Paket SOP Toko Retail Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Toko Retail Modern.

Key Performance Indicator (KPI)

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : Key Performance Indicator (KPI).

Konsultan SOP Perusahaan

Master SOP adalah Konsultan SOP dan Sistem Bisnis untuk bisnis yang Autopilot.

Paket SOP Garmen / Konveksi

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Garmen / Konveksi.

Paket SOP Resto Modern

Refrensi dan Contoh Lengkap Penyusunan SOP dari Produk Paket Serial Contoh SOP Perusahaan : SOP Resto Modern.

Wednesday, 27 February 2008

Perjalanan Ke Batam

Hari Senin tanggal 25 Februari 2008, tepatnya jam 8.30 pagi saya sudah ready di Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali. Setelah check-in dengan tiket Adam Air, saya harus menunggu selama 1.5 jam karena boarding baru dibuka jam 10.05 wita. Saya akhirnya cari tempat yang nyaman untuk bisa buka laptop, sambil ngisi waktu untuk browsing internet, standby di YM, dan posting tulisan baru di Blog. Ternyata di ruang tunggu boarding bandara Ngurah Rai susah mencari “stopkontak” untuk charge 'batery' laptop.
Setelah keliling akhirnya saya temukan juga di Gate 17, maka saya ambil posisi menghidupkan laptop, karena tidak ada hotspot gratis yang bisa di akses saya pake “Starone” dan tepat dugaan mbak Dona (DD Republika) lagi OL di YM. Syukurlah bisa titip-titip salam untuk temen-temen di DD dan titip do’a biar lancar.

Itulah, awal dari perjalan saya ke Batam mewakili DSM Bali dalam rangka menghadiri Wokshop Gerakan Zakat Indonesia (26 – 28 Februari 2008) di Hotel Pusat Informasi Haji (PIH) Batam. Sebanyak 13 pimpinan Lembaga Amil Zakat dari berbagai daera akan hadir di acara ini.
Jam 11.15 transit di bandara Soekarno Hatta Cengkareng dan tanpa diduga ketemu dengan mas Panji dari LAZ Lampung Peduli di Gate C5 dan satu pesawat menuju Batam. Setelah menunggu sebentar kami boarding dan pesawat takeoff jam 12.30 menuju Batam. Alhamdulillah perjalanan lancar dan sampai di bandara Hangnadim Batam, jam 2.15 siang. Dan langsung disambut oleh pak Marzuki dengan mobil angkutan gratis untuk pelajar milik DSIN Batam kami menuju Holiday Hotel di kawasan Nagoya tempat nginap sementara kami.

Ba’da maghrib janjian kopdar dengan mbak Ani temen Blogger di Batam. Sekitar jam 19.30 Mba Ani bersama suami, mas Faris Antoni dan putranya Reza tiba di hotel dan kami berbincang cukup banyak dan sempat berfoto bersama. Kesan selama ini tentang mbak Ani memang terbukti, mbak Ani dan keluarganya sangat baik dan perhatian sekali kepada saya, Di sela kesibukan dan keterbatasan waktu serta tempat yang jauh masih menyempatkan bertemu dengan saya. Dalam hati saya berdoa semoga Allah membalas segala kebaikan Mbak Ani dan keluarganya. Amin
Malamnya kami, bersama Adi Apriliansah dari DSIM Palembang, Yohan dari Banjar Peduli, diajak makan dan jalan-jalan oleh mas Cahyo, Manajer Marketing DSNI. Setelah makan malam di tempat makan “Batam Kuring” kami berkeliling kota. Kesan saya gedung-gedung dan performance kota Batam mempunyai ‘Aura’ Tionghoa dengan fasilitas standar Internasional. Wallahu’alam

Monday, 25 February 2008

Jalin Kebersamaan

Sunday, 24 February 2008

STRATEGY PROGRAM LEMBAGA ZAKAT

ISU PENGUATAN LEMBAGA
Case study : DSM Bali

Kompleksitas hidup apa yang bisa disederhanakan lewat produk kita?
Sadarkah Anda, semakin produk Anda masuk dan menjadi bagian yang tidak terpisah dari persoalan hidup manusia, semakin dasyat pula produk Anda?
Syarat Program :
- Dibutuhkan
- Marketable
- dan Syar’i

Program Unggulan DSM Bali:
1. Rumah Asuh Madani (RAM)
- Denpasar (Rumah lantai 4) – 12 orang
- Negara (200 M2) – > 100 orang

2. Layanan Kesehatan Madani (LKM)
- Jl. Pulau Buton Denpasar
- LKM Keliling

3. Siswa dan Guru Madani (SIGMA)
- Siswa (200 siswa)
- Guru Pedalaman

4. Komunitas Guru Ngaji
- Guru Ngaji
- Target awal 100 guru Ngaji
- Pelatihan al-Quran, motivasi training, micro teaching, quantum teaching,
Sertifikasi guru Ngaji, ta’lim rutin, aksi sosial & kemanusiaan, event
keagamaan (PHBI), penyaluran dan distribusi guru Ngaji dan fundraising kegiatan.

