Atur nafasmu, tarik lebih dalam, pandang jauh ke belakang, ke arah ujung-ujung jejak yang kau lalui. Biarkan semuanya beristirahat. Sebab, sekali lagi, belajar tentang kehidupan adalah juga belajar tentang menciptakan pemberhentian.” Kata pak tua panjang.
Teman, hidup memang layaknya sebuah milestone, batu penanda, atau prasasti bagi perjalanan panjang. Benda itu akan menjadi tumpuan saat kita membutuhkan pegangan.
Benda itu adalah juga jeda, sela, sebuah koma dalam kalimat. Layaknya sebuah jeda, ia pun berarti waktu yang memberi kesempatan untuk merenung.
Teman, adakah milestone di dalam hidup kita? Adakah jeda, sela dan koma yang luput kita hadirkan di hidup ini? Apakah hidup kita seluruhnya aktivitas berjalan tiada pernah berhenti?
Cobalah, berhenti sejenak. Beristirahat. Tariklah nafas, tenangkan pikiran. Biarkan semuanya menjadi lebih nyaman. Lalu, ciptakan itu sebagai milestone di perjalanan hidup kita. Menjadi petunjuk jejak-jejak kaki “amal” kita.
Teman, cobalah. Temukan milestone di riwayat perjalanan hidupmu.
(Ditulis kembali dari Milestone, tulisan Irfan Toni Herlambang. Image dari sini).
Ya, hidup ibarat sebuah perjalanan panjang untuk menuju apa yang kita inginkan. Sebagaimana perjalanan yang panjang, akan kita temui banyak hal di sepanjang jalan. Kerikil, batu, pohon-pohon, padang, sungai dan lautan. Terkadang kita temui persimpangan jalan, bundaran, tanjakan atau jalan terjal yang menurun curam.
“Kehidupan itu layaknya sebuah perjalanan. Kenyataan akan mempertemukan kita dengan harapan dan keinginan. Kehidupan akan selalu berjalan dan berjalan, berputar hingga mungkin kita akan tak paham mana ujung mana pangkal. Namun, belajar tentang kehidupan adalah juga belajar untuk menciptakan tanda-tanda pemberhentian. Belajar untuk membuat halte-halte dalam hidup kita. Berhentilah sejenak. Renungkanlah perjalanan yang telah kita lalui. Siapkan persimpangan-persimpangan dalam hidupmu agar dapat membuatmu kembali menentukan arah perjalanan”. Demikian nasihat orang tua bijak kepada seorang pemuda yang ditulis oleh Irfan Toni Herlambang dalam bukunya. Kemudian orang tua itupun melanjutkan:
“Benda-benda dan pohon-pohon tempat berhenti tadi adalah prasasti sebagai penanda buat kita dalam berjalan. Mereka akan jadi pengingat betapa lelah kaki-kaki ini telah melangkah. Mereka semua akan menjadi pengingat tentang jalan-jalan yang telah kita lalui. Benda dan pohon-pohon itu menjadi kawan karib dalam mengenang yang telah lalui. Biarkan mereka menjadi penolong kita saat kehilangan arah. Cobalah behenti beberapa saat. Atur nafasmu, tarik lebih dalam, pandang jauh ke belakang, ke arah ujung-ujung jejak yang kau lalui. Biarkan semuanya beristirahat. Sebab, sekali lagi, belajar tentang kehidupan adalah juga belajar tentang menciptakan pemberhentian.” Kata pak tua panjang.
Teman, hidup memang layaknya sebuah milestone, batu penanda, atau prasasti bagi perjalanan panjang. Benda itu akan menjadi tumpuan saat kita membutuhkan pegangan.
Benda itu adalah juga jeda, sela, sebuah koma dalam kalimat. Layaknya sebuah jeda, ia pun berarti waktu yang memberi kesempatan untuk merenung.
Teman, adakah milestone di dalam hidup kita? Adakah jeda, sela dan koma yang luput kita hadirkan di hidup ini? Apakah hidup kita seluruhnya aktivitas berjalan tiada pernah berhenti?
Cobalah, berhenti sejenak. Beristirahat. Tariklah nafas, tenangkan pikiran. Biarkan semuanya menjadi lebih nyaman. Lalu, ciptakan itu sebagai milestone di perjalanan hidup kita. Menjadi petunjuk jejak-jejak kaki “amal” kita.
Teman, cobalah. Temukan milestone di riwayat perjalanan hidupmu.
(Ditulis kembali dari Milestone, tulisan Irfan Toni Herlambang. Image dari sini).
0 komentar:
Post a Comment
Alim Mahdi adalah Founder www.mastersop.com
Konsultan SOP dan Penggagas "GERAKAN PENGUSAHA SADAR SOP"