Friday, 26 February 2010

Ya Rasulullah.., sudahkah kami mencintaimu?

Ibnu Abbas mengisahkan bahwa menjelang wafatnya, Rasulullah mengumpulkan para sahabatnya dan memberi kesempatan pada semua yang pernah teraniaya oleh Rasulullah untuk membalasnya. Para sahabat yang dihadir dalam majelis tersebut semua terdiam dan suasana menjadi hening. Tiba-tiba seorang lelaki berdiri, dia adalah Ukasyah ibn Mukhsin.
Ia bercerita bahwa dalam perang Badar Rasulullah pernah mencambuknya tak sengaja. ”Ya Rasulullah, pada perang Badar engkau tidak sengaja telah mencambuk diriku, maka hari ini aku akan membalas perbuatamu tersebut”.

Rasul pun memerintahkan Bilal mengambil cemeti di rumah Fatimah dan diberikannya kepada Ukasyah. Sebelum pembalasan ini dilaksanakan Ukhasyah berkata kepada Rasulullah, “Tapi itu tak cukup, saat itu badanku tak terlapisi kain sehelai benang pun, maka aku ingin membalasnya dengan keadaan demikian”. ujar Ukasyah. Maka sang Nabi pun menggelontorkan pakaiannya dan siap menerima cambukan Ukasyah.

Suasanapun menjadi gaduh dan merasa panas, sebagian sahabat menjadi geram, dan sebagian lainnya menangis tak sanggup menatap orang yang dicintainya akan menerima cambukan.

Tapi, sekelebat kemudian Ukasyah menubruk dan memeluk Rasulullah dalam tangis terisak, "Siapa pula yang tega hati meng-qishas engkau ya Rasulullah? Aku berbuat demikian hanya agar tubuhku yang hina ini dapat bersentuhan dengan tubuhmu."

.:|:.

Ikhwah fillah, banyak orang yang mengaku cinta Rasulullah SAW tetapi mereka tidak tahu hakekatnya, bentuk serta konsekuensi dari cinta tersebut. Padahal semua itu telah dicontokan oleh generasi terbaik, seharusnya manusia yang ingin mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat harus mencontoh mereka.

Para sahabat dalam memahami cinta kepada Rasulullah SAW, membuktikan dengan segala pengorbanan, pembelaan dan konsekuensinya. Mereka tidak segan-segan mengorbankan harta yang paling mahal yang mereka miliki untuk membela Rasululah SAW. Dan cinta mereka kepada beliau melebihi cintanya kepada siapapun,

Sebagai realisasi dari hadits rawayat Imam Muslim dari Anas bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang hamba beriman sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada keluarganya, hartanya dan seluruh manusia.”

Begitu juga Abu Thalha yang telah menjadikan nyawa sebagai taruhan untuk sang kekasihnya sehingga ia menyatakan kepada Rasulullah SAW pada waktu perang Uhud: “Wahai Rasulullah SAW janganlah engkau memperlihatkan diri agar tak terkena anak panah pasukan musuh, cukuplah leherku yang menjadi tameng musuh asalkan leher engkau selamat.” Maka di akhir peperangan tersebut didapati pada tubuhnya tidak kurang dari 70 luka karena tusukan tombak, anak panah, dan sabetan pedang.

Hal serupa juga dilakukan oleh Abu Dujanah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Ishaq berkata: “Abu Dujanah pernah menjadikan dirinya sebagai perisai Rasulullah SAW dari panah musuh dengan merangkul Nabi sehingga panah musuh menancap dipunggungnya dan menghujam seluruh tubuhnya sementara ia tidak bergerak sama sekali.”

Dari Anas ra. dari Nabi saw, Rasulullah bersabda:
"Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia." (Muttafaq Alaih).

Mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan menaati beliau, shabar dalam menghidupkan sunnah-sunnahnya, mengikuti beliau dalam segala hal, mencintai beliau dan orang-orang yang dicintainya dan bershalawat kepadanya. Mencintai beliau bukanlah dengan melakukan aktifitas, perayaan-perayaan khusus yang sama sekali tidak pernah beliau ajarkan, sebab hal itu sama saja dengan menyelisihi perintah dan ketetapannya yang pada akhirnya dapat menyebabkan dosa dan maksiat kepadanya.

.:|:.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (Q.S. Al Ahzab[33]: 21)
.:|:.


Related Posts:

  • Wanita-Wanita Pengukir Sejarah (bagian ke-2): Saudah binti Zam’ahNama lengkapnya Saudah binti Zam’ah bin Qais. Ia masuk Islam bersama suaminya, Sakran bin Amr, di masa awal dakwah Islam. la ikut berhijrah ke Habasyah (Ethiopia). Suaminya meninggal di Mekah setelah ia pulang dari Habasyah b… Read More
  • Engkau tahu, Hati-hati ini telah Berkumpul dalam cinta-MuDo'a Cinta Sang ImamYa Allah Engkau tahu, Hati-hati ini telah Berkumpul dalam cinta-Mu, Bertemu dalam taat-Mu, Menyatu menolong dakwah-Mu, Berjanji perjuangkan syariat-Mu, Maka eratkan ikatannya, Dan abadikan cintanya. (Do'a … Read More
  • Manhaj Haraki Apa itu Manhaj Haraki? Manhaj Haraki ialah langkah langkah terprogram atau manhajiah yang ditempuh Nabi dalam gerakan dakwahnya, semenjak awal kenabiannya sampai berpulang kepada Allah. Setiap gerakan dakwah atau gerakan Is… Read More
  • Tabiat jalan dakwah adalah perjuangan“Ijlis binaa nu’min saa’ah“ - mari duduk sesaat untuk memperbaharui iman. Itulah ungkapan Ibnu Mas’ud ra. seorang sahabat Rasulullah saw. bahwa Penguatan maknawiyah dengan terus menjaga dan memperbaharui iman harus terus dila… Read More
  • Berhentilah!.. Lurus!.. luruskan kembali niat Anda! Maju...!!!Dari para nabi hingga kita kini...Ketika Rasululah hijrah dari Mekah, beliau meminta Ali ra untuk tinggal menggantikan beliau di tempat tidur. Bukan sebagai tumbal, tetapi untuk mengembalikan barang-barang titipan kaum kafir … Read More

1 komentar:

  1. Allahumma inni atawajjahu ilaika binabiyyika nabiyyirrahmati Muhammadin shallallahu `alaihi wa alihi. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan (perantaraan) Nabi-Mu, nabi pembawa rahmat, Nabi Muhammad, shalawat atasnya dan atas keluarganya.

    ReplyDelete

Alim Mahdi adalah Founder www.mastersop.com

Konsultan SOP dan Penggagas "GERAKAN PENGUSAHA SADAR SOP"