5. Taman Belajar Padang Lalang
- Taman Belajar Alquran
- Pejaran Anak-anak Sekolah
- Perpustakaan untuk Anak

6. DD Travel Perwakilan Bali
- Umroh dan Haji

7. THK dan lain-lain

Friday, 22 February 2008

WORKSHOP GERAKAN ZAKAT INDONESIA DI BATAM (26 -28 Februari 08)

Hari-hari ini begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, maklum karena Senin pagi, 25 Februari saya sudah harus terbang ke Batam untuk mengikuti Workshop Gerakan Zakat di Batam (DSNI Batam sebagai tuan rumah).
Mengikuti acara ini tidak bisa diwakilkan, maka saya sendiri mewakili DSM Bali harus berkemas mempersiapkan keberangkatan ke Batam.
Workshop Gerakan Zakat Indonesia yang digagas Dompet Dhuafa Republika ini adalah lanjutan dari Silaknas Gerakan Zakat Indonesia yang dilaksanakan di Bali (27 - 29 November 2007). Jika di Bali Silaknas menghasilkan Resolusi Gerakan Zakat Indonesia, lalu apa yang akan dihasilkan pada Workshop Gerakan Zakat Indonesia ini?
Apakah akan menghasilkan 'Blue Print’ Gerakan Zakat Indonesia? ini juga yang kami tunggu.

Nampaknya rundown acara sangat padat dari pagi sampai malam hari. Workshop akan membahas tentang Prinsip Gerakan Zakat Indonesia, Tujuan, Fungsi dan Tugas Pokok Gerakan Zakat Indonesia, serta Aturan Dasar dan Pengembangan Gerakan Zakat Indonesia. Dan sarasehan yang akan diisi oleh pakar Zakat dan orang nomor satu Dompet Dhuafa Republika, Ahmad Juwaini dan Rahmad Riyadi, dengan materi Arah gerakan zakat dan Konstruksi Gerakan Zakat Indonesia.

Dan tidak kalah serunya pakar zakat dan social entrepreneur yang baru mengeluarkan buku "Politik Zakat", mas Erie Sudewo akan menyampaikan tentang "Kapita Selekta Gerakan Zakat Indonesia” pada acara Sarasehan dan Workshop Gerakan Zakat Indonesia di Batam ini. Mari kita tunggu hasilnya. Semoga workshop ini nantinya akan membawa perubahan yang lebih baik dalam dunia per-Zakat-an Nasional. Wallahu’alam.

Wednesday, 20 February 2008

Komunitas Guru Ngaji, siapa yang peduli?

Rabu siang, 20 Februari 2008. Di lantai dua Graha Zakat DSM Bali, Jl. Diponegoro 157 Denpasar. DSM Bali mengundang beberapa guru ngaji se-kota Denpasar. Pertemuan ini adalah kali ketiga dalam rangka pembahasan pembentukan Komunitas Guru Ngaji yang difasilitasi oleh DSM Bali.
Mungkin tak banyak di antara kita yang menginginkan anaknya berprofesi sebagai guru Ngaji. Kalaupun ada, mengajar ngaji hanya selain kalah populer dengan instruktur senam, renang atau musik misalnya, profesi guru Ngaji juga tidak menjanjikan apa-apa dari segi materi. Padahal profesi “menjaga firman Allah” ini sangatlah mulia dan penting bagi umat. Rasulullah bersabda: "yang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya".
Kenyataan ironis inilah yang coba dijawab oleh Dompet Sosial Madani Bali (DSMB) yang menggagas pembentukan sebuah forum yang menyatukan guru-guru ngaji se-Denpasar.
Gagasan itu diawali oleh DSM Bali dengan mengundang sekitar 100 orang guru Ngaji se-Denpasar sembari sharing pendapat. Gagasan ini memang dilandasi dari keprihatinan terhadap guru Ngaji terutama mengenai kesejahteraannya. Guru Ngaji perlu difasilitasi untuk membentuk suatu forum, yang nantinya lewat forum tersebut setidaknya mereka bisa memiliki nilai tawar di masyarakat. Karena itu guru Ngaji harus juga profesional.

Sekedar membandingkan banyak guru Ngaji yang kerja dari pagi sampai sore hanya memperoleh “uang lelah” sebesar 40 ribu, di sisi lain ada instruktur renang yang mengajar seminggu sekali honornya mencapai 1 juta. “Ini kan ironis, padahal menjadi guru ngaji perlu ilmu, perlu sekolah, latihan dan sebagainya. Guru Ngaji juga perlu diberdayakan dan diperkuat posisinya, karena guru ngaji juga manusia kan!?..

Melalui forum inilah, DSM Bali, nantinya akan memberikan bantuan pelatihan guna meningkatkan kemampuan di samping “memasarkan” guru –guru ngaji tersebut ke perorangan maupun ke instansi-instansi.

Forum ini nanti akan dibentuk dan melibatkan guru-guru ngaji itu sendiri baik struktur maupun kepengurusannya. Sedangkan DSM Bali, hanya sebagai support manajemen dan memberikan fasilitas yang diperlukan. Bentuk-bentuk Kegiatan yang digagas adalah berupa: pelatihan al-Quran, motivasi training, micro teaching, quantum teaching, Sertifikasi guru Ngaji, ta’lim rutin, aksi sosial & kemanusiaan, event keagamaan (PHBI), penyaluran dan distribusi guru Ngaji dan fundraising kegiatan.

Gagasan ini pun direspon positif. Mursyid Azis, seorang guru Ngaji yang mengajar di TPQ Al – Iman mengatakan sangat setuju dengan adanya forum guru Ngaji seperti ini. Menurut Azis, pembentukan forum guru Ngaji ini diharapkan bisa menjadikan profesi guru ngaji dipandang lebih layak oleh masyarakat. “Nah, soal pelatihan, saya sangat setuju. Selama ini memang hampir bisa dikatakan tidak ada pelatihan khusus bagi guru Ngaji. Padahal kita juga perlu meningkatkan kelimuan,” katanya.
Senada dengan Azis, Juwaini Djamil pengasuh TK TPQ Muslimin Al Ikhsan Sanur menegaskan menegaskan dukungannya dengan mengatakan forum ini akan lebih baik jika secepatnya terbentuk. Pembentukan forum ini akan dimatangkan dengan pembentukan pengurus pada pertemuan lanjutan dengan melibatkan para guru Ngaji tersebut. Wallahu’alam.

Monday, 18 February 2008

Perlukah LAZ membangun Call Center?

Sebenarnya tulisan ini tidak dikhususkan kepada LAZ (Lembaga Amil Zakat) saja, tetapi kepada institusi apa saja yang banyak berhadapan dengan customer. Bahkan Call Center telah banyak diterapkan oleh perusahaan besar di dunia. Jadi tulisan ini hanya untuk menyadarkan rekan-rekan yang bergerak di LAZ tentang pentingnya Call Center. Karena perkembangan lembaga sangat dipengaruhi oleh kemudahan dan kecepatan layanan kita kepada Donatur. Dan siapapun boleh membaca tulisan ini. Dan dipastikan tidak akan rugi.

Mungkin kita pernah berfikir untuk membangun sebuah Call Center dalam rangka untuk mempertahankan customer/pelanggan kita supaya tidak lari. Karena semakin besar perusahaan atau lembaga kita, semakin banyak permasalahan pelanggan yang harus dihadapi maka bagaimana menciptakan customer care yang kokoh adalah suatu keniscayaan.
Di bawah ini beberapa pertimbangan yang diberikan oleh Yuliana Agung, MBA, Chief Executive Officer CCSL, dalam membangun Call Center.

Mengelola call center membutuhkan keahlian yang khusus. Berbeda dengan face to face customer service, sifat call center lebih pada ketanggapan dan kecepatan melayani. Mereka harus bisa berfikir cepat dalam menjawab pertanyaan pelanggan melalui telepon dan yang terpenting juga, harus siap menghadapi kemarahan pelanggan. Sebagian besar pelanggan lebih suka marah melalui telepon dibandingkan datang ke perusahaan Anda.
Membuat service level agreement (SLA) sehingga terjadi keseragaman dalam menanggapi keluhan pelanggan. Anda harus membuat SLA yang tepat dan mempertimbangkan banyak aspek sehingga tidak banyak kasus-kasus yang sulit terselesaikan. Demikian halnya dalam proses pelayanan, semua hal harus dipertimbangkan dengan baik agar respon yang diberikan juga cepat.

Anda juga harus memiliki perlengkapan IT dan teknologi yang baik. Karena kegagalan bisa disebabkan oleh kuatnya kemampuan database yang kita Anda miliki.
Terakhir adalah kegagalan juga bisa disebabkan karena kurangnya membangun sinergi dengan bagian lainnya karena tidak semua masalah bisa diselesaikan secara langsung dan kadang membutuhkan bantuan pihak lain.
Hal-hal di atas sebenarnya barulah sedikit dari begitu banyak yang bisa mempengaruhi kegagalan dan kesuksesan sebuah call center.
Sekali lagi strategi ini hanya sekedar teori sebelum kita lakukan dan dibuktikan sendiri. Wallahu’alam

Taman Belajar Padang Lalang

Launching DD Travel & Taman Belajar Padang Lalang
DSM Bali Gelar Bazaar Sembako Murah & Pengobatan & Kesehatan Gratis
Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, Minggu 17 Februari 2008 seputar Jalan Padang Lalang No 2 (Depan RS Medistra Jalan Mahendradata Denpasar) yang biasanya sepi menjadi ramai. Ratusan warga sekitar banjar Mekar Buana berbondong-bondong mendatangi tempat Bazaar Sembako Murah dan Kesehatan Gratis yang diadakan DSM Bali.

Dompet Sosial Madani Bali (DSMB) terus berkreasi dengan sejumlah program untuk masyarakat. Menyusul program LKM, SIGMA yang telah eksis, serta Rumah Asuh Madani (RAM), kini DSM Bali siap melaunching program barunya, yakni biro perjalanan haji – umrah DD Travel Perwakilan Bali, pada.
Menurut Manager Program dan Pendayagunaan DSM Bali, Hendry Sulistiono, DD Travel ini merupakan perwakilan DD Travel di Jakarta yang didukung lembaga besar yaitu Dompet Dhuafa Republika.
Yang berbeda dari biro perjalanan Haji-Umrah DD Travel ini, selain akan dibimbing langsung ustad yang berpengalaman yakni KH Didin Hafidhuddin dan Ust Bobby Heriwibowo Lc, keuntungan DD Travel akan langsung disalurkan kepada kaum miskin. Jadi peserta bisa berhaji atau umrah sekaligus beramal,” papar Hendry.
Hendry menambahkan, tampaknya layanan Biro Perjalanan Haji – Umroh ini sudah mendapat respon positif dari masyarakat. ”Sekarang saja sudah ada tiga orang yang siap berangkat haji melalui jasa DD Travel Perwakilan Bali,” ungkapnya.
Selain DD Travel, dalam kesempatan yang sama DSM Bali juga meresmikan Taman Belajar Padang Lalang, sebuah sarana belajar gratis bagi masyarakat.
Untuk sementara ini program utamanya adalah bimbingan membaca Al-Quran bagi anak usia 5 – 15 tahun. Namun untuk ke depan akan dirintis juga ilmu-ilmu umum, seperti bahasa Inggris dan keterampilan lainnya. Dan perpustakaan umum untuk anak-anak usia sekolah.
Hendry menjelaskan, kedua program tersebut tujuannya untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan perjalanan haji – umrah yang lebih baik serta ketersediaan layanan pendidikan gratis bagi masyarakat.
Acara peresmian akan diisi dengan acara sosial berupa bazaar sembako murah dan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Banjar Mekar Buana. Sembako murah akan didistribusikan kepada sekitar 300 warga sekitar yang pendistribusiannya bekerja sama dengan klian dinas banjar Mekar Buana.
”Ini dalam rangka kami mendekatkan diri kepada masyarakat, sekaligus mengumumkan bahwa kami akan berkantor di sana. Harapannya masyarakat sekitar bisa menerima kami dan bisa bersinergi dengan program-program layanan kami,” ujar Hendry.
Klian dinas banjar Mekar Buana, Ketut Sukadana. Dalam sambutannya berpesan, supaya kebersamaan warga tetap terjalin, semoga dengan kehadiran DSM Bali warga yang tidak mampu bisa terbantu dengan program beasiswa, layanan kesehatan madani dan taman belajar Padang Lalang. Klian dinas yang berasal dari Singaraja ini juga menyampaikan bahwa warga banjar Mekar Buana berjumlah 270 KK dan semuanya adalah pendatang, baik dari luar Denpasar maupun luar Bali.
Selain dihadiri oleh klian dinas banjar Mekar Buana, acara ini dihadiri pula oleh Ketua Takmir Masjid Baitul Makmur, dan beberapa Tokoh dan Donatur DSM Bali.

Sunday, 17 February 2008

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (1)

(Tuhan) Yang Maha Pemurah,
Yang telah mengajarkan al Quran.
Dia menciptakan manusia.
Mengajarnya pandai berbicara.
Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada Nya.
Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).
Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.
Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.
Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya).
Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.
Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,
dan Dia menciptakan jin dari nyala api.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Dan kepunyaanNya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

(Sumber : Qur’an, surat : Ar Rahman [Yang Maha Pemurah] : 1 – 25)bersambung...

Friday, 15 February 2008

SE-ABAD BUYA HAMKA

“ULAMA YANG MEMBUMI
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) yang akrab dipanggil dengan Buya Hamka (1908 – 1981). Kelahiran Sungai Batang, Sumatera Barat, 16 Februari 1908. Hamka adalah Ulama dan penulis Islam Indonesia Modern, seorang sastrawan dan pujangga. Beliau dikenal sebagai pribadi lembut namun berkarakter, sosok halus tapi berprinsip, dan tokoh modernis yang kharismatik. Dakwahnya sejuk menyirami dahaga spiritual umat.

Acara dakwahnya di radio dan televise (TVRI saat itu) selalu ditunggu jutaan orang. Tokoh Islam ini termasuk orang terdepan dalam sejarah perkembangan Islam abad modern di Indonesia. Namun sayangnya, saat ini tak banyak anak mudah yang mengkaji ketokohannya. Sebaliknya, nama Hamka malah makin berkibar di negeri tetangga, terutama Malaysia dan Singapura. Museum Hamka yang berlokasi di tepi Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat ini lebih banyak dikunjungi wisatawan dari negeri jiran ketimbang wisatawan lokal.
Dalam memperingati “100 Tahun Buya Hamka”. Masjid Agung Al Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, akan meluncurkan buku 10 Tahun Buya Hamka, situs http://www.buyahamka.com/ dan Perpustakaan Buya Hamka.
Tokoh besar itu telah tiada, namun karyanya dinikmati hingga kini oleh umat Islam. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Buya Hamka wafat meninggalkan nama besar dan karya-karya monumental. Wallahu’alam. (Source: dari beberapa sumber).

Launching DD Travel

DSM Bali Gelar Bazaar Sembako Murah

Dompet Sosial Madani Bali (DSMB) terus berkreasi dengan sejumlah program untuk masyarakat. Menyusul program LKM, SIGMA yang telah eksis, serta Rumah Asuh Madani (RAM), kini DSM Bali siap melaunching program barunya, yakni biro perjalanan haji – umrah DD Travel Perwakilan Bali, pada. Minggu 17 Februari 2008 di Jalan Padang Lalang No 2 (Depan RS Medistra Jalan Mahendradata Denpasar) sekaligus meresmikan kantornya.

Menurut Manager Program dan Pendayagunaan DSM Bali, Hendry Sulistiono, DD Travel ini merupakan perwakilan DD Travel di Jakarta yang didukung lembaga besar yaitu Dompet Dhuafa Republika.
Yang berbeda dari biro perjalanan Haji-Umrah DD Travel ini, selain akan dibimbing langsung ustad yang berpengalaman yakni KH Didin Hafidhuddin dan Ust Bobby Heriwibowo Lc, keuntungan DD Travel akan langsung disalurkan kepada kaum miskin. Jadi peserta bisa berhaji atau umrah sekaligus beramal,” papar Hendry.
Hendry menambahkan, tampaknya layanan Biro Perjalanan Haji – Umroh ini sudah mendapat respon positif dari masyarakat. ”Sekarang saja sudah ada tiga orang yang siap berangkat haji melalui jasa DD Travel Perwakilan Bali,” ungkapnya.
Selain DD Travel, dalam kesempatan yang sama DSM Bali juga meresmikan ”Taman Belajar Padang Lalang”, sebuah sarana belajar gratis bagi masyarakat. Untuk sementara ini program utamanya adalah bimbingan membaca Al-Quran bagi anak usia 5 – 15 tahun. Namun untuk ke depan akan dirintis juga ilmu-ilmu umum dan perpustakaan anak.
Hendry menjelaskan, kedua program tersebut tujuannya untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan perjalanan haji – umrah yang lebih baik serta ketersediaan layanan pendidikan murah bagi masyarakat.
Acara peresmian akan diisi dengan acara sosial berupa bazaar sembako murah dan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Banjar Mekar Buana. Sembako murah akan didistribusikan kepada sekitar 300 warga sekitar yang pendistribusiannya bekerja sama dengan klian dinas, Ketut Sukadana, yang juga akan memberikan sambutan dan tokoh masyarakat sekitar.
”Ini dalam rangka kami mendekatkan diri kepada masyarakat, sekaligus mengumumkan bahwa kami akan berkantor di sana. Harapannya masyarakat sekitar bisa menerima kami dan bisa bersinergi dengan program-program layanan kami,” ujar Hendry.

Tuesday, 5 February 2008

Sinergi LAZ wilayah timur

Menggagas sinergi LAZ wilayah timur:
RIZKI Jember Silaturrahim ke DSM Bali

Setelah menerima kunjungan dari LAZ YKSU Bali (22/1/08). Giliran pada hari Sabtu, 3 Pebruari 2008 yang lalu, DSM Bali kembali menerima kunjungan dari LAZ RIZKI Jember.
Kunjungan silaturahim yang langsung dikomandani oleh direktur LAZ RIZKI, Ismed Sanditama itu berjumlah tujuh orang personil, dengan tujuan untuk melakukan Brand Marking di DSM Bali dan Hikmah Foundation, Bedugul.

Rombongan langsung disambut oleh Direktur DSM Bali, Akh. Alim Mahdi (penulis sendiriJ), dan ditemani beberapa personel di bidang keuangan, fundraising, program, dan media. Acara di lantai dua Graha Zakat DSM itu diawali dengan ta’aruf dengan penuh keakraban, kemudian dilanjutkan sharing tentang program penghimpunan dan pengelolaan Zakat, serta program pemberdayaan masyarakat. Agus Rohaman, Manajer Wakaf dan Pemberdayaan Rizki membagi pengalamannya tentang pengelolaan wakaf yang telah dilakukan. Yang menarik adalah pembicaraan tentang sinergi antar LAZ terutama di wilayah Regional, Jatim, Bali dan NTB. DSM Bali dan Rizki Jember menyadari perlu adanya sinergi dalam bentuk peningkatan kapasitas dan peningkatan komunikasi antar lembaga pengelola zakat terutama dalam wilayah regional, dengan cara mengadakan suatu pertemuan bersama, berupa pelatihan, seminar, dan menggarap isu bersama dalam rangka untuk memperkokoh posisi lembaga sehingga lebih bermanfaat bagi umat. Tahap awal digagas adanya pertemuan antar pimpinan RIZKI, DSM, dan LAZ DASI NTB. Ketika dihubungi via telpon (5/2/8) Muhammad Firad direktur DASI NTB menyatakan setuju dan DASI NTB bersedia menjadi tuan rumah bertemuan antar LAZ di wilayah Jatim, Bali dan NTB.Pertemuan diakhiri dengan pemberian cinderamata dari Direktur LAZ RIZKI kepada Direktur LAZ DSM Bali. Akhirnya rombongan LAZ yang penerimaan per bulannya rata-rata Rp. 40 juta tersebut melanjutkan perjalan ke Hikmah Foundation, Bedugul – Bali. Selamat jalan, ilal liqo’, sampai bertemu lagi dengan harapan baru, semangat baru. Wallahu’alam.

Monday, 4 February 2008

ZAKAT: 33.3 Persen Min 2.5 Persen

PERINTAH berzakat - salah satu rukun Islam – tertera secara gamblang pada banyak ayat Al Qur’an maupun hadits Nabi. Khalifah Abu Bakar sampai memerangi kaum yang enggan berzakat. Islam sangat serius menyikapi zakat. Kini juga kian banyak lembaga yang serius menggalang dan mengelola zakat demi mengoptimalkan zakat sebagai pengentas kemiskinan, kebodohan dan sederet permasalahan umat.

Besaran zakat, khususnya zakat harta yang 2.5 persen, sejatinya amat kecil dibanding total pendapatan kita, karena masih tersisa 97.5 persen lagi. Tarif zakat jauh di bawah pajak (pajak progresif individu antara 5 persen sampai dengan 35 persen; pajak badan usaha, 10 persen sampai dengan 30 persen). Anggaplah seorang karyawan bergaji 5juta rupiah, maka dia hanya wajib berzakat sebesar 125 ribu rupiah, nominal yang sangat kecil, tak lebih mahal dari sepotong t-shirt bermerk.

Di masa sahabat Nabi, selain ciri kesalihan spiritual, ditandai punya dengan kesalihan sosial. Generasi awal Islam seperti Abu Bakar ikhlas menginfakkan seluruh hartanya; Umar menginfakkan separoh hartanya; lalu Ustman bin Affan, Abdurrahman bin Auf dan lain-lain yang tak kalah hebat dalam berinfak. Mereka, jawara-jawara infak yang tak puas sebatas berzakat 2.5 persen. Kebanyakan orang dengan kedermawanan tinggi bertanya, masa zakat hanya 2.5 persen? Mereka merasa belum cukup menebus cinta Allah dan Rasul-Nya hanya dengan 2.5 persen dari pendapatan mereka. Mereka faham benar makna surat Ali Imran ayat
92:” Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan, sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”

Kendati begitu, toh, didasari kecintaan kepada umatnya, Rasulullah membatasi besaran infak maksimal 1/3 harta atau sekitar 33.3 persen. Nilai ini bagi masyarakat sekarang sangat fenomenal, mungkin sedikit sekali yang sanggup mengeluarkan 33.3 persen dari hartanya di jalan Allah. Ini angka maksimal, tak apa berinfak kurang dari itu. Namun, ini peluang bagi pendamba cinta Sang Khalik. Usai tunaikan zakat 2.5 persen, susul dengan amal ibadah maaliyah lain sebesar ”33.3 persen min 2.5 persen”, atau 30.8 persen. Salah satu yang disyariatkan- Nya, wakaf, atau shadaqah jariyah: amal ibadah harta yang pahalanya mengalir abadi dan manfaatnya terus dapat dirasakan oleh mauquf alaih (penerima manfaat wakaf).

Menggeser 2.5 persen menuju 33.3 persen, bukan perkara gampang. Perlu ikhtiar optimal mentransfer kebajikan ke seluruh lapisan masyarakat. Menikmati harta benda untuk diri sendiri, itu biasa, rela melepaskan harta yang dicintai untuk orang lain, itu luar biasa.
(Herman Budianto)

Sunday, 3 February 2008

BUZZING: Sensasi suara lebah

Strategy Marketing: Sensasi suara lebah
Dengungan lebah adalah suara yang punya banyak makna. Tentu saja buat sang lebah sendiri, bukan buat kita. Bagi lebah, setiap dengung memiliki banyak arti – sekalipun kita menandainya sama. Suara dengungan pada sebuah komunitas – kita sebut sebagai buzzing – menjadi semacam dengungan lebah yang hanya bisa dipahami oleh komunitas itu sendiri.

Menariknya, Buzzing jauh lebih didengar oleh komunitas itu sendiri dibandingkan dengan iklan segencar apapun, semahal apapun, dan sekolosal apa pun. Sekalipun kecil dan tidak beraturan, dengungan suara komunitas memiliki makna yang semakin dalam bagi komunitasnya itu sendiri.Bagi pemilik merek, dengungan itu menjadi sebuah tanda seru besar untuk dipahami. Sebab, begitu suara dengungan komunitas itu bisa teruraikan kodenya, itu berarti penghematan miliaran rupiah untuk anggaran iklan. Sayangnya, tanda seru besar ini belum terbaca sebagai anatomi yang bisa dibedah dan dimanfaatkan untuk keperluan pencitraan merek, dan tentunya pemasaran.Bagaimana cara membaca tanda seru besar dan mengurai kodenya?

Bagaimana Memanfaatkan Buzzing?
ita harus terlebih dahulu Pahami Triple : Character (Karekter produk), Consideration (Komunitas, Masyarakat-sasaran), Communication (Komunitas utama, kelompok pendukung, dan public sebagai konsumen).Buzzing dalam suatu komunitas tidak bisa ditebak-tebak atau dideteksi dengan riset kuantitatif. Kurva normal tidak berlaku untuk buzzing, karena memang keunikan komunitas yang menjadi inti dasar komunikasinya. Mau tidak mau, kita harus tongkrongin untuk memahami anatomi sebuah komunitas.Secara detil, harus kita gambarkan model stimulus-respon yang muncul dari karakter komunitasnya, kemudian bagaimana kata-kata kunci yang bisa menyentuh “hot button” masyarakat untuk merespon buzzing, dan efek domino yang terjadi dalam proses komunikasi di antara komunitas inti, komunitas pendukung dan masyarakat itu sendiri.Dengan memahani anatomi Buzzing, kita akan mendapatkan kata-kata kunci dari masyarakat mengenai ketidaksukaan mereka terhadap kelemahan produk kita dan produk competitor. Kita jadi paham ketika mendengar plesetan-plesetan (negatif) yang berkaitan dengan merek kita. Dan akan menghemat biaya promosi. Asal, ya itu tadi, mau menyempatkan diri untuk nongkrong.Sekali lagi strategi ini hanya sekedar teori sebelum kita lakukan dan dibuktikan sendiri. Wallahu’alamDikutip dari Majalah marketing, Silih Agung Wasesa, Managing Partner Asia PR.

Saturday, 2 February 2008

Dari ZISWAF kita bangun Bali

Sebuah fakta terhampar di depan mata. Setiap jum'at berulang-ulang. Saya lebih sering menunaikan shalat jum'at di Masjid An Nur, salah satu masjid besar di Bali yang letaknya di bilangan jalan Diponegoro, dekat dengan kantor saya. Orang-orang berpakaian lusuh itu datang sebelum jamaah jum'at banyak berdatangan ke masjid. Duduk-duduk di trotoar yang menyatu dengan emperan masjid. Tangan mereka mengatung, memohon simpati, memelas. Mirisnya, saat adzan berkumandang dan sholat jum'at ditunaikan mereka tidak sholat. Aneh?Aneh? Benar. Karena ternyata mereka orang asli Bali yang kebetulan miskin!

Fenomena ini terang saja mengecohkan saya, mungkin juga Anda. Secara fisik, tak ada bedanya dengan mereka pendatang dari Jawa atau masyarakat Bali yang berasal dari Karangasem, Klungkung, Gianyar, atau Buleleng. Sebab pada prinsipnya mereka tampilannya sama, melas dan kumuh.
Saya mencoba mencari tahu tentang pengimis lokal ini. Mendatangi beberapa masjid dan tempat yang sering dijadikan pangkalan. Bahkan juga tanpa disengaja ketika saya makan Tahu Telor bersama istri di pedagang kaki lima di Sanglah, mereka sering mendatangi saya, lalu meminta belas kasihan. Pernah seorang anak kecil menghampiri saya, tanpa berucap lalu menarik-narik baju saya seraya menengadahkan tangan. Sebelum memberi beberapa recehan, saya tanya, ”Ibunya mana?” ”Sana..” (disana sambil menujuk tempat yang di maksud), jawabnya. ”Namanya siapa?” lanjut saya. ”Ayu.” ujarnya. ”Dari mana?” ”Bangli”. Selanjutnya saya tidak bertanya lagi. Cuma berpesan kepada Ayu, agar jangan mau disuruh ibunya begitu lagi.
Realistis, bahwa kemiskinan di Bali sampai saat ini belum banyak tertangani. Bukan yang berasal dari masyarakat pendatang, tapi justru dari masyarakat Bali sendiri. Selama para mereka itu masih berkeliaran di masjid-masjid, mendatangi orang per orang, maka penyakit sosial ini masih tetap ada dan harus diberantas.Disinilah urgensinya, kepedulian kita tertantang, berfikir bagaimana caranya kita bisa membangun Bali. Sekaligus menciptakan posisi tawar keberadaan umat Islam di Bali. Tidak lagi sekedar ngontrak rumah, lalu 'mengeksploitasi' sumber daya Bali, tapi terlibat aktif bersama, menjadi komponen masyarakat Bali membangun Bali: mengentaskan kemiskinan, membangun sarana atau fasilitas umum, menciptakan stabilitas keamanan, menciptakan iklim investasi yang kondusif, dan lain-lain. Kita punya potensi sumber dana yang besar dari dana ZISWAF. Jika kita bisa menunaikannya sebagaimana seharusnya, maka mudah bagi kita untuk membangun Bali, lewat program-program yang bernilai pemberdayaan dan penyejahteraan. Kontribusi umat Islam menjadi riil. Eksistensi diakui secara de facto dari sisi jumlah dan kontribusi. Kepercayaan orang Bali terhadap umat Islam meningkat. Sungguh luar biasa. Jadi, mari kita menjadi komponen Bali, membangun Bali. Menghilangkan atau paling tidak mengurangi kemiskinan masyarakat Bali. Wallahu'alam.
Kunjungi juga:
Oleh-oleh dari Silaknas Budugul - Bali
Sisi Lain Pulau Bali
Rp. 51 milyar, Potensi Zakat di Bali
Bali: Potret Kemiskinan dan Potensi Zakat
CSR: Peluang yang dianggap Beban
Catatan dari Silaknas DD di Bali
VISI ZAKAT: Merubah Mustahik menjadi Muzakki

Friday, 1 February 2008

Bisakah dana ZIS untuk Membangun Bali?

Sebenarnya pertanyaan umumnya adalah bisakah dana ZIS digunakan untuk pembangunan untuk kepentingan yang lebih luas, tidak hanya bagi umat Islam saja? Jadi, Bali hanya pengususan saja, karena kita tinggal dan menetap di Bali.
Menurut Ustadz Mahmudi Shadiqun, Lc, koridor penggunaannya tidak boleh lepas dari delapan ashnaf yang berhak menerima zakat. Tidak boleh dilebihkan menjadi sembilan, atau dikurangi menjadi tujuh atau enam.
Lebih lanjut Ia menambahkan, bahwa ada pintu masuk yang lebih pas sebenarnya jika diperuntukkan bagi delapan ashnaf yang bukan muslim, yaitu muallaf. Definisi muallaf ada tiga. Pertama, orang yang baru masuk Islam, kedua orang yang punya kecenderungan masuk Islam. keduanya bisa diberikan zakat agar menjadi kuat keyakinannya terhadap Islam. Difinisi ketiga adalah orang non muslim yang punya prilaku yang buruk terhadap Islam, maka bisa zakat bisa diberikan untuk menghindari dampak mudharatnya. Sedangkan untuk ashnaf fakir dan miskin, sebagian besar ulama berpendapat bahwa zakat untuk fakir miskin adalah yang beragama Islam saja. Namun ada sebagian kecil ulama berpendapat fakir miskin juga berarti untuk orang diluar Islam.
Hal senada juga tertuang dalam tulisan Eri Sudewo dalam buku Manajemen Zakat. Ia menuliskan bahwa:
'Kemiskinan bersifat universal. Kemiskinan tidak memandang siapapun mereka, apa latar belakang mereka, dan dimana mereka berada. Kemiskinan bisa datang tiba-tiba. Bencana alam, konflik sosial, atau serangan tiba-tiba yang sering diperagakan oleh Amerika, merupakan cara pemiskinan massal yang cepat. Maka siapaun bisa miskin, tak peduli tadinya ia anak presiden atau anak seorang mentri.
Karena kemiskinanmelanda siapapun, dimanapun dalam konsisi apapun, lembaga zakat tak boleh mementingkan satu golongan, atau menelantarkan kelompok yang lain karena perbedaan latar belakang. Zakat ditujukan untuk delapan golongan mustahik. Siapaun yang masuk dalam golongan itu, berhak atas dana zakat.' (Sudewo, 2004; hal. 50)

Kunjungi juga:
Oleh-oleh dari Silaknas Budugul - Bali
Sisi Lain Pulau Bali
Rp. 51 milyar, Potensi Zakat di Bali
Bali : Potret Kemiskinan dan Potensi Zakat
CSR: Peluang yang dianggap Beban
Catatan dari Silaknas DD di Bali
VISI ZAKAT: Merubah Mustahik menjadi Muzakki